Harga komoditas kopi di Sumatera Selatan masih mencapai nilai tertinggi yakni Rp 75.000 per kilogram. Hal ini juga berdampak besar bagi perekonomian petani di Lubuklinggau.
Suharta (43), salah satu petani kopi jenis robusta di Lubuklinggau mengatakan ia menjual hasil perkebunan kopinya kepada pengepul. Menurutnya, pada tahun 2024 merupakan tahun di mana harga kopi meningkat drastis.
"Seumur-umur selama 20 tahun jadi petani baru inilah dapat harga kopi sampe semahal ini. Harga kopi sebelumnya itu dari Rp 30-38 ribu per kilogram, sekarang sudah naik sampai Rp 60 ribuan lebih. Untuk di tingkat pengepul besar, harga bisa mencapai Rp 72-75 ribu per kilogram," katanya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Sabtu (29/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharta mengatakan peningkatan harga kopi sudah terlihat dari bulan April dan diprediksi akan tetap tinggi hingga bulan Agustus mendatang.
"Awal tahun itu sudah meningkat sebenarnya, tapi baru dari bulan empat itu sudah berangsur-angsur naik hingga hampir tembus Rp 70 ribuan," ungkapnya.
Suharta mengungkapkan kenaikan harga kopi tahun ini menyelamatkan para petani kopi di Lubuklinggau yang mengalami krisis ekonomi di mana harga kopi sebelumnya sangat rendah.
"Musim sebelumnya para petani itu sering mengeluh karena hasil panen kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillah sekarang harga kopi mulai naik dan bisa membantu perekonomian mereka," bebernya.
Suharta sendiri bisa menghasilkan kurang lebih 6 karung kopi dari lahannya yang berukuran 2 hektar. Namun kendala yang dihadapi para petani kopi adalah proses menjemur di mana sekarang Lubuklinggau masih berada di musim hujan.
"Kalo kopi yang sudah digiling dan ditumbuk itu bisa kering sekitar 3 hari, kalo mendung bisa 5 hari sampai seminggu. Kalo jemur manual itu lama, bisa sampe setengah bulan, apalagi kalo musim hujan seperti ini," jelasnya.
Baca juga: Harga Kopi di Sumsel Tembus Nilai Tertinggi |
(dai/dai)