Nasib SMA Negeri 7 Lubuklinggau sungguh miris. Pasalnya, kelas X tahun ajaran 2024/2025 hanya memiliki 3 siswa aktif. Bila kondisi tersebut terus berlanjut, sekolah ini bisa tutup.
SMAN 7 Lubuklinggau berada di Jalan Sriwijaya, Kelurahan Batu Urip, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Sekolah ini terakreditasi A dengan fasilitas yang cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar.
Untuk saat ini, SMA tersebut memiliki lima kelas, di mana kelas X hanya satu kelas, dan kelas XI serta XII masing-masing 2 kelas. Kelas XI memiliki 32 siswa dan kelas XII memiliki 41 siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SMAN 7 Lubuklinggau, Agustunizar mengatakan dalam data pokok pendidikan (Dapodik), sebenarnya ada 8 siswa di kelas X. Namun yang aktif ke sekolah hanya 3 siswa.
"Pada saat pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025, itu ada 30-an yang daftar. Tapi saat sudah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) mulai seminggu, banyak yang pindah ke sekolah-sekolah yang lebih besar. Artinya kami kekurangan siswa," kata Agus saat ditemui detikSumbagsel, Sabtu (15/2/2025).
Guru Terdampak
Agus juga mengatakan akibat kurangnya siswa di sekolah, banyak guru yang kekurangan jam mengajar. Sehingga yang sebagian guru akhirnya pindah sekolah.
Ia membeberkan sebelumnya ada 35 guru di SMAN 7 Lubuklinggau. Karena jam mengajar mereka kurang, saat ini tinggal 24 guru yang tersisa. Terkadang, dalam sehari hanya 5 guru yang datang untuk mengajar.
"Dengan kondisi seperti ini, tentu saja kami akan mengalami kendala terutama guru-guru yang ngajar yang PNS itu, mereka banyak kurang jam bahkan ada yang nol jam. Sebagian guru juga sudah ada yang pindah karena kondisi ini, jadi terpaksa mereka pindah," ungkapnya.
Penyebab Sepi Peminat
Agus mengungkapkan selain lokasi SMA yang cukup jauh dari pusat kota, ada faktor lainnya yang menyebabkan sekolah tersebut sepi peminat. Di antaranya karena banyak sekolah lain di Lubuklinggau yang lebih besar.
"Kemungkinannya karena lokasi sekolah yang agak jauh dari pusat kota. Tapi kalau dibatasi (penerimaan siswa baru) yang sekolah besar itu, kemungkinan kami juga bisa dapat murid baru karena di tahun-tahun sebelumnya itu pernah sampai 4 kelas. Hal itu karena dibatasi penerimaan di sekolah-sekolah besar," ujarnya.
"Tapi sekarang tidak ada pembatasan lagi, mereka bahkan melanggar kuota, tentu saja akibat itu sekolah kami jadi habis, jadi cuman dapat 8 siswa yang berimbas terhadap KBM di sekolah, yaitu gurunya gak dapat jam ngajar. Itu pun yang aktif cuman 3 sekarang," tambahnya.
Agus bahkan menyampaikan pada saat PPDB 2024/2025 sudah ditutup, banyak siswa yang sudah mendaftar di SMAN 7 Lubuklinggau tiba-tiba pindah ke sekolah lain.
"Kenapa bisa dapat siswa sedikit ini mungkin manajemen saya yang salah. Saya siap diberikan semacam sanksi. Tapi tetap saja faktor di lapangan di mana siswa saya yang sudah masuk di SMAN 7 yang daftar sampai 30 orang itu, malah pindah sebagian ke sekolah yang lebih besar, padahal sudah tutup PPDB pada saat itu. Artinya ada oknum yang melanggar aturan-aturan yang ada di PPDB itu," bebernya.
Agus mengaku sempat melaporkan keadaan sekolahnya kepada Dinas Provinsi Sumatera Selatan. Namun hal itu belum membuahkan hasil.
"Kita sudah pernah membuat laporan sekitar 2 tahun yang lalu dan katanya bakal dipelajari dulu. Tapi kenyataannya di lapangan tidak ada realisasi, seperti ini-ini saja sekolah ini. Ya lama kelamaan sekolah ini akan tutup dengan sendirinya," ucapnya.
SMA Negeri 7 Lubuklinggau Terancam Tutup
Ia mengatakan saat SMA Negeri 7 Lubuklinggau berada dalam naungan pemerintah kota (Pemkot) Lubuklinggau, sekolahnya bisa memiliki jumlah siswa baru yang lumayan banyak.
"Kalo dibatasi seperti zaman masih di bawah naungan Pemkot, sekolah besar itu dibatasi jadi 8 kelas semua. Ketika sudah tidak di bawah naungan pemkot lagi, tidak ada pembatasan yang jelas sehingga sekolah kita habis dari yang dapat 8 kelas juga, akhirnya jadi 2 kelas dan terakhir satu kelas dengan jumlah 8 siswa di mana yang aktif cuman 3," paparnya.
Agus mengatakan bila keadaan ini terus berlanjut, maka SMA Negeri 7 Lubuklinggau akan tutup secara permanen. "Kami karena sekolah kecil jadi jalan saja. Kalau seperti ini terus ya susah sekolah ini karena biaya operasional besar namun muridnya sedikit, lama kelamaan bakalan tutup nanti," tutupnya.
(sun/dai)