Hiperprolaktinemia adalah kondisi saat kadar hormon prolaktin darah meningkat. Salah satu penyebab dari meningkatnya hormon prolaktin adalah stres atau aktivitas fisik yang berlebihan.
Kondisi ini biasanya menyerang wanita yang tidak hamil dan menyusui, tetapi juga bisa terjadi pada pria. Wanita dengan usia di bawah usia 40 tahun lebih sering mengalami kondisi ini.
Vokalis grup The Virgin, Dara, diketahui mengidap hiperprolaktinemia atau keluarnya air susu meski tidak hamil. Lantas apa itu hiperprolaktinemia? Simak penjelasan yang telah dirangkum oleh detikSumbagsel berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Hiperprolaktinemia?
Dilansir dari laman kemkes.co.id, hiperprolaktinemia adalah kondisi tingginya hormon prolaktin dalam darah pada wanita, maupun pria. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh prolaktinoma atau tumor jinak di kelenjar hipofisis yang berfungsi menghasilkan hormon prolaktin.
Hormon prolaktin bertugas untuk memberi sinyal pada payudara wanita untuk menghasilkan ASI selama kehamilan dan menyusui. Namun, dalam kondisi hiperprolaktinemia menyebabkan ASI keluar dari wanita yang tidak hamil maupun menyusui, serta pada pria.
Penyebab dan Faktor Risiko Hiperprolaktinemia
Dilansir dari sumber yang sama, penyebab Hiperprolaktinemia yang paling utama adalah prolaktinoma. Prolaktinoma disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Berjenis kelamin wanita.
- Berusia 20-40 tahun.
- Menderita kondisi genetik yang diturunkan, yaitu Multiple Endocrine Neoplasia tipe 1.
Namun, terdapat beberapa penyebab lain yang dapat memicu hiperprolaktinemia atau meningkatkan kadar prolaktin dalam darah, yaitu:
1. Efek samping obat, seperti antipsikotik, obat pereda nyeri, obat mual, dan muntah.
2. Kelenjar tiroid kurang aktif atau hipotiroidisme.
3. Penyakit ginjal.
4. Cedera pada bagian dada, seperti patah tulang dada atau rusuk.
5. Herpes zoster di daerah dada.
6. Dalam kondisi sedang hamil dan menyusui.
7. Stress atau aktivitas fisik berlebihan.
8. Stimulasi berlebihan pada darah.
9. Rempah dan makanan tertentu seperti biji adas, daun semanggi merah, dan fenugreek.
Gejala Hiperprolaktinemia
Dilansir dari laman Siloam Hospital, gejala hiperprolaktinemia adalah sebagai berikut:
1. Perubahan pola haid, serta haid tidak teratur atau jarang-jarang.
2. Vagina terasa nyeri saat berhubungan intim.
3. Vagina kering.
4. Infertilitas atau kemandulan.
5. Hilangnya gairah seksual.
Pada pria, gejala hiperprolaktinemia, yaitu:
1. Sulit ereksi atau impotensi
2. Massa otot dan rambut tubuh berkurang.
3. Jumlah sperma berkurang.
4. Nyeri dan pembesaran payudara atau ginekomastia.
Hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh prolaktinoma juga dapat dirasakan dengan gejala umum berupa:
- Sakit kepala.
- Mual dan muntah.
- Kelelahan.
- Gangguan penglihatan dan penciuman.
- Tulang menjadi rapuh.
- Penurunan gairah seksual.
- Masalah kesuburan.
Cara Mengatasi Hiperprolaktinemia
Dari sumber yang sama, hiperprolaktinemia dapat diatasi dengan beberapa cara, yaitu:
1. Mengonsumsi obat-obatan, seperti cabergoline dan bromocriptine. Keduanya dapat menurunkan kadar prolaktin ke angka normal apabila penyebab hiperprolaktinemia tidak diketahui.
2. Pembedahan untuk mengangkat tumor prolaktinoma atau dengan memanfaatkan radiasi untuk mengecilkan tumor apabila hiperprolaktinemia disebabkan oleh tumor.
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu hiperprolaktinemia, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)