Bupati Sarolangun Hurmin dan wakil bupatinya, Gerry Trisatwika tengah heboh di media sosial (medsos) saat turun meninjau banjir di daerahnya itu. Kepala daerah yang baru saja dilantik tersebut dihujat oleh para netizen karena disebut hanya berada di atas perahu ketika di lokasi banjir.
Unggahan video bupati dan wakil bupati di atas perahu saat ninjau banjir itu kemudian viral. Keduanya dihujat lantaran tak mau turun dari perahu dan merasakan langsung kesusahan warga saat terendam banjir.
Juru Bicara Pemkab Sarolangun Jambi, Ahmad Nasri ikut angkat bicara soal video yang diunggah di medsos itu. Dia mengatakan bahwa apa yang dinarasikan soal bupati dan wabup yang tidak mau turun rasakan banjir itu adalah hal yang tidak benar.
"Sepengetahuan saya kondisi demikian itu tidak benar," kata Nasri membantah atas video yang viral di medsos itu kepada detikSumbagsel, Kamis (13/3/2025)
Dari video yang diterima detikSumbagsel, Hurmin dan Gerry itu meninjau banjir dengan menggunakan pakai dinas selaku kepala daerah. Mereka meninjau langsung banjir di kawasan terdampak banjir di Sarolangun tepatnya pada 3 Maret 2025 lalu.
Nasri juga mengaku, saat peninjauan banjir yang dilakukan oleh bupati serta wakil bupati tersebut terbilang cukup banyak lokasi yang dikunjungi. Menurut dia, saat peninjauan banjir itu ada yang mesti di lalui dengan perahu dan ada yang juga berjalan kaki.
"Jadi, saat itu banyak lokasi yang dikunjungi oleh pak bupati dan wakil bupati ada yang menggunakan perahu jika lokasinya terdampak banjir cukup dalam yang mana tidak bisa diarungi dengan jalan kaki ya. Lalu ada juga sebagian besar jika beliau turun ninjau banjir dengan langsung mengarungi banjir dengan berjalan kaki," ujar Nasri.
Dikatakan Nasri, saat peninjauan banjir menggunakan perahu itu dilakukan di kawasan Karang Mendapo dan Ladang Panjang. Kawasan itu dianggap cukup parah terdampak dan cukup dalam ketinggian banjirnya sehingga harus menggunakan perahu.
Sejauh ini, Nasri menyebutkan bahwa untuk kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Sarolangun itu terdapat 5 kecamatan. Dari 5 kecamatan itu, lokasi terdampak banjir berdekatan dengan sungai besar, seperti Sungai Tembesi dan Sungai Limun.
"Maka dari itu, dalam peninjauan banjir ini pak bupati dan pak Wakil Bupati itu melakukan beberapa kali. Di situ juga pak Bupati dan Wakil Bupati juga memberikan bantuan berupa beras, minyak goreng kebutuhan sembako lah pada intinya, yang mana nantinya sembako itu diserahkan ke posko-posko banjir agar nanti bisa tersalurkan ke warga terdampak," tegas Nasri.
Nasri menegaskan dengan adanya video viral yang dinarasikan soal Bupati dan Wakil Bupati tidak mau turun dari perahu saat ninjau banjir itu adalah salah. Dimana kepala daerah itu meninjau banjir juga ada yang berjalan kaki untuk bisa merasakan kesulitan warga yang terdampak banjir.
"Ini kita harap bisa dapat dipahami dan yang jelas jika yang ditinjau banjir itu lokasinya sulit dilalui jalan kaki maka gunakan perahu, jika bisa dilalui jalan kaki maka dilalui dengan jalan kaki demi bisa meninjau warga yang terdampak banjir," terang Nasri.
(dai/dai)