Awal Puasa 1446 H Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, 1 Maret 2025

Awal Puasa 1446 H Pemerintah dan Muhammadiyah Sama, 1 Maret 2025

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Jumat, 28 Feb 2025 19:42 WIB
Sidang Isbat penentuan 1 Ramadan 1446 H (Kurniawan Fadilah/detikcom)
Foto: Sidang Isbat penentuan 1 Ramadan 1446 H (Kurniawan Fadilah/detikcom)
Palembang -

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) telah selesai menggelar sidang isbat penetapan awal Ramadan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025. Lalu, apakah hasil sidang tersebut beda dengan Muhammadiyah?

Pantauan detikSumbasel pada waktu Isya, Kemenag telah mengumumkan hasil sidang isbat awal Ramadan 2025. Hasil sidang isbat tersebut sama dengan Muhammadiyah. Pemerintah resmi menetapkan awal Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadan mulai besok, 1 Maret 2025. Sementara sholat Tarawih pertama di bulan Ramadan dapat dimulai malam ini, 28 Februari 2025, setelah sholat Isya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menyaksikan hasil sidang isbat awal Ramadan 2025 dapat dipantau melalui kanal resmi Kemenag dan Bimsa Islam. Berikut ini linknya.

Kanal YouTube Kemenag

ADVERTISEMENT

Kanal YouTube Bimas Islam

Instagram: @kemenag_ri

Twitter/X: @Kemenag_RI

Facebook: Kementerian Agama RI

TikTok: @kemenag_ri

Jadwal Sidang Isbat Ramadan 2025

Merujuk postingan Instagram @bimasislam, sidang isbat awal Ramadan 2024 dimulai pada pukul 18.30 WIB di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat. Pelaksanaannya dilakukan secara tertutup untuk umum. Proses ini termasuk tahapan kedua yang dilakukan Kemenag RI. Adapun rangkaian kegiatannya sebagai berikut:

  • Pukul 16.30 WIB: Seminar Posisi Hilal (terbuka untuk umum dan live streaming di kanal YouTube Bimas Islam TV)
  • Pukul 18.30 WIB: Pelaksanaan Sidang Isbat (tertutup untuk umum)
  • Pukul 19.05 WIB: Konferensi Pers Penetapan 1 Ramadan (Live streaming di kanal YouTube Kemenag RI)
  • Sidang tersebut dipimpin secara langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dan dihadiri oleh berbagai pihak termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, Ahli Falak, serta perwakilan DPR dan Mahkamah Agung.

Awal Ramadan 2025 Muhammadiyah dan NU

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama merupakan dua organisasi Islam yang menetapkan awal puasa dengan metode berbeda. Muhammadiyah memastikan kemunculan hilal dengan cara hisab atau perhitungan astronomi.

Sementara Nahdlatul Ulama memiliki metode yang sama dengan pemerintah yakni mengamati pergantian bulan baru dengan cara rukyatul hilal. Berikut ini awal puasa 2025 versi Muhammadiyah dan NU:

1. Awal Puasa 2025 versi Muhammadiyah

Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, telah ditetapkan hari pertama puasa di bulan Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Keputusan ini diperoleh dari hasil hisab hakiki wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa pada hari Jumat, 29 Syaban 1446 H bertepatan dengan 28 Februari 2025, ijtimak jelang Ramadhan terjadi pada pukul 07.48.

Tinggi bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud dengan hasil f = -07Β° 48Β’ LS dan l = 110Β° 21Β’ BT. Saat matahari terbenam pada 28 Februari 2025, bulan di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk. Hal ini menunjukkan bahwa sudah memenuhi ketentuan hilal.

Mengingat awal puasa 2025 untuk warga Muhammadiyah sudah pasti, maka pelaksanaan salat Tarawih perdana akan berlangsung pada 28 Februari 2025, setelah salat Isya. Selain itu, Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal 1446 H pada Senin, 31 Maret 2025. Kemudian 1 Zulhijjah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025.

2. Awal Puasa 2025 Versi NU

Organisasi NU telah mengeluarkan hasil analisis perkiraan 1 Ramadhan 1446 Hijriah melalui Laporan Khusus. Hasil laporan tersebut menunjukkan keadaan hilal akhir Syaban sudah memenuhi kriteria NEW MABIMS yakni sebagian wilayah Aceh termasuk Sabang.

Jika tidak ada laporan terlihatnya hilal dari daerah Aceh dan Sabang, NU akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari karena tidak adanya hasil rukyah dari daerah Aceh. Walaupun nanti ada laporan hilal terlihat di Jawa, pasti akan tertolak karena belum terpenuhinya kriteria imkan rukyah.
Kemungkinan perbedaan penetapan awal puasa dari PBNU akan berbeda dengan Muhammadiyah dan pemerintah.




(mep/csb)


Hide Ads