15+ Kultum Ramadhan Singkat 4-7 Menit, Judul Terbaru dan Lengkap!

15+ Kultum Ramadhan Singkat 4-7 Menit, Judul Terbaru dan Lengkap!

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Senin, 03 Mar 2025 23:00 WIB
Ilustrasi khutbah atau ceramah
Ilustrasi kultum (Foto: Freepik/storyset)
Palembang -

Kultum merupakan dakwah dalam bentuk ceramah yang dilakukan setelah salat wajib atau Tarawih. Walaupun dikenal dengan "kuliah tujuh menit", kultum tidak mesti selalu berlangsung selama 7 menit.

Ustaz atau ustazah menyampaikan kultum Ramadan dengan tema yang berbeda-beda setiap hari. Ceramah singkat ini berguna sebagai motivasi dan juga tambahan ilmu baru di bulan suci ini.

Nah, detikSumbagsel menyajikan kumpulan contoh kultum Ramadhan singkat 4-7 menit yang disadur dari laman Nahdlatul Ulama (NU), dan buku Kumpulan Kultum Ramadhan Berkaca Pada Jiwa 2 karya yang disusun Prito Windiarto dan Taupiq Hidayat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

15+ Kultum Ramadhan Singkat

Kultum Ramadhan: 1Keistimewaan dan Keutamaan Puasa

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

ADVERTISEMENT

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Sholawat dan salam teruntuk junjungan mulia, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita dapat mengikuti sunnahnya.

Hari ini kita sudah memasuki Ramadhan (sebut Ramadan ke berapa). Bulan mulai ini didalamnya terdapat malam yang lebih utama dari 1000 bulan. Inilah saat salah satu ibadah teragung, yakni puasa yang wajib dikerjakan.

Kita menyakini dengan sepenuh hati bahwa bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Di bulan nan indah ini kita diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Ibadah yang spesial karena ia benar-benar menjadi penghubung antara seorang hamba dengan Rabb-Nya.

Rasulullah SAW meriwayatkan firman Allah SWT dalam hadis qudsi:

"Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali, puasa. Sesungguhnya puasa itu untukku, dan aku yang akan membalasnya." (HR. Ahmad dan Muslim).

Ada banyak keutamaan puasa sehingga menjadikan bulan tersebut menjadi istimewa dan berlimpah keberkahan. Di antar keutamaannya yakni:

Pertama, sebagai penghapus dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, karena penuh keimanan dan mengharap ridha Allah maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni" (HR. Bukhori dan Muslim).

Selain itu, dalam hadits lain disebutkan bahwa:

"Shalat wajib lima waktu, (dari) satu jumat ke jumat selanjutnya, (dari) Ramadhan ke Ramadhan, akan dapat menghapuskan dosa-dosa, selama dia tidak melakukan dosa besar." (HR. Muslim)

Dua hadits di atas jelas menunjukan bahwa jika kita berpuasa dengan sebenar-benarnya penuh keimanan, ikhlas demiNya dan mengharap ganjaran dariNya, maka dosa-dosa kita akan diampuni.

Kedua, puasa adalah perisai (penghalang). Dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan:

"Puasa itu perisai (penghalang), yang akan menghalangi seorang hamba dari api neraka." Hadis ini dikuatkan oleh hadits riwayat Imam Nasa'i:

"Puasa itu penghalang, selagi ia tidak dirusak."

Berdasarkan hadits itu kita meyakini bahwa puasa yang kita lakukan, selagi tidak dirusak, akan menjadi penghalang (perisai) dari api neraka kelak. Adapun hal-hal yang merusak puasa diantaranya adalah dusta, menggunjing, menfitnah, dan kemaksiatan lainnya.

Karena itu sudah selazimnya kita menjaga puasa kita agar tetap bermakna. Rasulullah mengingatkan, "Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang shalat malam, tapi tidak mendapatkan dari shalatnya kecuali hanya begadang." (HR. Ibnu Majah).

Demikianlah, dua dari banyak keutamaan puasa ini semoga menjadi motivasi bagi kita agar bisa menjalankan puasa sebaik-baiknya.

Allohumma ainna 'ala dzkirika wasykrika wahusni ibadatika. Aamiin ya robbal alamin. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Kultum Ramadhan 2: Ramadhan Madrasah Ruhani

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Ramadhan adalah bulan yang istimewa, bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar. Bulan yang di dalamnya pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat-rapat. Bulan yang di dalamnya setan-setan dibelenggu, sehingga kita lebih mudah untuk berbuat kebaikan.

Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi lebih dari itu, Ramadhan adalah madrasah ruhani, tempat kita mendidik dan membersihkan jiwa kita dari segala kotoran dan penyakit hati. Di bulan ini, kita dilatih untuk meningkatkan ketakwaan, kesabaran, kejujuran, dan keikhlasan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu cukupkan bilangannya dan hendaklah kamu agungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis dan ayat tersebut, kita dapat mengetahui betapa besar keutamaan bulan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya.

Ada banyak amalan yang bisa dilakukan selama bulan Ramadan, di antaranya yakni:

1. Puasa

Menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Shalat Tarawih: Shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan.

2. Membaca Al-Quran

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran, maka perbanyaklah membaca Al-Quran.

3. Sedekah

Perbanyaklah bersedekah, terutama kepada fakir miskin dan anak yatim.

4. I'tikaf

Berdiam diri di masjid untuk beribadah, terutama di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

5. Lailatul Qadar

Carilah malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

6. Menjaga Lisan dan Perbuatan

Selain menahan lapar dan haus, di bulan Ramadhan kita juga dilatih untuk menjaga lisan dan perbuatan. Hindarilah perkataan yang sia-sia, apalagi yang dapat menyakiti hati orang lain. Jauhilah perbuatan-perbuatan maksiat yang dapat mengurangi pahala puasa kita. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Bukhari).

