Bacaan Niat Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Waktunya

Bacaan Niat Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Waktunya

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Selasa, 04 Mar 2025 23:30 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustari seseoran membaca niat puasa Ramadhan (Foto: Getty Images/ferlistockphoto)
Palembang -

Bacaan niat puasa Ramadhan diperlukan sebagai penentu sah tidaknya ibadah yang dilakukan. Karena itu, setiap muslim hendaknya berniat terlebih dahulu ketika akan menjalankan ibadah puasa.

Niat merupakan syarat utama ibadah puasa dilakukan. Puasa tidak sah tanpa adanya niat. Mayoritas ulama mensyaratkan niat puasa dibaca setiap hari. Namun, ada juga yang membolehkan membaca niat satu kali selama Ramadan.

Menurut Abdul Somad dalam buku 30 Fatwa Seputar Ramadhan, tidak disyaratkan untuk melafalkan niat. Alasannya karena niat berada di dalam hati. Ketika seseorang bertekad dalam hatinya untuk melaksanakan puasa, maka itu sudah lebih dari cukup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun hanya sekedar terbangun pada waktu sahur dan berniat akan melaksanakan puasa atau minum agar tidak haus saat siang, maka niatnya sudah cukup. Barangsiapa yang tidak melakukannya pada malam hari atau saat sahur, maka puasanya bisa tidak sah.

Menurut buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya milik R. Syamsul dan M. Nielda, rukun puasa ada dua yakni niat dan meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa. Kedudukan niat sama halnya dengan ibadah lain seperti salat, zakat dan haji.

ADVERTISEMENT

Bacaaan Niat Puasa Ramadhan Arab Latin

Para ulama menjabarkan dengan jelas persoalan niat dari teks bacaan hingga aturannya. Inilah bacaan niat puasa Ramadhan Arab Latin sebelum waktu imsak datang.

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ غَدٍ ΨΉΩŽΩ†Ω’ أَدَاِؑ ΩΩŽΨ±Ω’ΨΆΩ Ψ΄ΩŽΩ‡Ω’Ψ±Ω Ψ±ΩŽΩ…ΩŽΨΆΩŽΨ§Ω†ΩŽ هذِهِ Ψ§Ω„Ψ³ΩŽΩ‘Ω†ΩŽΨ©Ω لِلهِ ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Saya niat puasa besok untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala."

Waktu Membaca Niat Puasa Ramadhan

Dikutip buku Fiqih Niat karya Umar Sulaiman Al-Asyqar, para ulama sejalan mengenai kebolehan mendahulukan niat puasa. Dalilnya menunjukkan bahwa waktu niat untuk berpuasa dilakukan saat malam hari.

Waktu berniat puasa boleh dilakukan sejak matahari terbenam hingga terbitnya fajar. Apabila seseorang berniat di akhir waktu bahkan sedetik saja, maka niatnya dianggap sah. Namun, lebih dianjurkan untuk berniat di awal waktu agar terhindar dari rasa tergesah-gesah.

Bolehkah Niat Puasa Ramadan di Siang Hari?

Niat sebagai penentu puasa sah atau tidaknya. Sehingga dianjurkan untuk membaca niat pada saat malam hari. Sebagaimana dijelaskan Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna berikut ini:

Artinya: "Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits," (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna', Darul Fikr, Beirut, 2007 M/1428 H, Juz II).

Lantas, bagaimana dengan orang yang lupa berniat pada malam hari? Apakah puasanya tetap sah?

Dilansir laman Nahdlatul Ulama (NU) Jabar, persoalan niat siang hari masih menjadi perdebatan para ulama mazhab. Imam Syafi'i mengatakan niat untuk puasa wajib di siang hari tidak sah.

Sementara Imam Hanafi menoleransi niat di siang hari. Menurutnya, puasa wajib atau sunnah yang niatnya dibaca saat siang tetap sah. Hanya saja puasanya kurang sempurna, sehingga lebih baik dilakukan pada saat malam sebagaimana hadis Rasulullah SAW. Wallahu a'alam bishawab.

Demikian, itulah bacaan niat puasa Ramadhan lengkap dengan aturan sah tidaknya puasa ketika berniat saat siang hari. Semoga bermanfaat, ya.




(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads