Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebut saat ini Provinsi Lampung masih memasuki musim kemarau. Namun selama dua hari belakangan, sejumlah wilayah di Lampung diguyur hujan deras. Lantas bagaimana penjelasan BMKG?
Prakirawan BMKG Lampung, Ramadhan Nurpambudi mengatakan musim hujan di Lampung diperkirakan akan terjadi mulai pertengahan Oktober 2024 mendatang.
"Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang terjadi selama dua hari belakangan dikarenakan fenomena gelombang Rossbym dan juga perlambatan udara di wilayah Lampung," jelasnya, Rabu (25/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramadhan menjelaskan fenomena gelombang Rossby yang saat ini sedang terjadi di wilayah Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pola cuaca di beberapa provinsi, termasuk Lampung.
Gelombang atmosfer ini mempengaruhi pergerakan sistem tekanan dan distribusi kelembapan udara, yang pada akhirnya memicu pembentukan awan-awan hujan di berbagai wilayah. Seiring dengan adanya gelombang Rossby, peningkatan kelembapan udara basah terpantau pada lapisan atmosfer di ketinggian 700 mb hingga 500 mb.
"Hal ini menciptakan kondisi yang sangat mendukung untuk terjadinya konveksi kuat, sehingga awan-awan hujan cenderung lebih mudah terbentuk dan berkembang secara aktif," terang Ramadhan.
Selain itu, kata Ramadhan, pengaruh tekanan rendah di perairan barat Sumatera juga berperan besar dalam memicu gangguan cuaca di wilayah Lampung.
"Tekanan rendah ini menarik massa udara lembap dari Samudera Hindia ke wilayah daratan, meningkatkan potensi hujan lebat di beberapa titik. Kombinasi dari kelembapan tinggi di lapisan 700mb dan 500mb serta pola angin yang terpengaruh oleh sistem tekanan rendah ini menciptakan lingkungan atmosfer yang sangat kondusif untuk pembentukan awan-awan hujan yang meluas," bebernya.
Akibatnya fenomena ini, Ramadhan menuturkan dalam sepekan ke depan, Provinsi Lampung diperkirakan akan mengalami peningkatan intensitas hujan dengan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Fenomena yang terjadi akan terjadi selama sepekan, ini merupakan akibat dari interaksi kompleks antara gelombang Rossby, kelembapan udara yang tinggi, dan tekanan rendah di sekitar perairan Sumatera," ungkapnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya, terutama di daerah-daerah yang rawan terkena dampak hujan lebat serta angin kencang.
(dai/dai)