Selain itu, Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk melakukan perubahan dalam diri kita. Jadikanlah Ramadhan sebagai awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bertakwa, dan lebih bermanfaat bagi sesama.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 3: Faidah Tarawih Secara Rohani dan Jasmani

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Pada bulan Ramadhan, umat Islam tidak hanya dianjurkan memperbanyak ibadah di siang harinya saja, malam hari pun juga dianjurkan. Allah 'azza wa jalla tidak membedakan antara siang dan malam.

Pada intinya, jika masih ada dalam bulan yang penuh ampunan ini, maka semuanya mulia dan agung, melebihi siang dan malam di bulan lainnya. Malam hari bulan Ramadhan menjadi salah satu malam yang sangat dianjurkan untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah.

Selain karena banyaknya pahala dan anugerah yang diberikan, pada malam hari juga menjadi salah satu waktu istirahat bagi umat Islam dari segala penat setelah satu hari tidak merasakan makan dan minum.

Anjuran beribadah pada malam hari tersebut berdasarkan hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah, dan dinilai sahih oleh dua ahli hadits terkemuka, yaitu Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ وَصَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya, "Barang siapa beribadah pada bulan Ramadhan dan berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu," (Muttafaq Alaih).

Melalui hadits tersebut, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi (wafat 676 H), dalam kitabnya menilai bahwa ibadah pada malam hari bulan Ramadhan sangat dianjurkan, selain untuk meraih pahala dan anugerah dari Allah, juga dengan harapan bisa diampuni segala dosa yang pernah diperbuat sebelum Ramadhan.

Hanya saja jika ditelusuri lebih dalam, hadits di atas menggunakan lafal-lafal umum yang tidak bisa dikhususkan pada suatu ibadah tertentu. Oleh karenanya, perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud beribadah pada malam tersebut adalah shalat Tarawih. Imam Nawawi mengatakan:

وَالْمُرَادُ بِقِيَامِ رَمَضَانَ صَلَاةُ التَّرَاوِيْحِ

Artinya, "Dan yang dimaksud (hadits) beribadah pada malam hari bulan Ramadhan adalah dengan shalat tarawih," (Imam Nawawi, Syarhun Nawawi 'ala Muslim, [Beirut, Darul Ihya' at-Turats: 1392], juz VI, halaman 39).

Menurut Imam Nawawi, shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) pada bulan Ramadhan, dan waktunya adalah setelah shalat Isya'. Shalat yang satu ini juga dianjurkan untuk berjamaah di tempat-tempat yang ramai, seperti masjid dan mushala, karena merupakan bagian dari syiar Islam yang harus ditampakkan.

Dengan berpijakan pada hadits dan penjelasan an-Nawawi di atas, dapat disimpulkan bahwa melakukan shalat tarawih tidak hanya sebatas mendapatkan pahala saja sebagaimana ibadah lain pada umumnya, lebih dari itu juga diampuni segala dosa yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Allah.

Lantas, apa saja manfaat dan faedah yang akan didapatkan oleh orang-orang yang melakukan shalat tarawih? Simak penjelasan berikut: Jika dilihat dari perspektif hadits melalui penjelasan para ulama, dan perspektif lainnya, maka shalat tarawih memiliki dua faidah yang sangat penting dalam setiap diri seseorang, yaitu, (1) faidah secara rohani, berupa diampuninya segala dosa; dan (2) faidah secara jasmani, berupa sehatnya badan dan terhindar dari berbagai penyakit.

Pertama, Faidah Rohani Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Abu Hurairah di atas, bahwa orang yang beribadah pada malam hari bulan Ramadhan dengan melakukan shalat tarawih, maka Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya yang telah berlalu. Dosa apakah yang akan diampuni? Masih dikutip dari kitab yang sama, menurut Imam Nawawi dalam kitabnya, hadits di atas hanya mencakup dosa kecil saja.

Kedua, Faidah Jasmani Shalat tarawih selain memiliki faidah rohani sebagaimana penjelasan di atas, juga memiliki faidah jasmani, yaitu untuk kesehatan badan serta terhindar dari penyakit-penyakit makanan yang dikonsumsi ketika berbuka puasa.

Dari dua faedah di atas, dapat disimpulkan bahwa anjuran shalat tarawih melalui hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tersebut memiliki kandungan yang sangat banyak, ia tidak hanya sebatas rohani berupa spiritual saja, akan tetapi juga sangat berpengaruh pada kesehatan jasmani berupa emosional. Wallahu a'lam bishawab.

Kultum Ramadhan 4: Menyelami Makna Keberkahan Puasa Ramadhan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

Di bulan suci Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, baik yang wajib maupun sunnah. Ibadah ini bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi juga membuka pintu menuju berbagai keutamaan yang tak ternilai harganya.

Bagi sebagian orang, mungkin masih ada yang bertanya-tanya, apa sebenarnya makna keberkahan yang menjadi salah satu keutamaan puasa? Mari kita simak penjelasannya:

Menurut Drs. KH. A. Aziz Masthuro, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Tipar Cisaat Sukabumi, keberkahan memiliki makna yang luas, yaitu:

البركة - السعادة - الزيادة

Artinya: "Berkah berarti juga kebahagiaan atau bertambah,"

بركه - نعمه

Artinya: "Berkah sama dengan nikmat,"

بركه - نماء وزياده

Artinya: "Berkah Berarti sesuatu yang tumbuh dan berkembang,"

Asal kata berkah adalah kebaikan dari yang berasal dari Tuhan pada sesuatu (Lihat Kitab Futuhatul- Ilahiyah). Menurut para ulama berkah adalah karunia dari Allah Swt bagi orang yang Allah kehendaki dari hamba hambanya.

Sebagaimana Sabda Nabi Saw:

ان البركة من الله

Artinya: "Sesungguhnya keberkahan itu bersumber dari Allah Swt," (HR Al- Bukhori)

Sebagaimana dalam kalimah tasyahud (Tahiyat) dibacakan

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ

Artinya: "Kesejahteraan keberkahan dan rahmat adalah milik Allah," (HR. Muslim).

Seperti hal nya di dalam melaksanakan ibadah puasa Rasulullah Saw juga bersabda,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Artinya: "Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya," (HR. Ahmad, shahih).

