Puasa Nisfu Syaban merupakan ibadah yang dikerjakan pada tanggal 15 atau pertengahan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Ibadah ini berbarengan dengan puasa sunnah Ayyamul Bidh.
Dikutip buku Rahasia Puasa Sunah milik Ahmad Syahirul Alim, kalangan ulama berbeda pendapat mengenai dalil kesunahan berpuasa khusus Nisfu Syaban. Ada yang mengatakan sahih dan sebagian lagi melemahkan kualitas hadisnya.
Menurut Ibnu Rajab, berpuasa hari Nisfu Syaban tidaklah dilarang selama diniatkan sebagai puasa Ayyamul Bidh. Terlepas dari hadis yang menganjurkan berpuasa pada hari Nisfu Syaban tidaklah sahih, umat Islam dapat menjalankan puasa pada tanggal 15 Syaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inilah bacaan niat puasa Nisfu Syaban dan Ayyamul Bidh yang bisa dibaca sekaligus pada tanggal 15 Syaban 1446 H atau 14 Februari 2025. Waktu membacanya dilakukan pada saat malam hari setelah Isya hingga menjelang Subuh.
Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab-Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah SWT."
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab-Latin: Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Ayyamul Bidl (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta'âlâ."
Bagi yang berpuasa nanti sebaiknya dilanjutkan satu hari lagi karena tanggal 15 Syaban jatuh pada hari Jumat. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, puasa di hari Jumat haram hukumnya bila tidak diiringi hari sebelum atau sesudahnya.
لا يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ
Artinya: "Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum'at kecuali jika ia berpuasa pula pada hari sebelum atau sesudahnya." (HR. Bukhari no. 1849 dan Muslim no. 1929).
Tata Cara Puasa Nisfu Syaban dan Ayyamul Bidh
Pelaksanaan puasa sunnah ini tidak jauh berbeda dengan puasa pada umumnya. Dimulai dari niat hingga berbuka puasa. Berikut urutannya:
- Membaca niat di malam hari
- Makan sahur, diutamakan ketika mendekati waktu imsak.
- Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan
- Menjadi diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa
- Menyegerakan berbuka saat waktu Maghrib tiba
Hukum Menggabungkan Niat Puasa Nisfu Syaban dan Ayyamul Bidh
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan yakni, bolehkah menggabungkan niat puasa Nisfu Syaban dan Ayyamul Bidh? Hukum mengerjakan kedua puasa ini dibolehkan dan sunnah. Penggabungan niatnya juga tidak menjadi masalah. Sebagaimana dikutip NU Online, Imam Bujairimi menjelaskan bahwa menggabungkan dua puasa sunnah.
Bahkan terdapat tambahan pahala bila seseorang mengerjakan keduanya sekaligus. Artinya, umat muslim dapat memanfaatkan momen Nisfu Syaban dan ayyamul bidh dengan mengerjakan dua puasa sekaligus.
Puasa ini termasuk bagian dari ibadah di bulan Syaban sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: "Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqa'dah, lalu Sya'ban. Ucapan mereka dilihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang disebutkan kesunahannya sama."
Keutamaan Puasa Nisfu Syaban
Anjuran berpuasa di bulan Syaban termasuk amal kebaikan yang diganjar pahala oleh Allah SWT. Bersandar pada hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW mengerjakan puasa Syaban lebih banyak daripada puasa sunnah lainnya. Berikut ini bunyi hadisnya:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)
Artinya: "Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah SAW sering berpuasa sehingga kami katakan: Beliau tidak berbuka. Beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: Beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Syaban," (Muttafaqun Alaih)
Selain itu, inilah keutamaan berpuasa sunnah Syaban terutama pada saat pertengahan bulan yang bertepatan dengan Ayyamul Bidh:
1. Siap Fisik dan Mental Saat Ramadan
Puasa di bulan Syaban menjadi latihan sebelum menjalankan ibadah satu bulan penuh saat Ramadan. Fisik dan mental perlu dilatih agar terbiasa tidak makan dan minum lebih dari 12 jam.
2. Penghapus Dosa
Sama halnya dengan puasa sunnah lain, berpuasa di bulan Syaban menjadi perantara penghapusan dosa-dosa kecil. Hal ini memberikan kesempatan untuk membersihkan diri sebelum Ramadan tiba.
3. Tabungan Amal
Bulan Syaban termasuk waktu yang tepat untuk melakukan amal saleh seperti puasa, zikir, dan sedekah agar memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan menjadi tabungan amal di akhirat kelak.
4. Menjalankan Sunnah Rasulullah
Mengerjakan puasa di bulan Syaban seperti Senin Kamis, ayyamul bidh berarti sudah menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Hal tersebut menjadi salah satu bukti kecintaan kepadanya.
5. Memanfaatkan Waktu untuk Ibadah
Selain sebagai ladang amal, berpuasa juga membiasakan diri untuk memanfaatkan waktu untuk melakukan ibadah yang disukai Allah SWT. Hal ini menghindari muslim dari perbuatan yang sia-sia.
Demikian bacaan niat puasa Nisfu Syaban sekaligus Ayyamul Bidh yang wajib dilakukan bagi yang mengerjakan. Semoga bermanfaat ya.
(csb/csb)











































