Sekda Minta Disdik Selidiki Dugaan Kasus Bullying di SD Palembang

Sumatera Selatan

Sekda Minta Disdik Selidiki Dugaan Kasus Bullying di SD Palembang

Irawan - detikSumbagsel
Kamis, 04 Jul 2024 09:30 WIB
Ratu Dewa
Foto: Sekda Palembang, Ratu Dewa (Irawan)
Palembang -

Adanya kasus dugaan bullying yang terjadi pada siswa kelas III berinisial MA (9) di salah satu SD swasta di Palembang mendapat sorotan. Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa meminta Dinas Pendidikan untuk segera menyelidiki masalah tersebut.

Hal itu diungkap Ratu Dewa kepada detikSumbagsel, Kamis (4/7/2024). Ia sudah menghubungi Kadisdik Palembang untuk turun tangan menggali informasi dan memastikan adanya dugaan bullying tersebut.

"Kita sudah minta untuk Disdik harus konfirmasi dengan orang tua dan siswa yang bersangkutan," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski orang tua korban sudah melapor ke Polda Sumsel terkait kasus bullying tersebut, Ratu Dewa mengarahkan Disdik Palembang untuk menanyakan langsung kasus ini kepada orang tua dan siswa yang bersangkutan serta pihak sekolah.

ADVERTISEMENT

"Kita mengedepankan asas praduga tak bersalah," ucapnya.

Diakui Dewa, pihaknya menghormati keputusan orang tua melaporkan dugaan bullying itu ke Polda Sumsel.

"Kasus ini sudah sampai ke polisi, orang tua korban juga sudah buat laporan ke Polda Sumsel ya, kita juga menghormati dan menunggu proses laporan dari korban," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SD swasta kelas 3 di Palembang, MA (9), diduga menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman sekelasnya. Peristiwa itu terjadi pada 4 Juni 2024 lalu, dan dua hari kemudian ayah korban bernama Doddy Adrianto (42) langsung melaporkan hal itu ke polisi.

Usai dimintai keterangan di Polda Sumsel, Selasa (2/7/2024), ayah korban melalui kuasa hukumnya, Nurmalah mengatakan, kasus bullying tersebut terjadi pada bulan lalu. Orang tua korban MA mengetahui anaknya dibullying setelah memperlihatkan video bullying di media sosial dan mengedukasi anaknya agar hal itu tak terjadi pada MA.

Namun, korban MA malah mengungkap bahwa dirinya sudah menjadi korban bullying teman kelasnya di sekolah tersebut. "Akhirnya korban MA berani speak up dan bercerita ke orang tuanya bahwa ia juga mengalami aksi perundungan di sekolah. Korban MA mengaku sudah 3 kali terjadi," kata Nurmalah.

Pada kejadian yang ketiga kali, korban sempat ditendang saat hendak masuk ke dalam kelas sehingga membuat korban ketakutan dan bersembunyi di bawah meja hingga menangis.

"Dari sana terungkap, kenapa dia (korban MA) malas ke sekolah. Selama ini, korban sudah 2 kali mengalami aksi perundungan hingga tangannya ditusuk. Lalu setelah aksi perundungan ketiga kalinya, barulah korban cerita ke orang tua. Karena itu, orang tua korban melapor polisi," jelasnya.

Dari pengakuan korban, ia trauma dan tidak berani ke sekolah. Dengan alasan itu juga, orang tua memindahkan korban MA ke sekolah lain.

"Betul anaknya tidak sekolah lagi di situ usai kejadian tersebut dan membawa masalah ini ke ranah hukum," tuturnya.




(dai/dai)


Hide Ads