Ini merupakan salah satu karunia, keberkahan, nikmat yang Allah berikan bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa sehingga para ulama membagi 3 Tiga Faidah puasa, yaitu:

1. Faidah Ruhiyah

Puasa adalah manfaat yang berkaitan dengan pengembangan spiritual dan mental. Puasa melatih dan memperkuat kesabaran kita. Ibarat otot yang semakin kuat dengan latihan, kesabaran yang terus diasah melalui puasa membuat kita lebih mampu menghadapi tantangan dan godaan. Puasa melatih dan menguatkan mental untuk bersabar, mengajarkan dan membantu jiwa agar terbiasa mengendalikan diri dan juga menumbuhkan serta merawat kekuatan taqwa di dalamnya.

2. Faidah Ijtimaiyah (Menumbuhkan Solidaritas dan Kebaikan Sosial)

Faidah Ijtimaiyah atau manfaat sosial dari puasa adalah dampak positif yang dirasakan masyarakat secara keseluruhan. Puasa mengajarkan kita untuk hidup lebih teratur dan disiplin. Ketika menahan lapar dan haus bersama-sama, rasa persatuan dan kebersamaan pun tercipta.

3. Faidah Sihhiyyah (Meningkatkan Kesehatan Tubuh)

Faidah Sihhiyyah berkaitan dengan Kesehatan yang banyak manfaatnya dari puasa yaitu tentu memiliki dampak positif yang dirasakan oleh tubuh kita. Puasa bagaikan detox alami yang membersihkan usus dan memperbaiki sistem pencernaan.

Sisa-sisa makanan dan kotoran yang tidak berguna dibersihkan, sehingga organ pencernaan dapat bekerja lebih optimal. Puasa juga membantu mengendalikan berat badan. Lemak yang tertimbun, terutama di sekitar perut, akan dibakar sebagai sumber energi, sehingga tubuh menjadi lebih ideal dan sehat.

Secara keseluruhan, puasa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan fisik kita. Tubuh menjadi lebih bersih, pencernaan lebih lancar, dan berat badan lebih terkontrol. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW

صُومُوا تَصِحُّو

Artinya: "Berpuasalah niscaya kalian akan sehat," (HR Ibnu Sunni, Abu Nu'aim dan dihasankan oleh As-Suyuti)

Wahai kaum muslimin, alangkah harumnya waktu seseorang yang senantiasa diisi dengan puasa dan berjaga di waktu malamnya untuk beribadah kepada Allah, alangkah jernihnya waktu seseorang dari keruhnya dosa, alangkah nikmatnya waktu jika waktu waktu itu diisi dengan membaca ayat ayat Al-Qur'an.

Siapa saja yang mau melaksanakan kewajiban kewajibannya dan perbuatan perbuatan sunah, orang yang bersungguh sungguh mengisi waktunya, siapa saja yang melaksanakannya dengan ikhlas di waktu sendirian ataupun di muka orang banyak, ikhlas dengan hati dan perbuatannya. Dan siapa saja yang suci dari perkara perkara yang merusak amaliah puasa maka ia termasuk golongan yang beruntung.

Semoga Allah SWT menganugerahkan kita untuk menjalankan keutamaan dan menjauhi segala kekurangan maka Allah SWt akan memberikan keberkahan, nikmat kepada mu dengan diterimanya amal ibadah kita dan diberikan pahala yang agung untuknya. Amin.

Kultum Ramadhan: 5 Menggapai Ampunan di Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah SWT,

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh ampunan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, Allah SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hamba-Nya yang bertaubat. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 53:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya: "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini memberikan harapan kepada kita semua, bahwa sebesar apapun dosa yang telah kita perbuat, Allah SWT selalu membuka pintu ampunan-Nya. Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Cara Menggapai Ampunan di Bulan Ramadhan

1. Bertaubat dengan sungguh-sungguh

Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan, berjanji untuk tidak mengulanginya, dan meninggalkan perbuatan dosa tersebut.

2. Memperbanyak istighfar

Mengucapkan kalimat istighfar, seperti "Astaghfirullahal'adzim", sebagai bentuk permohonan ampunan kepada Allah SWT.

3. Memperbanyak ibadah

Melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan sunnah dengan sebaik-baiknya, seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, dan bersedekah.

4. Memperbaiki hubungan dengan sesama

Meminta maaf kepada orang-orang yang pernah kita sakiti, dan memaafkan kesalahan orang lain.

5. Memperbanyak doa

Memohon ampunan kepada Allah SWT dengan doa-doa yang tulus dan ikhlas.
Keutamaan Ampunan di Bulan Ramadhan

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis tersebut, kita dapat mengetahui bahwa salah satu keutamaan puasa Ramadhan adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, agar kita termasuk orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Semoga Allah SWT menerima taubat kita dan mengampuni dosa-dosa kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 6: Ramadhan, Nge-Upgrade Diri, Bukan Cuma Nge-Reset

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Gimana nih, udah masuk pertengahan Ramadhan, makin semangat kan puasanya? Alhamdulillah ya, kita masih dikasih kesempatan sama Allah buat merasakan nikmatnya bulan yang penuh berkah ini. Eh, tapi jangan cuma semangat di awal doang ya, harus tetap konsisten sampai akhir.

Nah, kalau kemarin kita bahas soal 'nge-reset' hati di Ramadhan, sekarang kita coba naik level, 'nge-upgrade' diri. Soalnya, Ramadhan itu bukan cuma buat bersihin hati dari debu-debu dosa, tapi juga buat ngembangin potensi diri kita sebagai manusia yang lebih baik. Ibaratnya, kalau hati kita udah bersih, sekarang kita isi dengan hal-hal yang positif, yang bermanfaat.

Coba deh, kita lihat diri kita lagi. Selama Ramadhan ini, kita kan dilatih buat disiplin, sabar, jujur, peduli sama sesama. Itu semua tuh modal dasar buat jadi manusia yang berkualitas. Tapi, jangan cuma dipake pas Ramadhan aja, harus dibawa terus sampai sebelas bulan ke depan.

Misalnya nih, soal disiplin. Kita kan dilatih buat bangun sahur, shalat tepat waktu, tarawih tiap malam. Nah, disiplin ini bisa kita terapin di kehidupan sehari-hari. Misalnya, disiplin dalam bekerja, disiplin dalam belajar, disiplin dalam menjaga kesehatan. Soalnya, kalau kita disiplin, hidup kita jadi lebih teratur, lebih produktif, lebih bermanfaat.

Terus, soal peduli sama sesama. Di Ramadhan ini, kita banyak banget lihat orang yang berbagi takjil, sedekah, bantu orang susah. Nah, peduli ini juga harus kita bawa terus. Jangan cuma pas Ramadhan aja kita peduli, tapi juga di hari-hari biasa. Soalnya, kita kan makhluk sosial, butuh bantuan orang lain, dan orang lain juga butuh bantuan kita.

Nah, yang paling penting nih, soal hubungan kita sama Al-Quran. Di Ramadhan ini, kita diajak buat lebih dekat sama Al-Quran, baca, pahami, amalkan. Al-Quran itu bukan cuma kitab suci, tapi juga sumber inspirasi, pedoman hidup, solusi dari segala masalah. Jadi, jangan cuma dibaca pas Ramadhan aja, tapi juga di hari-hari biasa.

Intinya, Ramadhan itu bukan cuma soal ibadah ritual, tapi juga soal pengembangan diri. Gimana caranya kita jadi manusia yang lebih baik, lebih berkualitas, lebih bermanfaat. Mari kita manfaatkan Ramadhan ini sebaik-baiknya, buat 'nge-upgrade' diri kita, biar kita jadi manusia yang dicintai Allah dan bermanfaat bagi sesama. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 7: Ramadhan Bulan Al-Quran, Meraih Syafaat dengan Tilawah

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah SWT,

Alhamdulillah, kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran. Ini adalah bulan yang penuh berkah, di mana setiap amalan dilipatgandakan pahalanya, terutama amalan membaca Al-Quran.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Quran), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan 'alif lam mim' itu satu huruf, tetapi 'alif' satu huruf, 'lam' satu huruf, dan 'mim' satu huruf." (HR. Tirmidzi)

Di bulan Ramadhan, keutamaan ini semakin berlipat ganda. Malaikat Jibril AS pun setiap malam datang menemui Rasulullah SAW untuk tadarus Al-Quran. Ini menunjukkan betapa pentingnya membaca Al-Quran di bulan yang mulia ini.

Namun, membaca Al-Quran di bulan Ramadhan bukan sekadar melafalkan huruf-hurufnya. Lebih dari itu, kita perlu memahami makna dan kandungan ayat-ayatnya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT berfirman dalam surat Shad ayat 29:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: "Kitab (Al-Quran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran." (QS. Shad: 29)

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan makna Al-Quran, agar kita dapat mengambil pelajaran dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya." (HR. Muslim)

Bayangkan, di hari yang penuh dahsyat, Al-Quran akan datang membela kita, memberikan syafaat kepada kita yang senantiasa membacanya di dunia. Ini adalah motivasi yang luar biasa untuk kita semua.

Agar ibadah pada Ramadan semakin dekat dengan Al-Quran, ada berapa tips yang bisa dilakukan.

1. Niat yang Ikhlas

Niatkan membaca Al-Quran semata-mata karena Allah SWT.

2. Waktu yang Tepat

Carilah waktu yang tenang dan khusyuk untuk membaca Al-Quran.

3. Target yang Realistis

Buatlah target membaca Al-Quran yang sesuai dengan kemampuan kita.

4. Tadabbur

Jangan hanya membaca, tetapi juga renungkan makna ayat-ayat yang dibaca.

5. Amalkan

Implementasikan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk mempererat hubungan kita dengan Al-Quran. Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai ahli Al-Quran, yang senantiasa membaca, memahami, dan mengamalkannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 8: Sedekah Ramadhan, Meraih Berkah dengan Berbagi

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah SWT,

Alhamdulillah, kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, Allah SWT melipatgandakan pahala setiap amalan kebaikan, termasuk sedekah.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Beliau bersabda:

"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR. Tirmidzi)

Sedekah di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar memberikan bantuan materi, tetapi juga bentuk kepedulian dan kasih sayang kita kepada sesama. Dengan bersedekah, kita meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, serta membersihkan harta kita dari hak-hak orang lain.

Ada banyak macam sedekah yang bisa kita lakukan selama bulan Ramadan ini, di antaranya;

1. Sedekah Makanan

Memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, atau musafir.

2. Sedekah Harta

Menyisihkan sebagian harta kita untuk disumbangkan kepada lembaga-lembaga amal atau langsung kepada orang-orang yang membutuhkan.

3. Sedekah Pakaian

Memberikan pakaian layak pakai kepada orang-orang yang membutuhkan.
Sedekah Ilmu

Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, seperti mengajar membaca Al-Quran atau memberikan pelatihan keterampilan.

4. Sedekah Senyum

Memberikan senyum kepada orang lain, sebagai bentuk kebaikan dan kehangatan.
Keutamaan Bersedekah di Bulan Ramadhan

Ketika bersedekah maka Allah SWT melipatgandakan pahala. Sedekah juga dapat membersihkan harta kita dari hak-hak orang lain dan menjauhkan kita dari sifat kikir.

Selain itu, sedekat bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena dengan bersedekah, kita menunjukkan ketaatan dan rasa syukur kita kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda bahwa sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api dan akan menjadi naungan bagi orang yang bersedekah di hari kiamat.

Nah, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk bersedekah di antaranya:

1. Niat yang Ikhlas

Niatkan sedekah semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau riya.

2. Harta yang Halal

Sedekahkan harta yang diperoleh dari jalan yang halal.

3. Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Tidak Tahu:

Usahakan sedekah secara sembunyi-sembunyi, agar lebih ikhlas dan terhindar dari riya.
Prioritaskan yang Membutuhkan: Utamakan memberikan sedekah kepada orang-orang yang paling membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, atau orang-orang yang sedang tertimpa musibah.

