Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Dikutip detikHealth, anggota DPR Korsel dari Partai Demokrat, Jin Sun-mee mengatakan data soal banyaknya guru bunuh diri diperoleh dari Kementerian Pendidikan Korea Selatan. Menurutnya, tren yang mengkhawatirkan itu menunjukkan adanya krisis dalam sistem pendidikan yang membuat para guru merasa rentan dan tidak mendapat dukungan.
Terhitung sejak 2015 hingga Agustus tahun lalu, ada 168 guru yang bunuh diri. Di mana 86 di antaranya adalah guru sekolah dasar atau sekitar 51,2 persen. Diikuti guru sekolah menengah atas sebesar 27,4 persen, dan guru sekolah menengah pertama 21,4 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pascakematian tragis seorang guru di Sekolah Dasar Seoi di Seoul pada Juli 2023, Kementerian Pendidikan memberlakukan 'Lima Undang-Undang untuk Perlindungan Hak Guru', dan memberikan pedoman yang lebih jelas bagi guru tentang pengajaran siswa.
Undang-undang yang ditetapkan pada Agustus 2023 itu merupakan inisiatif tingkat nasional pertama yang bertujuan untuk melindungi pendidik dari tuduhan pelecehan anak, serta pelanggaran hak-hak mereka sebagai guru. Langkah-langkah tersebut meliputi klarifikasi tanggung jawab siswa, guru, dan orang tua, serta panduan khusus untuk melindungi kegiatan pendidikan yang sah.
Meski banyak upaya telah dilakukan, bunuh diri di kalangan guru masih terus berlanjut. Angka bunuh diri guru di Korea Selatan mengkhawatirkan. Pada Agustus 2024, tercatat ada 19 guru yang bunuh diri.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikHealth dengan judul Banyak Guru di Korsel yang Bunuh Diri, Inikah Pemicunya?
(sun/mud)