Sebanyak 12 aparatur sipil negara (ASN) di Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu melakukan perjalanan dinas ke sejumlah kota besar di Indonesia. Adanya informasi tersebut membuat Gubernur Bengkulu Helmi Hasan berang.
Perjalanan dinas yang dilakukan belasan ASN itu dinilai bertentangan dengan instruksi presiden tentang efisiensi anggaran. Mereka diduga melakukan perjalanan dinas yang dibebankan dari anggaran BLUD RSMY Bengkulu.
Berdasarkan informasi yang diterima detikSumbagsel, pada Januari 2 orang ASN berangkat ke Bali untuk undangan workshop luring. Kemudian pada 24 Februari ada 5 orang ASN menghadiri kegiatan pembuktian kualifikasi, evaluasi dan negosiasi pelayanan hemodialisa di Jakarta. Selanjutnya, pada 25-27 Februari ada 5 orang ASN melakukan studi tiru perawatan kefarmasian ke RSUD Al Ihsan Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Helmi Hasan meminta kepada inspektorat untuk melakukan audit menyeluruh terhadap RSMY Bengkulu tersebut. Ia pun tak ragu memberikan sanksi jika terbukti para ASN ini tidak mengindahkan Inpres dan imbauan darinya tersebut.
"Negara kita sedang melakukan efisiensi anggaran, maka kegiatan yang belum begitu mendesak atau sifatnya urgent seperti halnya kegiatan dinas luar kita tiadakan dulu sesuai Instruksi Presiden," kata Helmi, Kamis (27/2/2025).
Helmi menyebut RSMY Bengkulu saat ini sedang memiliki cukup banyak permasalahan keuangan. Apalagi, rumah sakit tersebut memiliki tunggakan pembayaran kepada PMI sebesar Rp 3 miliar. Karena itu, perlu dilakukan efisiensi anggaran.
"Kita akan perintahkan Inspektorat melakukan audit menyeluruh terhadap RSMY Bengkulu, sehingga akan diketahui secara benar kondisi rumah sakit ini dan nantinya akan dikelola oleh orang-orang yang mempunyai visi yang sama untuk bantu rakyat," jelas Helmi.
(dai/dai)