Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi seluas 162,91 hektare. Sebelumnya, tercatat sebanyak 115,1 hektare.
"Hari ini tercatat luasan lahan yang terbakar sudah mencapai 162 hektare, dan dari 162,91 hektare itu lahan yang paling luas terbakar adalah Kabupaten Muaro Jambi," kata Kepala BPBD Jambi, Bachyuni Deliansyah, Kamis (1/8/2024).
Bachyuni juga mengatakan bahwa dalam rapat penanganan karutla tidak ada lagi istilah gigi mundur, dia menyebut dalam penanganan karhutla ini agar tidak semakin meluas maka butuh kerja yang ekstra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 162,91 hektare lahan yang terbakar, sebanyak 52 titik api telah diselesaikan tim di lapangan, lalu kemudian sebanyak 668 personel gabungan dari satgas karhutla juga telah dikerahkan di 62 lokasi titik api sebagai bentuk penanganan kerja ekstra.
"Jadi ini jelas arahan dari Pak Kapolda arahan dari Pak Danrem tidak ada lagi ya istilah gigi mundur artinya apa, artinya satgas harus kerja ekstra lagi karena menurut prakiraan cuaca yang dipaparkan oleh BMKG untuk kondisi hujan itu jatuh pada dasarian II yang ada di akhir bulan Agustus," ujarnya.
Sejauh ini, kata Bachyuni lahan yang terbakar itu mulai dari lahan gambut dan lahan mineral. Lahan-lahan itu sudah berhasil dipadamkan dan adapula yang baru lagi terbakar.
"Kalau untuk lahan mineral ini masih mudah madamkan apinya ya, itu tergantung kondisi lokasinya juga sih. Tetapi kalau lahan yang gambut ini yang sulit, butuh benar-benar dipastikan betul agar sudah padam, karena kalau di luarnya padam, di dalamnya itu masih bisa saja api membara terbakar, maka adanya pendinginan lagi dan memakan waktu cukup lama," jelasnya.
Kata Bachyuni, dalam rapat karhutla pihak perusahaan tidak lagi melakukan edukasi melainkan harus bekerja optimal baik dari segi patroli serta pemadaman.
"Ini artinya baik dari perusahaan dan satgas yang dibentuk pemerintah harus bekerja sama dalam upaya pemadaman karhutla ini," ujarnya.
(csb/csb)