Gejala penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi terdeteksi di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Salah satu gejala yang teridentifikasi adalah demam tinggi pada beberapa hewan.
"Gejala PMK pernah ada di Ogan Ilir, demam tinggi terjadi pada beberapa sapi. Baru itu laporan yang masuk ke kita. Tapi sampai saat ini belum ada yang kena PMK, jangan sampai ya," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, Ruzuan Effendi, Sabtu (18/1/2025).
Antisipasi terhadap gejala PMK tersebut telah dilakukan. Pembersihan kandang dengan disinfektan, pengobatan, pemberian vitamin dan lainnya telah dilakukan pemilik ternak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sudah sembuh dan sehat, hanya gejala saja belum dapat dipastikan kena PMK. Bisa jadi karena perubahan cuaca dan kondisi hujan saat ini. Kita saja jika ada perubahan cuaca bisa sakit," katanya.
Ia juga menyebut mengenai perubahan cuaca yang terjadi sejak November 2024 telah dilakukan sosialisasi terhadap peternak di Sumsel. Surat edaran terhadap gejala-gejala penyakit pada musim pancaroba juga telah disampaikan ke kabupaten/kota.
"Upaya pencegahan sudah kita lakukan sejak November kemarin terhadap berbagai penyakit yang timbul pada musim pancaroba. Kita minta kabupaten/kota siap-siap, termasuk untuk PMK," jelasnya.
Menurut Ruzuan, Sumsel sudah punya pengalaman terhadap PMK pada 2022, yang jumlah kasusnya mencapai 300-an ekor sapi. PMK disebut bisa disembuhkan dan tak menyebabkan risiko tinggi kematian.
"Pada 2022 lalu minim sekali kematian PMK, kemudian juga tak menimbulkan penurunan harga daging. Jadi, kita imbau masyarakat tidak panik khususnya dalam kasus ini. Kita juga mengimbau pengusaha sapi untuk menyisihkan anggarannya untuk membeli vaksin," tukasnya.
(sun/csb)