Kemiskinan di Sumsel Tinggi dari Angka Nasional, Swasta Diminta Bantu Turunkan

Sumatera Selatan

Kemiskinan di Sumsel Tinggi dari Angka Nasional, Swasta Diminta Bantu Turunkan

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Kamis, 14 Nov 2024 07:30 WIB
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi usai kegiatan silaturahmi dengan SRC.
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi usai kegiatan silaturahmi dengan SRC (Foto: A Reiza Pahlevi)
Palembang -

Angka kemiskinan di Sumatera Selatan (Sumsel), lebih tinggi dari angka nasional. Terkait itu, pihak swasta pun diminta untuk membantu menurunkannya.

Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan angka kemiskinan Sumsel berdasarkan data BPS Maret 2024 sebesar 10,97% atau sekitar 984 ribu orang. Angka itu 2% lebih tinggi dari angka kemiskinan nasional yang hanya 9,03%.

"Angka kemiskinan kita 10,97%, 2% lebih tinggi dari nasional yang 9,03%. Bantuan pihak swasta terhadap pengembangan UMKM jelas sangat membantu menurunkan angka kemiskinan. Jadi kita tunggu saja laporan BPS Maret tahun depan," katanya usai kegiatan silaturahmi dengan Sampoerna Retail Community (SRC) Palembang, Rabu (13/11/2024).

Katanya, SRC membantu menurunkan angka kemiskinan karena jumlah UMKM yang dibina sebanyak 8 ribuan di Sumsel. Dia menyebut rata-rata omzet yang tergabung dalam kelompok itu Rp 85 juta per bulan dengan margin laba 10% atau Rp 8,5 juta per bulan.

"Artinya jika dilaksanakan secara benar bisa jadi andalan hidup. Tidak kalah dengan pekerjaan lain seperti ASN dan PPPK. ASN terendah gajinya sekitar Rp 4 juta, masih jauh di bawah Rp 8,5 juta tadi," ungkapnya.

Menurut Elen, tergabung dalam kelompok itu merupakan opsi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Apalagi ada bimbingan, pembinaan dan transfer of knowledge. Selain itu, masalah pembiayaan juga akan lebih mudah melalui kredit perbankan.

"Kita terus mendorong entrepreneur melalui UMKM. Kita juga minta bantu perusahaan, paguyuban dan komunitas menularkan pengalamannya. Salah satu persoalan kita kan masih tingginya kemiskinan, menciptakan UMKM adalah upaya membuka lapangan pekerjaan baru agar masyarakat memiliki penghasilan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur PT HM Sampoerna Elvira Lianita mengatakan jumlah toko kelontong yang dibina sebanyak 300 ribuan dengan 8 ribu di antaranya ada di Sumsel.

Dalam pelaksanaannya, pengembangan UMKM itu sejalan dengan program pemerintah dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

"Menjadi komitmen kita mendukung UMKM berkembang menjadi lebih baik, karena UMKM merupakan tulang punggung nasional," ujarnya.

Elvira menyebut, dampak SRC terhadap perkembangan UMKM cukup baik. Dalam sebuah riset yang dilakukan, omset program itu mencapai ratusan triliun rupiah.

"Dari riset yang dilakukan, omzet secara keseluruhan mencapai Rp 236 triliun dalam setahun. Setara dengan 11,4% PDB retail nasional pada 2022. Kita juga punya fasilitas untuk mendukung peningkatan UMKM melalui entrepreneur training center di Pasuruan," ungkapnya.




(csb/csb)


Hide Ads