Mengenal Demensia pada Lansia: Faktor Risiko, Gejala, hingga Cara Mencegahnya

Mengenal Demensia pada Lansia: Faktor Risiko, Gejala, hingga Cara Mencegahnya

Putri Fadyla - detikSumbagsel
Selasa, 22 Okt 2024 07:21 WIB
Dementia written in wooden cubes on a table from well ordered to chaotic
Foto: Ilustrasi demensia pada lansia (thinkstock)
Palembang -

Demensia adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan pada otak pada lansia. Salah satu ciri demensia adalah penurunan fungsi kognitif seperti kesulitan berpikir.

Demensia umumnya kondisi normal yang terjadi pada orang lanjut usia. Tanda dan gejala demensia kebanyakan tidak disadari oleh sebagian orang.

Hal tersebut karena gejala demensia sendiri mirip dengan kondisi orang lanjut usia yang mulai pikun dan melupakan beberapa hal. Namun, demensia berbeda dengan pikun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa pengertian demensia, faktor risiko, tanda dan gejala demensia? Berikut penjelasannya, lengkap dengan cara mencegah yang telah dikutip oleh detikSumbagsel.

Pengertian Demensia

Dilansir dari laman kemkes.go.id, demensia merupakan di saat seseorang mulai mengalami gejala kehilangan memori, kesulitan berpikir, kesulitan memecahkan masalah, dan gangguan bahasa.

ADVERTISEMENT

Demensia terjadi saat seseorang mengalami kerusakan otak akibat penyakit seperti stroke. Penyakit ini akan mempengaruhi cara berpikir, kelakuan, dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.

Dikutip dari Jurnal Dementia Australia, demensia didiagnosa apabila seseorang mengalami gangguan pada dua atau lebih fungsi kognitif. Oleh karena itu, kebanyakan orang yang menderita demensia adalah orang tua, tetapi perlu diingat bahwa demensia dapat terjadi pada siapa saja.

Demensia sendiri terdiri dari tiga kategori utama, yaitu:

1. Demensia Alzheimer (AD) yang dikenal sebagai demensia paling umum.

2. Demensia vaskular yang dipicu oleh stroke dan penyakit kerusakan otak.

3. Demensia yang disebabkan oleh depresi, kekurangan asupan nutrisi, hipotiroidisme, dan keracunan obat.

Faktor Risiko Demensia

Dikutip dari Jurnal Smart Patient, berikut faktor risiko demensia:

1. Usia, demensia biasanya terjadi pada lanjut usia yang berusia di atas 65 tahun. Risiko demensia akan meningkat secara signifikan seiring dengan bertambahnya usia.

2. Riwayat dan faktor keturunan, riwayat kesehatan keluarga menjadi penyebab meningkatnya faktor risiko demensia.

3. Jenis kelamin, demensia lebih sering terjadi pada wanita. Hal tersebut karena wanita biasanya hidup lebih lama dibanding pria.

4. Gaya Hidup, faktor risiko demensia akan meningkat tergantung gaya hidup, penderita penyakit hipertensi, kolesterol tinggi atau diabetes memiliki risiko terkena demensia lebih tinggi.

5. Gangguan kognitif, setelah seseorang mengalami gangguan kognitif maka faktor risiko demensia akan terus meningkat di tahun-tahun selanjutnya.

6. Tingkat pendidikan, dari penelitian yang dilakukan, tingkat pendidikan yang rendah meningkatkan faktor risiko yang lebih tinggi. Pendidikan yang tinggi membuat seseorang lebih banyak latihan secara mental dan melindungi otak mereka dari proses degenerasi.

Tanda dan Gejala Demensia

Dilansir dari kemkes.go.id, penderita demensia mengalami penurunan fungsi kognitif secara bertahap. Penyakit ini akan terus berkembang hingga akhirnya mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.

Berikut beberapa tanda dan gejala demensia. Perlu diperhatikan bahwa gejala dapat bervariasi tergantung penyebab yang mendasarinya dan individu yang menderitanya.

1. Penurunan Kemampuan Atensi atau Perhatian

  • Mudah terganggu.
  • Kesulitan fokus.
  • Penurunan kemampuan memproses informasi.
  • Proses dan pemikiran membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Penurunan Kemampuan Memori

  • Pengurangan memori episodik, termasuk kesulitan mengingat peristiwa otobiografi, situasi, dan pengalaman.
  • Penurunan memori jangka pendek.
  • Cepat melupakan informasi yang baru didengar atau dilihat.
  • Kesulitan mengingat nama.
  • Kesulitan memperoleh dan mengingat informasi baru.

3. Penurunan Kemampuan Persepsi

  • Kesulitan menyelesaikan aktivitas yang dulunya sering dilakukan.
  • Ketidakmampuan mengenali orang, objek, atau suara yang dikenal.
  • Ketidakmampuan menemukan objek dalam pandangan langsung.
  • Kesulitan visuo-perseptual, seperti kepekaan terhadap cahaya.

4. Penurunan Kemampuan Bahasa

  • Bahasa berulang, seperti mengajukan pertanyaan berulang.
  • Kesulitan menemukan kata.
  • Kesalahan tata bahasa, termasuk kesalahan penggunaan kata dan sebagainya.
  • Kehilangan ucapan yang bermakna dan sering diucapkan.
  • Gangguan untuk menyusun bahasa tertulis.
  • Kesulitan mengikuti dan mempertahankan percakapan.
  • Pengurangan pemahaman dewasa.
  • Kesulitan mengikuti arahan.

Cara Mencegah Demensia

Dikutip dari laman yang sama, belum diketahui cara mencegah penyakit Alzheimer. Namun, terdapat beberapa cara yang dapat mengurangi risiko dan memperlambat proses degenerasi otak, yaitu:

1. Mempertahankan Keaktifan Mental

Kegiatan yang merangsang mental, seperti membaca dan memainkan permainan yang mengandalkan otak dapat melindungi seseorang dari demensia. Hal tersebut juga dapat mengatasi perubahan yang berkaitan dengan demensia.

2. Mempertahankan Pola Makan yang Sehat

Pola makan yang seimbang akan menjaga kesehatan pembuluh darah. Hal itu akan mengurangi kemungkinan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, sehingga menurunkan risiko demensia.

Memperbanyak konsumsi ikan, sayuran, dan minyak zaitun, serta mengurangi konsumsi daging dapat mengurangi risiko demensia.

3. Mencukupi Asupan Vitamin B12, C, dan E

Vitamin B12 dapat diterima dari ikan, daging, telur atau susu. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan demensia. Sementara itu, vitamin C dan E berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi neuron dan pembuluh darah.

4. Berolahraga Secara Teratur

Selain aktif secara mental, olahraga dapat membuat kebutuhan tubuh menjadi lebih seimbang dan dapat membantu mengurangi risiko demensia.

5. Hindari rokok dan alkohol

Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ lainnya. Oleh karena itu menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dapat mencegah kerusakan pembuluh darah.

Itulah pengertian, faktor risiko, tanda dan gejala, serta cara mencegah demensia. Pastikan detikers untuk memperhatikan risiko, tanda, dan gejala demensia untuk mendeteksinya ya! Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta Program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads