Cerita Iwan Bertahan di Bangunan Bekas Pansos Palembang, Listrik-Air Diputus

Sumatera Selatan

Cerita Iwan Bertahan di Bangunan Bekas Pansos Palembang, Listrik-Air Diputus

Sabrina Adliyah - detikSumbagsel
Selasa, 11 Mar 2025 08:00 WIB
Gedung ek PRAN Palembang, masih ditinggali meski tak terawat lagi.
Foto: Gedung ek PRAN Palembang, masih ditinggali meski tak terawat lagi. (Sabrina Adliyah)
Palembang -

Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pernah memiliki panti rehabilitasi khusus untuk anak. Panti tersebut bernama Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara atau yang dikenal sebagai PRAN.

Bangunan ini berlokasi di KM 4,5 tepatnya di Jalan Komplek Sosial, Kelurahan Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Palembang. Namun, panti itu kini hanya terlihat seperti gedung tua dengan tumbuhan rambat dan sebagian atap bangunannya telah hancur di sana-sini.

Meski begitu, bangunan terbengkalai tersebut masih menyimpan kehidupan 3 keluarga yang dulunya bekerja di sana. Salah satu yang bertahan adalah Iwan (32). Pria tersebut tinggal bersama keluarganya di beberapa ruangan yang terletak di gedung eks PRAN bagian belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya (tinggal) di sini sejak tahun 2014. Dulu saat PRAN masih aktif, kalau ada anak yang akan dilimpahkan ke sini, saya yang (melakukan) BAP (Berita Acara Penyidikan)," jelasnya saat ditemui detikSumbagsel, Senin (10/3/2025).

"(Bangunan) ini dulunya adalah panti rehabilitasi anak milik Dinas Sosial Kota Palembang. Satu dari lima panti rehab terbesar se-Kota Palembang," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Namun, semua berubah saat pandemi Covid-19 menyerang pada tahun 2020. Semua pendanaan berganti fokus hingga akhirnya panti rehabilitasi tersebut tak terurus. Meski sempat beralih fungsi menjadi lokasi tahanan Satpol PP Kota Palembang, bangunan itu kini tak lagi beroperasi.

"Sejak pandemi, dananya dialihkan ke (penanganan) Covid-19 sehingga (pantinya) dialihkan ke Pemprov Sumsel. Jadi sekarang status bangunannya milik pemkot, namun tanahnya sudah milik pemprov," jelasnya.

Hal itu juga berimbas pada kehidupannya. Karena tak dipakai lagi, kata Iwan, listrik dan air yang mengalir ke bangunan tersebut juga diputus.

"Listrik dan air sudah diputus, jadi kami semua pembiayaan pribadi. Airnya bergantung pada air sumur," katanya.

Pantauan detikSumbagsel, area yang ditinggali Iwan dan keluarga lain tampak terawat ala kadarnya. Namun Iwan mengaku bahwa mereka tak sanggup jika harus membersihkan tanah-bangunan luas tersebut.

Sehingga, bangunan tanpa pintu pagar itu tetap tampak seperti tak berpenghuni lagi karena banyaknya ilalang dan pepohonan tak terawat. Tanda-tanda kehidupan di dalamnya hanya bisa terlihat melalui jemuran tergantung dan kurir paket yang sesekali masuk ke area tersebut.

"Kami bersih-bersih ini dengan alat pribadi yang sebetulnya tidak memadai. Kalau saya kaya, sudah saya bawa ekskavator dan alat berat lain agar tempat ini bersih terawat," kelakarnya.

"Waktu itu sempat ditebangi pohon-pohonnya dan renovasi sedikit karena sempat viral dan jadi atensi. Tapi sekarang sudah tak terawat lagi," katanya.

Iwan menyayangkan terbengkalainya tanah dan bangunan eks PRAN tersebut. Menurutnya, sudah ada beberapa instansi pemerintah yang tertarik dan melakukan survei, namun tak ada hasilnya.

"Lahan di depan (seberang eks PRAN) juga katanya mau dijadikan Kantor Kecamatan Sukarami. Tapi tidak jadi padahal lahannya sudah dikosongkan," lanjut dia.

Dia memilih tetap tinggal karena lokasinya yang berada di tengah kota. Iwan masih menanti adanya instansi yang mengambil alih fungsi bangunan tersebut. Atau setidaknya, lahan itu dibersihkan berkala oleh pihak terkait agar tak terlihat kumuh dan menyeramkan.

"Padahal tempat ini strategis. Lokasinya di tengah kota, akses ke mana-mana mudah, dan dekat dengan fasilitas umum (seperti RSUD Fatimah Sumsel). Selain itu di sini aman dan bebas banjir," rincinya.

"Harapannya lahan ini dibersihkan walaupun tidak rutin. Biar tak tampak kumuh dan bisa dialihfungsikan," harapnya.




(dai/dai)


Hide Ads