4. Istiqomah

Lakukan sedekah secara rutin, tidak hanya di bulan Ramadhan saja.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk memperbanyak sedekah, agar kita meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 9: Ramadan Sebagai Momentum Memperbaiki Diri

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, serta kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan yang penuh berkah, bulan Ramadan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah, Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa. Dalam bulan ini, Allah SWT melipatgandakan pahala ibadah, mengampuni dosa-dosa hamba-Nya, dan membuka pintu surga seluas-luasnya. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, Ramadan bukan sekadar bulan menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Saudaraku sekalian, ada tiga hal penting yang bisa kita lakukan di bulan Ramadan agar ibadah kita lebih bermakna dan berdampak bagi kehidupan kita.

1. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Selain menjalankan puasa, mari perbanyak membaca Al-Qur'an, shalat sunnah, berzikir, dan berdoa. Jangan sampai Ramadan berlalu tanpa kita memperbanyak amalan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pembacanya." (HR. Muslim)

Maka, mari kita manfaatkan Ramadan ini dengan memperbanyak membaca dan mengamalkan isi Al-Qur'an agar menjadi petunjuk hidup kita.

2. Mengendalikan Hawa Nafsu

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala sesuatu yang dapat merusak nilai ibadah kita. Kita diajarkan untuk menjaga lisan dari perkataan buruk, menghindari perbuatan maksiat, serta melatih kesabaran dan keikhlasan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

Artinya, puasa yang kita jalankan harus memberikan dampak positif bagi diri kita, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual dan akhlak.

3. Memperbanyak Sedekah dan Kebaikan

Salah satu keistimewaan Ramadan adalah pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk memperbanyak sedekah dan membantu sesama. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadan.

Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta, tetapi juga dalam bentuk senyuman, memberi makanan berbuka bagi orang lain, atau membantu mereka yang membutuhkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Barangsiapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun." (HR. Tirmidzi)

Hadirin sekalian, Ramadan adalah kesempatan yang sangat berharga. Mari kita jadikan bulan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, mengendalikan hawa nafsu, dan memperbanyak kebaikan. Jangan sampai Ramadan berlalu tanpa ada perubahan dalam diri kita.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita insan yang lebih bertakwa setelah Ramadan berlalu. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 10: Meraih Ketakwaan Melalui Puasa

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Islam dan iman serta kesempatan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau.

Hadirin yang dirahmati Allah, marilah kita bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadan. Bulan ini adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Dalam bulan ini, Allah SWT mewajibkan kita untuk berpuasa sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa tujuan utama dari ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat taqwa. Tapi apa sebenarnya makna taqwa, dan bagaimana puasa bisa membentuk pribadi yang bertakwa?

Saudaraku yang dirahmati Allah, taqwa berasal dari kata waqa yang berarti menjaga atau melindungi diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan murka Allah SWT. Orang yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam bulan Ramadan, kita ditempa untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa melalui beberapa hal berikut:

1. Mengendalikan Diri dan Hawa Nafsu

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor, jangan berteriak-teriak, dan janganlah berbuat bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini, kita belajar bahwa puasa melatih kita untuk memiliki kesabaran dan pengendalian diri. Jika di bulan Ramadan kita mampu menahan amarah dan menghindari perkataan buruk, maka kebiasaan ini bisa kita teruskan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan Kedekatan dengan Allah SWT

Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, di mana pahala amal ibadah dilipatgandakan. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 186:

"Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan doa orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku."

Di bulan Ramadan ini, mari kita manfaatkan waktu-waktu mustajab untuk memohon ampunan dan meminta segala kebaikan kepada Allah SWT.

3. Memperbanyak Amal Kebaikan dan Sedekah

Selain ibadah wajib, Ramadan juga mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan di bulan Ramadan. Beliau bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad)

Salah satu bentuk kebaikan yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan makanan berbuka kepada orang lain, menyantuni anak yatim, atau membantu orang yang membutuhkan.

Hadirin yang berbahagia, Ramadan adalah kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan kualitas diri dan meraih derajat taqwa. Oleh karena itu, marilah kita jalani Ramadan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Jangan sampai bulan yang penuh keberkahan ini berlalu begitu saja tanpa adanya perubahan dalam diri kita.

Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 11: Ramadhan Sebagai Madrasah Kehidupan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam, serta kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan yang penuh rahmat, yaitu bulan Ramadan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah di jalan kebaikan hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah, Ramadan bukan hanya sekadar bulan di mana kita diwajibkan untuk berpuasa. Ramadan adalah madrasah, sekolah kehidupan, tempat kita belajar dan menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik. Allah SWT memberikan kita bulan yang mulia ini agar kita bisa melatih diri untuk lebih disiplin, lebih sabar, dan lebih peduli kepada sesama.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama puasa adalah untuk membentuk pribadi yang bertakwa. Tapi apa sebenarnya makna takwa?

Takwa adalah ketika kita selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap perbuatan kita, baik di bulan Ramadan maupun setelahnya. Orang yang bertakwa bukan hanya rajin beribadah, tetapi juga memiliki hati yang bersih, lisan yang terjaga, dan perbuatan yang bermanfaat bagi sesama.

Dalam bulan Ramadan, kita dididik untuk menahan lapar dan haus. Namun lebih dari itu, kita juga belajar untuk menahan amarah, menjaga lisan, dan menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa puasa yang sempurna bukan hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan.

Ada tiga pelajaran utama yang bisa kita ambil dari Ramadan sebagai madrasah kehidupan:

1. Kesabaran dan Pengendalian Diri

Saat berpuasa, kita belajar untuk bersabar. Kita menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Kita juga menahan diri dari emosi dan godaan duniawi. Kesabaran ini bukan hanya untuk Ramadan, tetapi harus kita bawa ke dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 10:

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."

Jika kita mampu bersabar dalam menghadapi ujian Ramadan, maka kita juga bisa bersabar dalam menghadapi ujian kehidupan.

