Fatia Penyandang Disabilitas yang Ikut Seleksi Bintara Polri Dinyatakan Lolos

Bangka Belitung

Fatia Penyandang Disabilitas yang Ikut Seleksi Bintara Polri Dinyatakan Lolos

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Sabtu, 13 Jul 2024 20:00 WIB
Suasana pengumuman kelolosan Fatia Azzahra bersama 11 casis lainnya.
Suasana pengumuman kelolosan Fatia Azzahra bersama 11 casis lainnya. (Foto: Istimewa/Humas Polda Babel)
Pangkalpinang -

Fatia Azzahra, penyandang disabilitas yang daftar calon siswa (casis) Bintara Polri di Polda Bangka Belitung (Bebel) dinyatakan lolos seleksi. Casis polisi wanita (polwan) ini akan dikrim ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan bersama casis lainnya.

Fatia Azzahra dinyatakan lolos seleksi bersama sebelas casis lainnya pada Jumat (5/7/2024) lalu. Selanjutnya mereka akan dikirim ke Jakarta untuk menempuh pendidikan pada 19 Juli 2024.

"Iya benar (Fatia Azzahra) lolos. Casis Polwan Polda Bangka Belitung yang lolos memenuhi syarat sebanyak 12 orang, salah satunya casis Fatia," kata Kabid Humas Polda Babel Kombes Jojo Sutarjo kepada detikSumbagsel, Sabtu (13/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Casis yang lolos ini telah mengikuti semua tahapan dari panitia penerimaan Polri 2024 dan dinyatakan memenuhi persyaratan, baik skil atau keahlian. Selanjutnya, mereka akan melanjutkan pendidikan di Jakarta.

Diketahui, Polda Babel baru kali pertama melakukan penerimaan casis bintara Polri dari penyandang disabalitas dan dinyatakan memenuhi syarat atau lolos. Kata Jojo, ini harus dijadikan sebagai motivasi yang lainnya.

ADVERTISEMENT

"Tentunya ini harus menjadi motivasi. Siapa pun bisa melamar menjadi anggota Polri. Asal memenuhi persyaratan," tegasnya.

Sementara itu, Fatia Azzahra mengaku senang dan bangga setelah mendapat kabar dinyatakan lolos dan mengikuti pendidikan. Keberhasilannya ini juga, kata dia, sebagai bentuk pembuktian keterbatasan fisik bukan penghalang meraih cita-cita.

"Fatia sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan dan merasa semakin termotivasi untuk melangkah ke tahap berikutnya dalam perjalanan karir," katanya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Sabtu.

"Perasaan Fatia bercampur aduk antara gembira, haru, dan bangga. Gembira karena fatia berhasil melewati tahap-tahap seleksi, haru karena perjuangan selama ini terbayar dan tidak sia-sia. Kebanggaan karena fatia dapat membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita," sambungnya.

Keberhasilan Fatia di posisi saat ini tentunya tidaklah mudah. Mengingat, ia adalah seorang disabilitas dan harus berjuang keras melewati tantangan yang kemungkinan tidak dialami oleh orang lain.

"Sebagai seorang disabilitas, perjuangan untuk mencapai kelulusan ini tidaklah mudah. Sejak awal, saya harus membuktikan bahwa diri sendiri mampu dan layak mendapatkan kesempatan yang sama di tengah-tengah stigma yang ada di masyarakat," ujarnya.

Dukungan dari keluarga, teman-teman termasuk komunitas disabilitas tak lepas dari perjalanan perjuangannya hingga posisi saat ini. Dengan kondisinya yang seperti itu, ia pun giat berlatih baik latihan fisik hingga belajar meningkatkan kemampuannya.

"Meskipun banyak rintangan, saya tidak pernah menyerah dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Setiap langkah yang saya ambil selalu disertai dengan semangat dan keyakinan bahwa fatia mampu mengubah tantangan menjadi peluang," ungkapnya.

Menjelang keberangkatan pendidikannya, Fatia terus melakukan berbagi persiapan. Baik dari dari segi fisik, mental, maupun perlengkapan barang.

"Tentunya persiapan fisik, seperti menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan rutin berolahraga. Selanjutnya, mempersiapkan mental untuk menghadapi tantangan baru yang mungkin dihadapi selama pendidikan," jelasnya.

Ia berharap, teman-teman disabilitas juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan mengembangkan diri. Ia berpesan agar jangan pernah menyerah.

"Pesan saya kepada para disabilitas lainnya agar tidak pernah menyerah dan selalu percaya pada diri sendiri. Keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, dengan semangat, kerja keras, dan dukungan disekitar segala impian bisa dicapai," harapnya.

Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Polda Babel yang telah membuka seleksi khusus bagi disabilitas. Kata Fatia, dengan adanya ini, pemerintah dan instansi terkait mulai lebih peduli dan memberikan ruang bagi kaum disabilitas.

"Saya sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada Polda Babel yang melaksanakan seleksi khusus bagi disabilitas dan juga atas dukungan rekan-rekan polda. Ini adalah langkah maju yang menunjukkan institusi pemerintah semakin inklusif dan memperhatikan hak-hak kaum disabilitas," ujarnya.

Sebagai informasi, Fatia merupakan perempuan kelahiran 6 Agustus 2002. Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Budiyanto dan Rosida. Sedangkan adiknya bernama Farhan Azzuhri (19).

Fatia merupakan lulusan Strata 1 (S1) terbaik dari Universitas Islam Indonesia, jurusan ilmu Psikologi pada tahun 2023. Ia lulus dengan IPK Cumloud 3,56.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads