Pneumonia pada Anak: Gejala, Penyebab, Cara Cegah dan Pengobatannya

Pneumonia pada Anak: Gejala, Penyebab, Cara Cegah dan Pengobatannya

Muhammad Febrianputra Jastin - detikSumbagsel
Kamis, 14 Nov 2024 22:30 WIB
Pneumonia bayi
Foto: Ilustrasi Pneumonia (Getty Images/iStockphoto/yamasan)
Palembang -

Penyakit pneumonia menjadi salah satu penyakit menular yang menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini terjadi karena sistem perlindungan pada tubuh masih lemah dan belum sempurna.

Selain faktor sistem kekebalan yang belum sempurna, terdapat juga faktor lingkungan yang dapat meningkatkan resiko pneumonia. Untuk itu, perlunya mengetahui dan memahami tentang pneumonia. Berikut detikSumbagsel rangkum gejala, penyebab, pencegahan dan pengobatan pneumonia.

Apa Itu Pneumonia?

Dilansir laman Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan Ditjen P2P Kemenkes, pneumonia sering disebut sebagai paru-paru basah. Ini adalah kondisi peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru yang bisa disebabkan oleh bakteri atau virus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, pneumonia menjadi penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan kematian 740.180 anak di bawah usia 5 tahun.

Pada beberapa kasus, pasien dengan sistem kekebalan tubuh rendah dapat mengalami komplikasi yaitu penyebaran bakteri pada aliran darah. Kondisi ini akan menyebabkan kegagalan fungsi organ, yang ditandai dengan abses paru hingga nanah.

ADVERTISEMENT

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia bervariasi dari ringan ke berat, tergantung faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia, kesehatan. Tanda dan gejala ringan seringkali mirip pilek atau flu yang berlangsung lama, seperti:

  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kelelahan
  • Suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada orang dewasa yang berusia lebih dari 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah)
  • Mual, muntah atau diare
  • Sesak napas
  • Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.
  • Mual, muntah, dan diare.
  • Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.
  • Kesulitan mengambil napas
  • Tampak tarikan dinding dada saat bernapas

Penyebab Pneumonia

Banyak kuman yang dapat menyebabkan pneumonia. Yang paling umum adalah bakteri dan virus di udara yang dihirup. Tubuh biasanya mencegah kuman ini menginfeksi paru-paru. Namun terkadang kuman ini dapat mengalahkan sistem kekebalan, meskipun kesehatan secara umum baik.

Berikut penyebab pneumonia, menurut jenis kuman dan penyebab infeksinya.

  • Bakteri penyebab paling umum dari pneumonia bakteri di AS adalah Streptococcus pneumoniae. Pneumonia jenis ini dapat terjadi dengan sendirinya atau setelah mengalami pilek atau flu.
  • Organisme mirip bakteri mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia yang disebabkan jenis bakteri ini mengalami gejala yang lebih ringan daripada jenis lainnya.
  • Jamur menjadi salah satu penyebab pneumonia yang paling sering terjadi pada orang dengan masalah kronis atau sistem kekebalan tubuh lemah. Jamur ini dapat ditemukan pada tanah atau kotoran burung yang bervariasi sesuai lokasi geografis.
  • Virus juga bisa menyebabkan pneumonia. Virus adalah penyebab paling umum pneumonia pada anak di bawah 5 tahun. Salah satu jenis virus yang menyebabkan pneumonia adalah Coronavirus 2019 (COVID-19).
  • Pneumonia aspirasi. Pneumonia aspirasi terjadi ketika Anda menghirup makanan, minuman, muntahan atau air liur ke dalam paru-paru kita. Aspirasi lebih mungkin terjadi jika ada sesuatu yang mengganggu refleks muntah normal kita, seperti cedera otak atau masalah menelan, atau penggunaan alkohol atau obat-obatan secara berlebihan.

Pencegahan Pneumonia

Terdapat beberapa langkah-langkah pencegahan penyakit Pneumonia. Berikut langkah-langkahnya.

  • Pemberian ASI Eksklusif dan pemberian Makanan Pendamping (MP-ASI) yang Adekuat.
  • Imunisasi lengkap dapat mencegah anak untuk terjangkit pneumonia dan penyakit lain yang berhubungan seperti campak, batuk rejan dan lainnya.
  • Cuci tangan dengan sabun adalah hal sederhana namun memiliki dampak besar terhadap kesehatan anak. Cuci tangan juga berfungsi menghilangkan kuman dan bakteri di tangan.
  • Mengurangi polusi dalam rumah seperti melindungi anak dari asap rokok. Asap rokok sangat berbahaya dan dapat merusak saluran pernapasan anak.
  • Pemberian vaksinasi pneumokokus dan vaksin influenza dapat membantu mencegah beberapa jenis pneumonia.

Pengobatan Pneumonia

Berikut beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pneumonia.

1. Terapi Kausal

Terapi Kausal merupakan terapi dengan pemberian obat antibiotik atau obat antijamur. Pemberian obat ini bertujuan untuk membunuh pertumbuhan kuman penyebab infeksi.

2. Terapi Suportif Umum

Terapi ini disesuaikan dengan keadaan pasien. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, dokter akan memberikan terapi oksigen. Terapi suportif lainnya adalah pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan obat penurun demam.

3. Terapi Inhalasi

Terapi ini melibatkan penyaluran obat langsung ke paru-paru melalui inhaler atau nebulizer. Terapi ini bermanfaat pada kondisi pasien yang membutuhkan penanganan segera.

3. Fisioterapi Dada

Terapi ini melibatkan serangkaian latihan dan teknik batuk untuk mempermudah pengeluaran dahak dari paru-paru. Fisioterapi juga bisa membantu mempercepat pemulihan.

4. Rawat Inap

Pada kasus Pneumonia berat dan beresiko tinggi mengalami komplikasi, akan membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Pasien Pneumonia di rumah sakit akan lebih mudah dipantau perkembangannya.

Demikian informasi tentang gejala, penyebab, pencegahan dan cara mengobati penyakit pneumonia. Semoga bermanfaat detikers!

Artikel ini ditulis oleh Muhammad Febrianputra Jastin, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)


Hide Ads