2. Keikhlasan dalam Beribadah

Ramadan mengajarkan kita untuk beribadah dengan penuh keikhlasan. Tidak ada yang tahu apakah kita benar-benar berpuasa atau tidak, kecuali Allah SWT. Ini adalah bentuk latihan keikhlasan tertinggi.

Keikhlasan ini harus terus kita terapkan dalam kehidupan. Jangan sampai ibadah kita hanya sekadar rutinitas tanpa makna. Jika Ramadan bisa membuat kita rajin shalat, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah, maka setelah Ramadan pun kita harus tetap istiqamah.

3. Kepedulian kepada Sesama

Saat kita berpuasa, kita merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus. Ini mengajarkan kita untuk peduli kepada mereka yang kurang beruntung. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah berkurang harta karena sedekah." (HR. Muslim)

Maka, mari kita manfaatkan Ramadan ini untuk memperbanyak sedekah. Bukan hanya dengan harta, tetapi juga dengan tenaga, ilmu, dan waktu kita untuk membantu sesama.

Ramadan Harus Meninggalkan Jejak
Hadirin yang dimuliakan Allah, Ramadan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Namun, keberhasilan Ramadan tidak hanya diukur dari seberapa banyak ibadah yang kita lakukan, tetapi juga dari perubahan apa yang kita bawa setelahnya.

Apakah setelah Ramadan kita tetap menjaga shalat tepat waktu?
Apakah setelah Ramadan kita tetap menjaga lisan dari perkataan buruk?
Apakah setelah Ramadan kita tetap peduli kepada sesama?

Jangan sampai Ramadan hanya menjadi ritual tahunan tanpa makna. Jadikanlah Ramadan sebagai momentum untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bertakwa, dan lebih dekat kepada Allah SWT.

Semoga kita semua bisa meraih berkah Ramadan dan keluar dari bulan ini sebagai pribadi yang lebih baik. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 12: Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan yang penuh berkah, bulan Ramadan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah, dalam bulan Ramadan ini, kita tidak hanya diwajibkan untuk berpuasa, tetapi juga dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, salah satunya adalah bersedekah. Ramadan adalah bulan penuh keberkahan, bulan di mana pahala dilipatgandakan, dan bulan di mana kita memiliki kesempatan untuk berbagi kepada sesama.

Sedekah memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama jika dilakukan di bulan Ramadan. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa:

"Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya untuk mengajarkan Al-Qur'an." (HR. Bukhari & Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Ramadan adalah waktu terbaik untuk meningkatkan kepedulian sosial dan berbagi rezeki kepada orang-orang yang membutuhkan.

Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:

"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir ada seratus biji. Dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa setiap sedekah yang kita keluarkan, terlebih di bulan Ramadan, akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Sedekah tidak hanya bermanfaat bagi orang yang menerima, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi yang memberi. Berikut adalah beberapa manfaat sedekah, khususnya di bulan Ramadan:

1. Menghapus Dosa dan Membersihkan Hati

Rasulullah SAW bersabda:

"Sedekah itu dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)

Setiap manusia pasti memiliki dosa, baik yang disadari maupun tidak. Sedekah adalah salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah kita lakukan.

2. Mendatangkan Keberkahan dan Rezeki

Banyak orang berpikir bahwa memberi akan mengurangi harta mereka, padahal dalam Islam, sedekah justru membuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah berkurang harta karena sedekah. Namun, justru Allah akan menambah kemuliaan bagi seorang hamba yang dermawan." (HR. Muslim)

Maka, jangan ragu untuk bersedekah. Apa yang kita keluarkan akan kembali kepada kita dalam bentuk rezeki yang lebih banyak dan berkah dalam hidup.

3. Memberikan Kebahagiaan kepada Orang Lain

Bayangkan betapa bahagianya seseorang yang sedang kesulitan saat menerima bantuan dari kita. Sedekah tidak hanya berbentuk harta, tetapi juga bisa berupa makanan, tenaga, ilmu, atau sekadar senyuman yang menenangkan hati orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi)

Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bersedekah, karena setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apa pun, bisa menjadi sedekah.

Ada banyak cara untuk bersedekah di bulan yang mulia ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Memberikan makanan berbuka puasa

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun." (HR. Tirmidzi)

2. Membantu fakir miskin dan anak yatim

Menyantuni mereka yang membutuhkan adalah perbuatan yang sangat dicintai Allah SWT. Berinfak bisa dilakukan di masjid atau lembaga sosial.

4. Menyediakan pakaian atau perlengkapan bagi yang membutuhkan

Hal ini sangat bermanfaat terutama menjelang Idul Fitri.

5. Bersedekah dalam bentuk ilmu dan tenaga

Jika tidak mampu dengan harta, kita bisa berbagi ilmu atau membantu pekerjaan orang lain dengan ikhlas.

Hadirin sekalian, Ramadan adalah bulan di mana pahala dilipatgandakan, dan salah satu amal terbaik yang bisa kita lakukan adalah bersedekah. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu sesama, tetapi juga membersihkan diri, menambah keberkahan, dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.

Oleh karena itu, marilah kita jadikan Ramadan ini sebagai momen untuk meningkatkan kepedulian sosial. Jangan takut kekurangan karena Allah SWT telah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi mereka yang bersedekah dengan ikhlas.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang dermawan. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 13: Menjaga Lisan dan Hati di Bulan Ramadan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan anugerah dan karunia yang sangat besar kepada kita. Sehingga kita bisa hadir dalam masjid yang mulia ini untuk melaksanakan shalat fardhu Isya dan Tarawih secara berjamaah.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan rahmat. Keberkahan tersebut bisa jadi karena di dalamnya ada ibadah puasa yang diwajibkan kepada umat Islam. Untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan tersebut, tentu harus melaksanakan ibadah puasa sekaligus memperhatikan adab-adabnya.

Menurut Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam kitabnya Maqashidush Shaum, ada enam adab bagi orang yang berpuasa, salah satunya adalah menjaga lidah dan anggota tubuh dari perbuatan yang dzalim dan melanggar syariat.

