Guru Honorer Lampung Curhat Soal PPPK, Gaji Minim hingga Sulit Beli Ban

Lampung

Guru Honorer Lampung Curhat Soal PPPK, Gaji Minim hingga Sulit Beli Ban

Tommy Saputra - detikSumbagsel
Selasa, 09 Jul 2024 18:40 WIB
Guru honorer asal Lampung curhat tentang tidak kunjung dibukanya formasi PPPK di daerahnya.
Guru honorer asal Lampung curhat tentang tidak kunjung dibukanya formasi PPPK di daerahnya. Foto: YouTube DPR RI
Bandar Lampung -

Seorang guru honorer mencurahkan keluh kesah terkait tidak adanya pembukaan formasi penerimaan sebagai P3K di Kabupaten Lampung Utara. Curahan itu dilontarkannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDPU) bersama Komisi X DPR RI di Jakarta pada Kamis (5/7/2024) lalu.

Dalam video yang dilihat detikSumbagsel pada Selasa (9/7), guru honorer bernama Hera Yunita Sari ini mengatakan bahwa sudah 4 tahun di Kabupaten Lampung Utara tidak pernah ada pembukaan formasi untuk jalur P3K.

"Sedih kami Pak, kami sudah 3 tahun, 4 tahun lah sampai sini kami nggak dibuka formasi kami di kabupaten kami. Kapan kami selesainya Pak, tolong. Kalian sebagai bapak, orang tua kami, kapan Pak?" katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan ini kesempatan kan buat kami pembukaan P3K, tapi nggak dibuka, alasan anggaran lagi Pak. Mohon kiranya bantu tolong kami, tuntaskan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa semua tenaga honor tanpa terkecuali harus diangkat paling lambat 24 Desember 2024 dengan syarat ketika sudah menjadi honor selama 5 tahun berturut-turut tanpa putus," lanjut Hera.

Hera yang telah 14 tahun menjadi guru honorer ini berharap pemerintah bisa mematuhi undang-undang yang berlaku untuk bisa menyejahterakan guru khususnya di Lampung Utara.

ADVERTISEMENT

"Itu kan sudah jelas undang-undangnya, tapi kapan Pak? Kami mau nyatanya, sudahlah saya rasa masa kerja saya sudah cukup lama 14 tahun ya untuk mendapatkan gaji yang layak itu. Tapi apa daya pak, kabupaten kami nggak buka (formasi PPPK)," imbuhnya.

Kemudian Hera juga menceritakan kondisi gaji guru honorer yang begitu minim. Sebagai gambaran, Hera mengatakan dirinya pun kesulitan untuk membeli ban untuk kendaraannya.

"Bahkan dengan gaji beraneka ragam di tempat saya itu, dari Rp 50-100 (ribu). Bahkan saya buat ganti ban aja aduh gimana ya, berapa ratus ribu Pak, tolonglah. Sedih Pak, beli ban motor saja pak nunggu, nunggu uang," ucap Hera.




(des/des)


Hide Ads