Pemeran drama China berjudul Hidden Love, Zhao Lusi disebut terkena afasia. Saat ini, kondisi kesehatan aktris berusia 26 tahun itu sedang menjadi sorotan. Lalu, apa itu afasia?
Dikutip situs Universitas Airlangga, afasia adalah gangguan kebahasaan di otak karena kerusakan pusat bahasa di otak. Penyebab yang paling umum adalah stroke, dengan 17-38 persen pasien stroke mengalami afasia.
Ada bermacam-macam gangguan kebahasaan karena afasia ini, di antaranya berbagai jenis kemampuan bahasa seperti baca tulis, mengulang kata, dan lain-lain sesuai subtipenya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun afasia bukan merupakan gangguan sensorik, motorik, psikiatri, ataupun intelektual, tetapi afasia dan gangguan bahasa lainnya dapat menghambat kelancaran komunikasi pasien dengan keluarganya dan dengan tenaga kesehatan. Hal ini juga dapat mengurangi kualitas hidup pasien jika dibiarkan begitu saja.
Apa Itu Afasia?
Dilansir laman Kemenkes RI, afasia adalah salah satu gangguan otak yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Penderita afasia kadang-kadang dapat menempatkan suara yang salah dalam sebuah kata, memilih kata yang salah, atau menggabungkan kata-kata secara tidak benar.
Selain itu, afasia juga dapat hadir dengan gangguan lain, bisa berupa kesulitan visual, masalah mobilitas, kelemahan anggota badan, dan masalah dengan memori atau keterampilan berpikir.
Afasia bisa terjadi secara tiba-tiba setelah seseorang mengalami stroke atau cedera kepala. Namun, afasia juga dapat terjadi secara bertahap akibat tumor otak atau demensia.
Penyebab Afasia
Dilansir sumber sama, afasia bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala awal adanya kerusakan di bagian otak yang mengatur bahasa dan komunikasi. Salah satu penyebab kerusakan otak yang paling sering memicu afasia adalah stroke.
Saat terserang stroke, tidak adanya aliran darah ke otak menyebabkan kematian sel atau kerusakan di bagian otak yang memproses bahasa. Selain stroke, kerusakan otak akibat cedera kepala, tumor otak, atau infeksi di otak (ensefalitis) juga bisa menyebabkan afasia. Dalam kondisi tersebut, afasia biasanya disertai dengan gangguan daya ingat dan gangguan kesadaran.
Penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi sel-sel otak, seperti demensia dan penyakit Parkinson, juga dapat menyebabkan afasia. Afasia ini akan berkembang secara bertahap seiring dengan perkembangan penyakit.
Gejala Afasia
Berdasarkan gejala yang muncul, afasia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Afasia Wernicke (Reseptif)
Afasia Wernicke atau afasia reseptif biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah. Kondisi yang juga dinamakan dengan sensory aphasia ini membuat penderitanya kesulitan memahami kata-kata yang didengar atau dibaca.
Afasia ini membuat penderitanya memberikan tanggapan atau kalimat yang sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
2. Afasia Broca (Ekspresif)
Pada Afasia Broca atau afasia ekspresif, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicaranya, tetapi kesulitan untuk mengatakannya.
Kondisi yang juga dinamakan motor aphasia ini biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri depan.
3. Afasia Global
Afasia global merupakan afasia paling berat dan biasanya terjadi ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan yang luas di otak.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan bahkan tidak mampu membaca, menulis, dan memahami perkataan orang lain.
4. Afasia Progresif Primer
Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan, yang terjadi secara perlahan. Afasia progresif primer jarang terjadi dan sulit ditangani.
5. Afasia Anomik
Penderita afasia anomik atau anomia sering kali mengalami kesulitan dalam memilih dan menemukan kata-kata yang tepat ketika menulis dan berbicara.
Penanganan Afasia
Metode penanganan afasia akan disesuaikan dengan jenis afasia yang diderita, bagian otak yang rusak, penyebab kerusakan otak, usia, dan kondisi kesehatan pasien.
1. Terapi Wicara
Terapi wicara dan bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca, menulis, dan mengikuti suatu perintah. Selain itu, pasien juga akan diajarkan cara berkomunikasi dengan gerakan atau gambar. Terapi ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti program komputer atau aplikasi.
2. Obat-obatan
Obat untuk mengatasi afasia biasanya bekerja dengan cara melancarkan aliran darah ke otak, mencegah berlanjutnya kerusakan otak, dan menambah jumlah senyawa kimia yang berkurang di otak.
3. Operasi
Prosedur operasi dapat dilakukan jika afasia disebabkan oleh tumor otak. Operasi bertujuan untuk mengangkat tumor otak sehingga afasia dapat tertangani dengan baik.
Cara Mencegah Afasia
Ada beberapa langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi yang dapat menyebabkan afasia, yakni:
1. Berhenti merokok
2. Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
3. Menjaga berat badan tetap ideal agar terhindar dari obesitas.
4. Berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit per hari.
5. Menjaga pikiran tetap aktif, misalnya dengan membaca, menulis, atau menggambar.
6. Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta membatasi makanan tinggi lemak, gula, dan garam.
7. Menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.
8. Berobat dan rutin kontrol ke dokter bila menderita diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan atrial fibrilasi, untuk mencegah stroke.
Itulah penjelasan mengenai afasia, lengkap dengan gejala, penanganan dan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat.
(dai/dai)