Kabut tebal yang menyelimuti wilayah Sumatera Selatan mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Diperkirakan ratusan penumpang alami penundaan keberangkatan karena pesawat delay.
"Betul, penerbangan di Bandara SMB II tadi pagi terganggu tebalnya kabut. Jarak pandang terbatas sehingga membuat penerbangan terpaksa ditunda beberapa jam," ujar GM Bandara SMB II, Iwan Winahya Mahdar, Senin (14/10/2024).
Dia menyebut, empat maskapai alami penundaan karena jarak pandang yang terbatas. Terbatasnya jarak pandang dapat membahayakan, sehingga pihaknya memilih lakukan penundaan penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jarak pandang tadi pagi di bawah 800 meter (batas aman). Jadi ada empat maskapai yang terganggu, kita belum mendata berapa banyak penumpang yang terkendala penundaan terbang," katanya.
Penerbangan yang terganggu saat kabut terjadi yakni keberangkatan dari SMB II menuju Cengkareng Banten dua penerbangan. Kemudian ke Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dan Bandara Hang Nadim Batam.
Sementara Kepala Stasiun Klimatologi SMB II Palembang, Siswanto mengatakan, kabut yang terjadi pada Senin terjadi selama 3 jam pada pukul 04.00 WIB-07.00 WIB. Kabut tebal itu merupakan kondisi yang biasa terjadi saat pancaroba atau musim peralihan.
"Kabut biasanya berlangsung 1-2 jam. Namun bisa lebih lama tergantung penyinaran matahari, kalau suhunya sudah mulai naik perlahan-lahan fog akan hilang. Biasanya saat sore hujan, maka saat Subuh terjadi kabut. Tebal tipisnya tergantung jumlah uap airnya. Semakin banyak kandungan uap air biasanya akan semakin tebal," jelasnya.
Terbentuknya kabut karena adanya proses kondensasi. Proses ini terjadi ketika udara jenuh dengan uap air dan suhu udara menurun sehingga mengembun dan menjadi tetesan air.
Udara biasanya akan dingin pada malam hari karena radiasi panas dari bumi ke langit terbuka. Selama pendinginan, suhu udara turun hingga di bawah titik embun, dari sinilah proses kondensasi terjadi.
"Kondisi angin yang tenang atau lemah juga dapat mendukung pembentukan kabut lebih tebal dan sulit hilang. Namun biasanya kalau sudah masuk sinar matahari pagi, suhu mulai naik dan kabut perlahan hilang," ungkapnya.
(dai/dai)