Fenomena childfree bukan hanya terjadi di luar negeri, namun juga tengah berkembang di Indonesia. Kondisi ini sedang ramai dibahas dan menjadi perhatian publik.
Keputusan untuk tidak memiliki anak atau childfree, yang sebelumnya dianggap tabu atau bertentangan dengan norma sosial, kini mulai diterima dan dipilih oleh sebagian orang, terutama di kalangan generasi muda.
Banyak pasangan yang merasa bahwa kebahagiaan dan pemenuhan hidup tidak harus selalu diukur dengan memiliki anak, melainkan melalui pencapaian pribadi, karier, atau bahkan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada banyak faktor yang memengaruhi keputusan ini, mulai dari alasan ekonomi, ketidakpastian masa depan, hingga keinginan untuk fokus pada pengembangan diri dan karier. Untuk mengetahui lebih dalam terkait fenomena childfree ini, simak penjelasan dan dampaknya yang telah dirangkumberikut.
Apa Itu Childfree?
Dilansir dari laman bigdata.bps.go.id, childfree merujuk pada individu atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun adopsi. Childfree tidak ada kaitannya dengan kesehatan fertilitas, melainkan karena pilihan hidup.
Istilah childfree sering kali dikaitkan dengan isu feminisme, di mana perempuan yang tidak mengurus anak, memiliki kesempatan besar untuk mengeksplorasi peran sosial di luar keluarga, seperti karir dan pendidikan.
Peningkatan jumlah perempuan yang memilih untuk childfree dipengaruhi oleh penemuan alat kontrasepsi yang aman, meningkatnya akses pendidikan, serta meluasnya advokasi tentang kesetaraan gender.
Baca juga: Nikah Siri dalam Pandangan Islam |
Dampak Positif dan Negatif Childfree
Dikutip dari E-Journal UIN Suska yang berjudul Fenomena Childfree di Era Modern, childfree bisa berdampak positif dan negatif. Berikut dampaknya:
1. Dampak Positif
- Dapat menekan laju populasi manusia, sehingga bisa mengurangi konsumsi Sumber Daya Alam (SDA), pencemaran lingkungan, angka pengangguran, serta kepadatan penduduk.
- Menghilangkan sikap egois orang tua yang sering lepas dari tanggung jawabnya sebagai orang tua. Anak seringkali dibebani dengan kewajiban, baik dalam hal tenaga, waktu, maupun finansial, terutama saat orang tua memasuki usia lanjut.
- Menurunkan tingkat kemiskinan karena tanggungan dalam suatu rumah akan menjadi lebih sedikit.
- Menurunkan angka kematian anak di usia dini akibat orang tua yang belum siap memiliki anak.
2. Dampak Negatif
- Tidak bisa merasakan kebahagiaan menjadi orang tua.
- Jika tidak ada komitmen di awal, bisa menimbulkan konflik dalam keluarga.
- Bagi umat Islam, bisa menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapat amal jariyah dari anak saleh.
- Kehilangan atau terhentinya kelahiran generasi penerus bangsa dan agama yang bisa berdampak pada kualitas ekonomi, produktivitas masyarakat, serta sumber daya manusia. Hal ini juga menyebabkan tidak adanya regenerasi dalam bidang ilmu, akhlak, dan aspek lainnya pada generasi muda yang akan datang.
- Kurangnya rasa bersyukur.
- Kesepian dan perceraian dapat terjadi karena anak berperan sebagai pengikat dalam hubungan pernikahan.
Itulah penjelasan mengenai fenomena childfree dan dampaknya. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Wulandari, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)