Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Muara Medak, Musi Banyuasin (Muba) belum padam. Penyekatan dilakukan agar kebakaran tidak meluas.
"Pembuatan sekat bakar sudah dilakukan dengan progres 40%, menggunakan alat berat ekskavator PC 200," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Kamis (1/8/2024).
Berdasarkan laporan yang ia dapat, upaya pemadaman Karhutla di Dusun X, Desa Muara Medak cukup berat. Sebab jenis tanah gambut yang tebal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karhutla tersebut merupakan yang kedua di Muara Medak. Sebelumnya terjadi pada 22 Juli 2024 selama beberapa hari, hingga bisa dipadamkan.
"Sampai saat ini kita belum mengetahui berapa luasan lahan terbakar dan penyebab kebakaran di Muara Medak. Tim masih fokus pemadaman," imbuhnya.
Ia menyebut vegetasi yang terbakar terdiri dari belukar kebun sawit. Hingga saat ini api belum padam.
"Selain menyekat lahan agar tidak meluas, upaya pemadaman juga dengan jalur darat dan udara. Personel sudah diturunkan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, RPK PT TPJ, TRC PT TPJ dan kelompok masyarakat peduli api," paparnya.
Jalur darat menggunakan pompa kebakaran, pompa mini striker, pompa V20 dan lainnya. Sementara jalur udara menggunakan 4 helikopter.
Di hari pertama pemadaman, dilakukan 107 kali water bombing. Sementara hari kedua 84 kali water bombing. Total sudah 191 water bombing.
"Kondisi saat ini masih berasap," imbuhnya.
Karhutla juga terjadi di Kelurahan Kayu Ara, Sekayu, Muba. Lahan yang terbakar seluas 1 hektare.
Jenis tanah yang terbakar mineral dengan vegetasi ranting kering dan tumpukan kayu. Kebakaran terjadi pada Rabu (31/7) pukul 16.30 WIB, dan dipadamkan pukul 20.30 WIB.
(sun/des)