Jemaah yang dirahmati oleh Allah SWT,

Bagi orang yang berpuasa, penting sekali dalam menjaga lisan dan hati agar bisa menebar kedamaian di bulan suci Ramadhan. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah Saw bersabda:

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه

Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah tidak butuh jika ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari)

Syekh Shalih bin Abdullah bin Ahmad al-'Ushaimi dalam kitabnya, Syarah Maqashidush Shaum, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "qaulaz zûr wal 'amala bih" dalam hadits tersebut adalah dilarang untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu yang bathil.

Lebih jauh, maksud utama dari puasa adalah 'puasa' dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt, yaitu dengan cara menjaga lisan dari berkata buruk, ghibah, mencemooh, dan sebagainya. Oleh karena itu, jika seseorang yang berpuasa tetap tidak bisa menjaga lisannya, maka pahala puasanya tentu menjadi kurang sempurna. (Syekh Shalih bin Abdullah bin Ahmad al-'Ushaimi, Syarah Maqashidush Shaum, hal. 55)

Jemaah yang berbahagia,

Menjaga lisan dari perbuatan ghibah, namimah, dan sebagainya, merupakan suatu keniscayaan bagi umat Islam yang menginginkan pahala puasanya sempurna. Rasulullah saw sendiri telah mewanti-wanti bahwa ghibah, namimah, berbohong, bisa menggugurkan pahala puasa. Beliau bersabda,

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الْغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظَرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ

Artinya: "Lima hal yang bisa menggugurkan pahala orang berpuasa; membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." (HR Ad-Dailami)

Selain itu, ghibah sendiri merupakan perbuatan tercela yang dalam Al-Qur'an disebut bahwa pelaku gibah diumpamakan seperti orang yang memakan daging orang yang digibahinya. Allah swt berfirman,

وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: 12).

Adapun yang dimaksud dengan ghibah itu sendiri adalah menyebut-nyebut setiap sesuatu yang dibenci seseorang, baik dalam hal yang masih ada kaitannya dengan agama, dunia, pribadi, akhlak, harta, anak, istri, pelayan, pakaian, dan sebagainya." (Syekh Wahbah Zuhaili, Tafsirul Munir, [Damaskus: Darul Fikr, 1991 M], juz. 13, hal. 256-257)

Muslimin muslimat yang dicintai Allah ...

Mengingat pentingnya menjaga hati dan lisan, terlebih di bulan suci Ramadhan, mari jadikan momentum bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini dengan menebar kedamaian. Wallahu a'lam.

Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 14: Keutamaan Membaca Al-Quran di Bulan Suci Ramadan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Jemaah masjid yang semoga Allah muliakan dunia dan akhirat.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kita bisa berkumpul di masjid ini untuk menjalankan perintah-Nya. Mudah-mudahan kita dapat meraih pahala dan pengampunan dari Allah SWT di bulan penuh rahmat ini.

Jamaah yang dirahmati Allah SWT,

Bulan suci Ramadhan menjadi momentum paling baik bagi umat Islam untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an. Terlebih bulan Ramadhan yang merupakan bulan turunnya Al-Qur'an, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 185. Allah swt berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَان

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: Ayat 185)

Memperbanyak membaca Al-Qur'an di bulan suci Ramadhan sudah diteladani oleh Baginda kita Nabi Agung Muhammad saw. Dalam hadits riwayat Ibnu Abbas, dikisahkan bahwa Rasulullah saw selalu bertadarus dengan malaikat Jibril di tiap malam bulan Ramadhan.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya: "Dari Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus." (HR. Bukhari)

Oleh sebab itu, sudah menjadi seyogyanya kita sebagai umat Islam memperbanyak membaca Al-Qur'an di bulan suci Ramadhan ini baik membaca secara mandiri maupun mengikuti agenda tadarus Al-Qur'an di Masjid-Masjid atau musholla setempat sebagaimana tradisi umat islam dalam menghidupkan bulan suci Ramadhan.

Terlebih, membaca Al-Qur'an memiliki keutamaan yang begitu besar. Dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud dijelaskan bahwa membaca satu huruf saja dalam Al-Qur'an mendapatkan sepuluh kebaikan dan akan dilipatgandakan oleh Allah swt menjadi sepuluh kebaikan.

وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "من قرأ حرفًا من كتاب الله فله حسنة، والحسنة بعشر أمثالها لا أقول: ألم حرف، ولكن ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud,- dia katakan bahwa Rasulullah Saw,- telah bersabda; Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an kitabullah, maka baginya satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan dibalas oleh Allah Ta'ala dengan sepuluh kebaikan, tidak dikatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf". (H.R At-Tirmidzi)

Selain itu, Rasulullah saw juga menganjurkan kepada umatnya agar membaca al-Qur'an karena kelak di hari kiamat Al-Qur'an akan menjadi penolong bagi orang membacanya. Dalam riwayat Abi Umamah, Rasulullah saw bersabda:

عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعًا لأصحابه

Artinya: "Diriwayatkan dari Abi Umamah, dia katakan bahwa aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda; Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat orang yang membacanya". (HR. Imam Muslim)

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Sebagai umat Islam, tentu kita tidak ingin menyia-nyiakan keagungan ini di bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh dengan limpahan rahmat dan pahala dari Allah swt. Oleh sebab itu, mari kita manfaatkan baik-baik momentum penuh keberkahan ini dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an. Wallahu a'lam.

Demikianlah kultum singkat yang bisa saya sampaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 15: Cara Konsisten Ibadah di Bulan Ramadan

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang dengan limpahan rahmat-Nya memungkinkan kita berkumpul di malam yang penuh berkah ini dengan kesehatan untuk melaksanakan salat tarawih dan witir berjemaah.

Pada kesempatan ini, saya akan membawakan ceramah singkat yang berjudul "Tips Konsisten Beribadah selama Ramadhan".

