Pemadaman lanjutan akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) masih dilakukan. Bahkan, pemadaman hari ke-21 dilakukan di wilayah Desa Suka Dana, Kecamatan Sungai Rotan, Muara Enim, Sumatera Selatan, Rabu (25/9).
Sejak terbakar 5 September lalu, lokasi ini belum berhasil dipadamkan. Upaya pemadaman darat dan udara masih terus diupayakan pada lahan gambut yang terbakar.
"Pemadaman masih dilakukan hingga saat ini memasuki hari ke-22. Api berhasil dipadamkan tapi masih menyisakan asap," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Kamis (26/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut, luas lahan yang terbakar di wilayah ini sekitar 10 hektare dengan tipe kebakaran di permukaan. Vegetasi lahan yang terbakar di gambut atau hutan kebun milik masyarakat, BY (65) dan N (70).
"Untuk penyebab kebakarannya belum diketahui karena tim masih berupaya lakukan pemadaman. Pemilik lahan BY dan N," katanya.
Dari informasi yang didapatkan lanjutnya, sementara ini luas lahan yang sudah dipadamkan sekitar 70% dan sisanya 30% masih berasap tipis.
"Tim akan melakukan pemadaman dan pendinginan di lokasi yang sudah dipadamkan hari ini," jelasnya.
Di wilayah kecamatan yang sama, Satgas Karhutla juga melakukan pemadaman di Desa Suka Maju. Api di lokasi ini hampir mengarah ke permukiman warga.
"Pemadaman lanjutan hari ke-8 (kemarin) juga dilakukan di Suka Maju karena api kembali menyala dan mengarah ke permukiman warga. Luas lahan hutan dan gambut yang terbakar mencapai 2 hektare. Api dinyatakan sudah padam," katanya.
Pihaknya, belum mengetahui penyebab dan pemilik lahan yang terbakar di lokasi itu. Dalam pemadaman jalur udara di Sungai Rotan, helikopter melakukan 25 kali water bombing di wilayah Karhutla.
Sementara pemadaman lanjutan juga dilakukan di Desa Putak Kecamatan Gelumbang sejak terbakar Senin (23/9) lalu. Luas lahan terbakar mencapai 6 hektare, hari ini merupakan pemadaman hari ke-4.
"Pemadaman lanjutan dilakukan karena masih ada asap di beberapa titik pada lahan gambut dan hutan semak belukar yang belum diketahui penyebab dan pemilik lahannya," tambah Sudirman.
Personel yang turun ke lapangan disebut terkendala sumber air dan tak sinyal seluler untuk melakukan komunikasi. Sehingga membuat lahan tersebut sulit dipadamkan karena personel harus membawa tandon ke lokasi Karhutla.
"Tidak ada sumber air karena kanal kering dan tak ada sinyal seluler. Tim membawa 1 unit tandon dan perlengkapan lainnya ke lokasi pemadaman," katanya.
Upaya pemadaman jalur udara dilakukan dengan 2 helikopter water bombing. Dari 2 kali sorti yang dilakukan, kedua helikopter itu melakukan 88 kali water bombing.
(mud/mud)