Penyakit Bawaan-Hidup Tak Sehat Jadi Penyebab Gagal Ginjal Meningkat pada Anak

Sumatera Selatan

Penyakit Bawaan-Hidup Tak Sehat Jadi Penyebab Gagal Ginjal Meningkat pada Anak

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Sabtu, 10 Agu 2024 21:00 WIB
Prof Endang Susalit
Prof Endang Susalit (Foto: Welly Jasrial Tanjung/detik.com)
Palembang -

Kasus gagal ginjal hingga cuci darah atau hemodialisis pada anak saat ini terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh minuman, makanan, serta pola hidup yang semakin tidak sehat.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pada tahun 2019, tercatat kenaikan 15% dalam populasi pasien gagal ginjal kronis di dunia, yang menyebabkan 1,2 juta kasus kematian.

Pada tahun 2020, tercatat 254.028 kasus kematian akibat gagal ginjal kronis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan bahwa sebanyak 12 provinsi di Indonesia menempati posisi tertinggi angka kasus penyakit ginjal kronis, yaitu di Kalimantan Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, NTB, Aceh, Jawa Barat, Maluku, DKI Jakarta, Bali, dan Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gagal ginjal bisa mengenai semua umur. Namun saat ini penyakit gagal ginjal mengalami peningkatan pada anak-anak hingga harus cuci darah," ujar Prof Endang Susalit ahli penyakit ginjal di RS Siloam Asri Jakarta ditemui usai kegiatan Simposium Siloam Hospital Group, di The Exelton, Sabtu (10/8/2024).

Prevalensi penyakit ginjal kronis pada usia di atas 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter pada tahun 2018 berjumlah 739.208 jiwa, atau meningkat dari 2 permil pada tahun 2013 menjadi 3,8 permil.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan kriteria usia, didominasi oleh kelompok usia 65-74 tahun sebanyak 8,2 permil. Berdasarkan jenis kelamin, penyakit ini lebih didominasi oleh laki-laki di wilayah perkotaan.

Adapun bertambahnya pasien dengan indikasi penyakit gagal ginjal yang membutuhkan hemodialisis atau cuci darah memang belakangan ini marak terjadi, tidak hanya pada usia tua tetapi juga pada usia muda bahkan anak-anak.Kasus gagal ginjal pada anak terjadi karena faktor penyakit bawaan sejak lahir.

"Umumnya penyakit gagal ginjal pada anak karena faktor penyakit bawaan dari lahir," katanya.

Untuk anak dan dewasa faktor penyakit gagal ginjal itu berbeda. Untuk gagal ginjal pada anak biasa karena penyakit degeneratif atau penyakit penurunan fungsi organ dalam seperti ginjalnya kurang sempurna sejak lahir.

"Pengaruh makanan bisa mengganggu fungsi ginjal namun jika makanan tersebut dikonsumsi secara jangka panjang atau terus menurus dan ada zat berbahaya yang terkandung dalam makanan tersebut," ujarnya.

"Nah untuk orang dewasa penyakit gagal ginjal salah satu penyebabnya mengonsumsi obat penghilang rasa sakit secara terus menerus dan itu bisa merusak fungsi ginjal," sambungnya.

Seleksi untuk transplantasi ginjal sangat ketat, melibatkan tim advokasi dan serangkaian pemeriksaan untuk mencapai donor ginjal yang sesuai dan diterima dengan baik oleh tubuh penerima, umumnya berasal dari keluarga dan orang-orang terdekat terlebih dahulu.

Bagi anak yang mengalami gagal ginjal dan harus cuci darah bisa melakukan transplasi ginjal. Biasanya tranpalasi ginjal di cangkok dari ibunya.

"Untuk di Indonesia tranpalasi ginjal bisa dilakukan dari anak usia 5 atau 6 tahun," ujarnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads