DBD di Sumsel Sepanjang 2024 Tercatat 6.263 Kasus dengan 37 Kematian

Sumatera Selatan

DBD di Sumsel Sepanjang 2024 Tercatat 6.263 Kasus dengan 37 Kematian

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Selasa, 04 Feb 2025 13:20 WIB
ilustrasi demam berdarah
ilustrasi demam berdarah (Foto: thinkstock)
Palembang -

Sepanjang 2024 jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan mencapai 6.263 kasus dengan 37 di antaranya meninggal. Angka itu naik drastis dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Upaya pencegahan terus dilakukan agar kasusnya tak terus naik.

"Sepanjang 2024 ada 6.263 kasus DBD dengan 37 kematian. Kasus tertinggi terjadi di Palembang dengan 1.268 kasus dan 14 meninggal," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel Ira Primadesa, Selasa (4/2/2025).

Dari data yang disampaikan, jumlah penderita DBD pada 2021 sebanyak 1.135 dengan tiga kasus kematian. Pada 2022 naik menjadi 2.854 kasus dengan 31 kematian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu pada 2023 sebanyak 2.804 kasus dengan 22 kematian, dan 2024 6.263 kasus dengan 37 kematian. Jumlahnya mengalami kenaikan 3.459 kasus antara 2023 dengan 2024.

Selain Palembang yang jumlah kasusnya tinggi pada 2024, adalah Banyuasin 634 kasus, Muba 507 kasus, dan OKU Timur 503 kasus. Kemudian Prabumulih 455 kasus, OKU 412 kasus, Ogan Ilir 369 kasus, Muara Enim 361 kasus, dan Lahat 323 kasus.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya Lubuklinggau 284 kasus, OKI 279 kasus, Empat Lawang 194 kasus, OKU Selatan 152 kasus, PALI 151 kasus, Mura 146 kasus, Muratara 141 kasus, dan Pagar Alam 84 kasus.

Sementara untuk kematian, sebarannya di Palembang 14 kematian, OKU 8 kematian, Banyuasin 4 kematian, Muba dan Ogan Ilir masing-masing 3 kematian, dan OKU Selatan 2 kematian. Kemudian Muratara, Pagar Alam, dan Lahat masing-masing 1 kematian.

"Meski angka kematian 2024 lebih banyak, namun secara case fatality rate (CFR) lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Persentase CFR 2024 0,59, tahun sebelumnya 0,70%," jelasnya.

Berbagai upaya pencegahan juga terus dilakukan untuk meminimalisir kasus DBD di Sumsel. Di antaranya dengan sosialisasi masif melakukan pemberantasan sarang nyamuk lewat pembersihan tempat air, pemeliharaan ikan pemakan jentik dan fogging.

"Mengurangi risiko kita harapkan warga menggunakan lotion pengusir nyamuk dan memasang kelambu. Kita juga sudah merencanakan distribusi larvasida DBD, insektisida cynoff dan RDT chikungunya. Pengendalian juga akan dilakukan dengan pengembangan wolbachia yang mampu menurunkan kesakitan dengue hingga 77% dan hospitalisasi 86%, dan imunisasi dengue," ungkapnya.




(csb/csb)


Hide Ads