Kementerian Agama masih menggelar sidang isbat awal Ramadan 2025. Hasil sidang dapat dicek melalui kanal YouTube dan media sosial Kemenag.
Ada beberapa link atau tautan yang bisa ditonton untuk mengecek hasil sidang isbat awal puasa 2025. Inilah beberapa linknya:
Kanal YouTube Kemenag
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanal YouTube Bimas Islam
Instagram: @kemenag_ri
Twitter/X: @Kemenag_RI
Facebook: Kementerian Agama RI
TikTok: @kemenag_ri
Awal Ramadan 2025 Muhammadiyah dan NU
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama merupakan dua organisasi Islam yang menetapkan awal puasa dengan metode berbeda. Muhammadiyah memastikan kemunculan hilal dengan cara hisab atau perhitungan astronomi.
Sementara Nahdlatul Ulama memiliki metode yang sama dengan pemerintah yakni mengamati pergantian bulan baru dengan cara rukyatul hilal. Berikut ini awal puasa 2025 versi Muhammadiyah dan NU:
1. Awal Puasa 2025 versi Muhammadiyah
Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, telah ditetapkan hari pertama puasa di bulan Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Keputusan ini diperoleh dari hasil hisab hakiki wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa pada hari Jumat, 29 Syaban 1446 H bertepatan dengan 28 Februari 2025, ijtimak jelang Ramadhan terjadi pada pukul 07.48.
Tinggi bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud dengan hasil f = -07Β° 48Β’ LS dan l = 110Β° 21Β’ BT. Saat matahari terbenam pada 28 Februari 2025, bulan di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk. Hal ini menunjukkan bahwa sudah memenuhi ketentuan hilal.
Mengingat awal puasa 2025 untuk warga Muhammadiyah sudah pasti, maka pelaksanaan salat Tarawih perdana akan berlangsung pada 28 Februari 2025, setelah salat Isya. Selain itu, Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal 1446 H pada Senin, 31 Maret 2025. Kemudian 1 Zulhijjah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025.
2. Awal Puasa 2025 Versi NU
Organisasi NU telah mengeluarkan hasil analisis perkiraan 1 Ramadhan 1446 Hijriah melalui Laporan Khusus. Hasil laporan tersebut menunjukkan keadaan hilal akhir Syaban sudah memenuhi kriteria NEW MABIMS yakni sebagian wilayah Aceh termasuk Sabang.
Jika tidak ada laporan terlihatnya hilal dari daerah Aceh dan Sabang, NU akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari karena tidak adanya hasil rukyah dari daerah Aceh. Walaupun nanti ada laporan hilal terlihat di Jawa, pasti akan tertolak karena belum terpenuhinya kriteria imkan rukyah.
Kemungkinan perbedaan penetapan awal puasa dari PBNU akan berbeda dengan Muhammadiyah dan pemerintah.
Potensi Perbedaan Awal Ramadan 2025
Mengenai perbedaan penetapan hari pertama puasa sudah diprediksi Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN sekaligus Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, Thomas Djamaluddin, melalui laman pribadinya https://tdjamaluddin.com/.
Menurutnya, pada saat Magrib 28 Februari di wilayah Indonesia, posisi bulan telah memenuhi kriteria MABIMS di wilayah Aceh. Karena itu, 1 Ramadan 1446 terjadi pada 1 Maret 2025. Namun, penetapan ini dapat berbeda pada saat sidang isbat yang kemungkinan awal puasa jatuh pada 2 Maret 2025.
Dalam unggahan terbaru Thomas Djamaluddin mengatakan potensi perbedaan terjadi karena posisi bulan di batas kriteria. Jika perbedaan benar-benar terjadi, ia akan akan memilih untuk mengikuti hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah.
(csb/csb)