SMAN 7 Merangin Hanya Dapat 4 Siswa Baru Meski Terakreditasi A

Jambi

SMAN 7 Merangin Hanya Dapat 4 Siswa Baru Meski Terakreditasi A

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Jumat, 21 Jul 2023 19:49 WIB
SMAN 7 Merangin, Kota Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi.
Foto: Istimewa
Merangin -

SMA Negeri 7 Merangin, Jambi hanya menerima 4 siswa baru. Padahal sekolah di Kota Bangko ini memiliki akreditasi A. Jika kondisi ini terus berlangsung, pihak sekolah pun khawatir sekolah tersebut akan tutup dalam beberapa tahun mendatang.

"Kalau untuk akreditasi sekolah ini, kami mendapatkan nilai A. Nilainya pun paling tinggi dari sekolah lain (di Merangin). Tetapi ya begitu, murid barunya hanya 4 orang saja," kata Kepala SMAN 7 Merangin, Risman Saragih kepada detikSumbagsel, Jumat (21/7/2023).

Risman mengaku, kurangnya murid baru di sekolahnya ini dikarenakan sistem zonasi yang mudah dipermainkan. Selain itu, fasilitas sekolah juga dinilai kurang karena bangunannya tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah murid baru yang minim ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Risman mengungkap, tahun lalu juga sepi murid baru. Namun tahun ini memang paling parah. Pada 2022, mereka masih menerima 17 murid baru.

"Saya memang baru menjadi kepsek di SMA Negeri 7 ini, tetapi saya sedih melihat kondisi siswa barunya yang sepi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Padahal, lanjut dia, jumlah lulusan SMP di Kota Bangko, Kabupaten Merangin cukup banyak. Secara perhitungan kasar, seharusnya ada cukup banyak siswa yang masuk ke sekolah tersebut. Apalagi sekolah ini merupakan sekolah akreditasi A.

"Untuk jumlah siswa SMP saja di sekitaran Kota Bangko ini ada 800 lebih yang dinyatakan lulus. Tetapi karena masalah zonasi PPDB ini yang harusnya kami dapat menerima siswa dengan jarak terdekat, malah tertampung di sekolah lain yang mana sistem zonasi itu bisa saja dimainkan," terang Risman.

Kepsek mengatakan, dulunya sekolah ini sempat terbantu oleh siswa dari SMP daerah transmigrasi. Akan tetapi, dengan semakin banyak SMA negeri baru di sekitarnya, maka siswa-siswa pun punya semakin banyak pilihan.

Saat ini ada 14 guru dengan status PNS di sekolah tersebut. Lalu ada 6 orang guru PTT serta 2 orang PNS dan 4 orang PTT di bagian Tata Usaha (TU). Risman pun menilai apabila kebutuhan murid di sekolah terus-terusan tidak terpenuhi, maka sekolah tidak akan bertahan dan terancam tutup.

"Tak banyak yang kita butuhkan. Kuota sebenarnya cuma terisi dua lokal (kelas) saja. Jika tidak terisi kan tidak mungkin guru pegawai kami di sini tak mencari jam tambahan, apalagi dia statusnya PNS. Jika begini terus sampai tahun depan, khawatir sekolah ini bisa saja terancam tutup," paparnya.

Dia berharap, kondisi ini dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Risman tak ingin guru-guru yang mengajar ini kesulitan mencari jam tambahan di sekolah lain.

"Kalau urusan fasilitas tentunya kami akan tetap perjuangkan ya, dan kami menyadari itu. Ini yang nanti kami harapkan pihak Disdik dapat menanggapi persoalan sedikitnya jumlah siswa baru di sekolah kami," tutupnya.




(des/des)


Hide Ads