Ukuran Payudara Wanita Ini Berubah dari B ke G Usai Vaksin COVID-19

Internasional

Ukuran Payudara Wanita Ini Berubah dari B ke G Usai Vaksin COVID-19

Khadijah Nur Azizah - detikSumbagsel
Selasa, 07 Jan 2025 19:40 WIB
Ilustrasi payudara
Ilustrasi payudara/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Palembang -

Dalam enam bulan setelah menerima vaksin COVID-19, payudara seorang wanita tumbuh secara tidak normal dari ukuran B ke triple G. Menurut para peneliti, itu menjadi kasus yang pertama memperlihatkan efek samping vaksin COVID-19.

Dikutip detikHealth, wanita muda yang sehat dan tidak disebutkan namanya itu dilaporkan mulai mengalami pertumbuhan yang cepat seminggu setelah vaksinasi pada September 2022. Kemudian kondisinya memburuk setelah mendapatkan vaksin dosis kedua.

"Pasien percaya bahwa vaksin tersebut menyebabkan pertumbuhan payudaranya, namun, kekhawatirannya tidak ditangani secara memadai oleh dokter perawatan primernya, yang menyebabkan ketidakpercayaan pada sistem perawatan kesehatan," tulis para peneliti yang berbasis di Toronto bulan lalu, di jurnal Plastic & Reconstructive Surgery-Global Open, yang dikutip Selasa (7/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penulis studi menunjuk pada apa yang disebut fenomena 'payudara Pfizer', beberapa wanita mengklaim payudara mereka tumbuh setelah mendapatkan suntikan vaksin COVID, tetapi tidak ada bukti bahwa itu benar.

Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan efek samping yang diketahui dari vaksinasi COVID-19. Namun perubahan pada struktur atau kepadatan jaringan payudara sangat jarang terjadi.

ADVERTISEMENT

Peneliti mengatakan hanya ada satu kasus yang dipublikasikan yang merinci perubahan payudara yang khas setelah suntikan penguat Pfizer, dan itu adalah benjolan yang terlihat. Wanita itu tidak memiliki benjolan.

Perempuan itu ditemukan memiliki kondisi yang sangat langka. Ia memiliki benjolan jinak yang disebut PASH dan menyebabkan pembesaran payudaranya yang ekstrem.

"Kasus ini adalah yang pertama yang menunjukkan hubungan temporal antara gigantomastia terkait PASH dan vaksin," tulis para peneliti.

Perempuan itu mengaku merasakan kesemutan di payudaranya sebelum tumbuh. Dokter tidak melihat perubahan hormonal dalam hasil pemeriksaan darahnya, dan meresepkan steroid dan antibiotik tetapi tidak berhasil. Payudaranya berhenti tumbuh setelah enam bulan dan ia menjalani operasi pengecilan lima bulan kemudian.

Wanita itu kehilangan banyak darah selama prosedur, yang membatasi jumlah jaringan payudara yang dapat diangkat oleh ahli bedah. Saat ini, pasien itu memiliki payudara ukuran D ganda dan mungkin akan melakukan pengecilan payudara lagi untuk kembali ke ukuran normalnya.

Para penulis studi di Toronto menyerukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah ada hubungan antara vaksin COVID-19, PASH, dan pertumbuhan payudara yang tidak normal.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikHealth dengan judul Payudara Remaja 19 Tahun Berubah dari Ukuran B ke G Pasca Vaksin COVID-19.




(sun/mud)


Hide Ads