Kaum muslimin muslimat Rahimakumullah,

Jika diumpamakan, bulan Ramadhan laksana hamparan ladang yang ditumbuhi aneka pohon berbuah lebat. Kita bisa memanennya sesuka dan sebanyak mungkin. Semakin rajin kita memetiknya maka semakin banyak pula buah-buahan yang diperoleh. Saat Ramadhan, buah-buah itu adalah limpahan pahala yang bisa diraih dengan amal ibadah. Semakin giat ibadah yang dilakukan seseorang maka semakin banyak pula pahala yang ia peroleh.

Namun demikian, ibadah adalah persoalan iman. Suatu saat ia bisa naik dan di saat yang lain akan melandai. Hal demikian juga kerap dijumpai saat Ramadhan. Memasuki awal bulan semangat ibadah masih aman. Masjid dan mushala masih ramai dipenuhi jamaah shalat tarawih, suara tadarus Al-Qur'an masih lantang terdengar dimana-mana, dan sejumlah ritual keagamaan lainnya masih riuh-ramai, terutama yang khas Ramadhan.

Sayangnya begitu memasuki separuh bulan terakhir, semangat ibadah tidak lagi sebesar di fase awal. Jamaah tarawih mulai berguguran satu persatu, semangat tadarus Al-Qur'an mulai menurun, dan sebagainya.

Lantas, apa saja yang bisa kita lakukan agar semangat ibadah tetap terawat selama Ramadhan?

Yang pertama, jangan makan terlalu kenyang.

Meskipun bulan Ramadhan mewajibkan umat Muslim untuk berpuasa sejak waktu imsak sampai maghrib tiba, namun momen berbuka kadang menjadi semacam kesempatan untuk balas dendam. Segala macam hidangan disajikan di meja makan. Akibatnya perut terlalu kenyang. Padahal, Allah swt menegaskan bahwa berlebihan dalam konsumsi makanan tidak baik. Dalam Al-Qur'an disebutkan,

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

Artinya, "Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS Al-A'raf: 31).

Ayat ini secara tegas melarang kita untuk bertindak berlebihan. Sesuatu yang baik akan mengundang petaka jika dilakukan melampaui batas. Dalam konteks Ramadhan, makan terlalu berlebihan bisa menyebabkan kita tertinggal banyak kesempatan ibadah yang balasan pahalanya berkali-kali lipat dibanding pada bulan-bulan lainnya. Terkait batas konsumsi makanan yang ideal, Rasulullah saw juga pernah bersabda,

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Artinya, "Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas." (HR At-Tirmidzi).

Yang kedua, hindari perbuatan maksiat.

Kaum muslimin muslimat Rahimakumullah,

Dosa yang diperbuat oleh seorang Muslim akan mempengaruhi kualitas spiritualnya, yaitu dengan menyebabkan pelakunya malas beribadah. Tentu kita tidak berharap kesempatan memperbanyak ibadah selama Ramadhan terlewat begitu saja sebab pengaruh dosa yang kita perbuat. Berkaitan dengan hal ini, Ibnu Abbas pernah berkata,

إِنَّ لِلْحَسَنَةِ ضِيَاءً فِي الْوَجْهِ، وَنُوْرًا فِي الْقَلْبِ، وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ، وَقُوَّةً فِي الْبَدَنِ، وَمَحَبَّةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ، وَإِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ وَالْقَلْبِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضَةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ

Artinya, "Sesungguhnya pada kebaikan terdapat sinar pada wajah, cahaya dalam hati, kelapangan dalam rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati makhluk. Sesungguhnya pada kejelekan terdapat kegelapan pada wajah, gulita pada alam kubur dan hati, kelemahan pada badan (untuk beribadah), kekurangan dalam rezeki, dan kebencian pada hati makhluk." (Abdul Majid Kisyk, Fi Riḥābit Tafsīr, juz XIV, halaman 3316).

Ketiga, tidak berlebihan dalam beribadah.

Segala hal yang berlebihan tidak baik, sekalipun dalam hal beribadah. Dalam melakukan amalan-amalan sunnah selama Ramadhan, kita perlu melakukannya secara proporsional dengan mengukur sejauhmana kemampuan yang kita miliki. Jangan sampai karena terlalu banyak porsi ibadah yang dilakukan, akhirnya memberatkan diri sendiri sehingga merasa 'kapok' untuk meneruskannya. Rasulullah saw pernah bersabda,

خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا

Artinya, "Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan berpaling (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu berpaling (dari mengerjakan amal)." Dan shalat yang paling Nabi saw cintai adalah shalat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan Beliau bila sudah biasa melaksanakan shalat (sunnah) akan melakukannya dengan konsisten." (HR Al-Bukhari).

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Untuk itu, mari warnai Ramadhan dengan spirit ibadah yang terawat sampai bulan suci berpamit. Semakin banyak ibadah yang kita lakukan memang semakin baik, tapi akan jauh lebih baik jika kita mampu menjalaninya dengan konsisten dan penuh penghayatan.

Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kultum Ramadhan 16: Meraih Ampunan Allah SWT

Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

(Latin: Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadan, bulan yang penuh keberkahan, ampunan, dan rahmat. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Ramadan adalah bulan yang istimewa. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Dari ayat ini, kita bisa melihat betapa mulianya bulan Ramadan. Jangan hanya berpuasa menahan lapar dan haus, tapi juga perbanyak shalat sunnah, tadarus Al-Qur'an, dan dzikir. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)

Puasa bukan hanya tentang menahan makan dan minum, tapi juga menahan diri dari berkata kasar, ghibah, dan perbuatan yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW mengingatkan:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

Ramadan adalah bulan berbagi. Mari perbanyak sedekah, membantu sesama, dan menebarkan kebaikan. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan di bulan Ramadan, kedermawanan beliau semakin bertambah (HR. Bukhari & Muslim).

Hadirin yang berbahagia, marilah kita manfaatkan Ramadan ini sebaik-baiknya agar kita keluar darinya dengan hati yang lebih bersih, iman yang lebih kuat, dan amal yang lebih baik.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan memberikan kita keberkahan di bulan Ramadan ini. Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads