9 Bumbu Dapur yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, Ada Bawang hingga Vanili

Ada beberapa bumbu dapur yang tidak boleh disimpan di kulkas salah satunya yakni bawang. Tahukah detikers, menyimpan bumbu dapur di kulkas dapat merusak bahan tersebut sehingga menjadi tidak layak pakai.

Jadi, lebih baik apabila bumbu tersebut disimpan di tempat yang sesuai. Penasaran apa saja bumbu dapur yang tidak boleh disimpan di kulkas? Yuk simak daftarnya dalam artikel yang sudah detikSumbagsel rangkum!

9 Bumbu Dapur yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas

Dilansir dari Tastingtable dan Fibercrime, berikut 9 bumbu dapur yang tidak boleh disimpan di kulkas:

1. Bawang Bombai

Bawang bombai biasanya digunakan dengan cara mencincang bagian utamanya sebelum dicampurkan ke masakan. Namun sebelum itu, detikers harus memisahkan bagian utamanya dari kulit bawang bombai.

Menyimpan bawang bombai di kulkas atau suhu dingin akan menyebabkan pembekuan yang dapat merusak dinding sel bawang bombai. Hal ini membuat rasa bawang bombai tersebut akan berbeda saat dimakan.

2. Bawang Merah

Bawang merah menjadi salah satu jenis bawang yang banyak digunakan dalam masakan Indonesia. Selain sebagai bumbu, bawang merah juga dimanfaatkan menjadi bawang goreng.

Suhu dingin dari kulkas mempercepat bawang bertunas, sehingga menyebabkan teksturnya menjadi lembek. Akibatnya bawang tersebut akan kehilangan rasanya.

3. Bawang Putih

Tidak jauh berbeda dengan bawang merah dan bawang bombai, bawang putih juga tidak boleh disimpan di kulkas. Sekalipun disebut dapat mempertahankan rasanya, tetapi penyimpanan dalam jangka waktu lama juga tidak baik.

Terlalu lama disimpan di kulkas akan membuat bawang menjadi pahit. Selain itu, aroma bawang putih yang menyengat dapat meresap ke berbagai bahan lain yang ada di kulkas.

4. Kayu Manis

Kayu manis digunakan untuk menghasilkan rasa manis yang khas dalam masakan. Untuk menjaga rasanya yang khas tetap terjaga, detikers harus memperhatikan cara menyimpannya.

Menyimpan kayu manis di kulkas menjadi pilihan buruk karena dapat menghilangkan rasa dan aromanya yang khas. Sebaiknya kayu manis disimpan di tempat kering.

5. Bubuk Cabai

Cabai menjadi salah satu bumbu dapur yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cabai memberikan cita rasa pedas dalam makanan.

Berbeda dengan cabai utuh, bubuk cabai tidak boleh disimpan dalam kulkas. suhu dingin kulkas akan membuat wadah bubuk cabai berembun dan mendorong pertumbuhan jamur.

Sebaiknya bubuk cabai disimpan di tempat dengan suhu ruang. Disarankan juga untuk menggunakan wadah kedap udara dan dijauhkan dari cahaya langsung.

6. Merica Bubuk

Bumbu ini tidak boleh disimpan di kulkas. Menyimpannya di kulkas akan menyebabkannya kehilangan rasa dan aroma. Selain itu juga dapat membuat merica menggumpal.

Sebaiknya merica disimpan di tempat kering dengan menggunakan wadah kedap udara. Selain lada, cara menyimpan seperti itu juga berlaku untuk rempah-rempah kering, seperti ketumbar dan pala.

7. Daun Kemangi

Daun kemangi biasanya digunakan sebagai bumbu pelengkap. Selain itu, penggunaannya juga sering dilihat dalam lalapan yang disajikan dalam kondisi segar.

Meskipun disimpan di dalam kulkas, rasa daun kemangi tidak akan berubah. Namun, suhu dingin dapat menyebabkan warna daun kemangi berubah menjadi kehitaman dan menjadi layu.

8. Cengkih

Untuk membuat aroma yang kuat dalam masakan, biasanya orang-orang menggunakan cengkih. Cara menyimpan yang salah dapat membuat aroma dan rasa cengkih hilang.

Cengkih biasanya disimpan dalam kondisi kering. Jika disimpan dalam kulkas akan membuat jamur berkembang pada cengkih dan rasanya akan menghilang.

9. Vanili

Vanili memiliki aroma yang kuat. Untuk menjaga aromanya, vanili harus disimpan di wadah kedap udara dan suhu ruang.

Menyimpan vanili di kulkas memicu jamur dan pembusukan akibat uap air. Oleh karena itu, pastikan detikers tidak menyimpan vanili di kulkas.

Nah, itulah 9 bumbu dapur yang tidak boleh disimpan di kulkas. Jika detikers masih menyimpan bumbu-bumbu tersebut di kulkas, sebaiknya segera ubah kebiasaan tersebut untuk menjaga bumbu tetap awet, ya!

Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta program magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.