Haji mabrur adalah predikat bagi jemaah haji yamg telah melaksanakan ibadah sesuai petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW dengan memperhatikan syarat, rukun, wajib dan menghindari larangan.
Pelaksanaan ibadah haji dilakukan penuh konsentrasi dan penghayatan, semata-mata karena dorongan iman serta mengharapkan ridha Allah SWT. Hal ini menjadi salah satu tanda atau ciri-ciri seseorang meraih predikat haji mabrur.
Sejatinya, predikat mabrur merupakan hak Allah SWT yang pantas diberikan kepada hambanya. Namun, seseorang yang meraih predikat ini memiliki ciri-ciri yang dapat dikenali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inilah tanda atau ciri-ciri haji mabrur yang dirangkum detikSumbagsel dari laman NU Online dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ciri-ciri Haji Mabrur
Rasulullah SAW memberikan ciri-ciri atau tanda orang yang mendapatkan predikat haji mabrur. Tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad berikut ini:
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
Artinya: "Para sahabat berkata, wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur? Rasulullah menjawab, memberikan makanan dan menebarkan kedamaian."
Dijelaskan juga pada riwayat Ahmad dan Baihaqi dengan isi hadis sebagai berikut: "Memberikan makan kepada orang lain dan menebarkan salam," (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/72).
Menurut Abu Amr Al-Qurthubi dalam karyanya At-Tahmid li Ma fiil Muwaththa Ma'ani wal Asanid, haji mabrur adalah haji yang tidak mengandung riya, sum'ah, rafats dan fasil serta dibiayai dengan harta halal.
Dijelaskan juga pada laman MUI, haji yang mabrur dapat dilihat dari peningkatan kualitas ibadah dan kepedulian sosial sepulang beribadah haji. Tandanya sebagai berikut:
1. Menunjukkan tutur kata yang baik
Menjaga lisan menjadi salah satu hal yang dilakukan jemaah sepulang berhaji. Jika sebelum berangkat haji kerap melakukan dosa lisan seperti gibah, gunjing atau bahkan mengucapkan kata-kata yang buruk, maka setelah berhaji sebaiknya segera ditinggalkan.
2. Menebarkan kedamaian dan kesejahteraan
Bukannya persoalan menjaga lisan, jemaah yang meraih haji mabrur kerap melakukan kebaikan dengan menebarkan kedamaian dan kesejahteraan. Merangkul sesama manusia dan menjaga silaturahmi.
3. