Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Dangkal, Pemprov Bengkulu Lakukan Ini

Bengkulu

Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Dangkal, Pemprov Bengkulu Lakukan Ini

Hery Supandi - detikSumbagsel
Sabtu, 28 Des 2024 18:20 WIB
Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah mengecek Pelabuhan Pulau Baai.
Foto: Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah mengecek Pelabuhan Pulau Baai. (Dok. Istimewa)
Bengkulu -

Pelabuhan Pulau Baai, jalur utama distribusi dan ekspor di Provinsi Bengkulu sedang menghadapi krisis pendangkalan yang semakin parah sejak 2018. Dampaknya sangat serius karena mengganggu distribusi kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak dan beras.

Hal ini menyebabkan penurunan tajam kapasitas ekspor. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah mengatakan, Pelabuhan Pulau Baai merupakan jalur utama ekspor di Bengkulu, namun sejak tahun 2018 lalu terus mengalami pendangkalan.

"Alur (pelayaran) pelabuhan yang sebelumnya memiliki kedalaman 7-11,5 meter, kini hanya tersisa 1,5 meter. Bahkan sebagian kolam breakwater sudah berubah menjadi daratan pasir," kata Rosjonsyah, Sabtu (28/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosjonsyah menyebut, kondisi terjadi krisis pendangkalan ini telah menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian Bengkulu, yang diperkirakan mencapai ratusan miliar hingga triliunan Rupiah setiap tahunnya.

"Saya minta seluruh instansi terkait segera mencari solusi terbaik agar masalah ini tidak terus berulang setiap tahun. Karena bisa menjadi ancaman bagi perekonomian Bengkulu," jelas Rosjonsyah.

ADVERTISEMENT

General Manager PT Pelindo Regional II, S. Joko mengungkapkan, sedimentasi tinggi yang disebabkan oleh cuaca buruk menjadi penyebab utama pendangkalan. Akibatnya, kapal-kapal besar sulit masuk dan keluar pelabuhan.

"Hal ini menurunkan kapasitas angkut barang, menghambat ekspor, serta menyebabkan keterlambatan pengiriman barang," ungkap Joko.

Joko mengungkapkan, ekspor batu bara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini hanya mampu mengirimkan 3 juta ton. Bahkan, pengangkutan harus menggunakan tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar di tengah laut.

"komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut, juga ikut terdampak," tutup Joko.

Situasi ini mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mencari solusi konkret agar fungsi strategis Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali optimal, sehingga perekonomian Bengkulu dapat terselamatkan.




(dai/dai)


Hide Ads