Banyak Warga Enggan Punya Anak, China Terancam Kehilangan 50 Juta Populasi

Internasional

Banyak Warga Enggan Punya Anak, China Terancam Kehilangan 50 Juta Populasi

Averus Kautsar - detikSumbagsel
Senin, 25 Nov 2024 16:30 WIB
Children play next to adults at a park in Beijing, China June 1, 2021. REUTERS/Tingshu Wang
Ilustrasi warga China/Foto: REUTERS/Tingshu Wang
Palembang -

Krisis angka kelahiran melanda China. Maka dari itu, Negeri Tirai Bambu diperkirakan bakal kehilangan lebih dari 50 juta populasi dalam satu dekade ke depan.

Dikutip detikHealth dari NewsWeek, China diproyeksikan akan mengalami penurunan populasi menjadi 1,36 miliar pada 2025, dari puncaknya 1,41 miliar pada 2021. Hal tersebut diungkapkan seorang analis dari Bloomberg Intelligence bernama Ada Li.

Hingga saat ini, China terus berusaha mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi krisis tersebut. Pada 2016, pemerintah menghapus aturan satu anak yang telah berlangsung selama puluhan tahun, dan meningkatkan batasan menjadi tiga anak pada 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam data resmi tahun 2023, angka kelahiran menurun selama tujuh tahun berturut-turut. Sementara itu, angka kematian melebihi jumlah kelahiran dalam dua tahun berturut-turut.

Proyeksi populasi China jangka panjang tampak lebih suram. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi China dapat menyusut hingga 50 persen di akhir abad ini. Akademi Ilmu Sosial Shanghai bahkan memperkirakan lebih tinggi, yang mana 60 persen populasi akan berkurang.

ADVERTISEMENT

Li mengatakan tahun 2024 atau tahun naga di kalender China mungkin akan meningkatkan angka kelahiran sementara waktu, karena dianggap sebagai tahun baik. Namun ia memperingatkan peningkatan angka kelahiran terkait zodiak hanya bersifat sementara, terlebih angka pernikahan juga terus menurun.

"Para pembuat kebijakan cenderung meningkatkan laju reformasi karena mereka berupaya mengatasi hambatan yang ada di antara pasangan usia reproduksi, dan keinginan mereka untuk membangun keluarga," kata Li.

Ahli demografi dari Universitas Wisconsin-Madison, Yi Fuxian memperkirakan mereka yang berusia 60 tahun ke atas dapat mencapai 40 persen dari populasi. Hal itu dinilai sebagai tren yang dapat sangat membebani produktivitas ekonomi.

Di 2035, rasio ketergantungan China dalam hal proporsi tanggungan terhadap populasi usia kerja diperkirakan akan mencapai 53 persen. Naik dari 46 persen pada 2021 menurut laporan dari Economist Group's Economist Intelligence Unit.

Bila situasinya terus seperti itu, China bakal menaikkan usia pensiun warga untuk pertama kali. Itu adalah bentuk upaya mendorong warga China yang lebih tua agar tetap bekerja.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikHealth dengan judul China Diprediksi Bakal Kehilangan 50 Juta Penduduk Imbas Warga Enggan Punya Anak.




(sun/mud)


Hide Ads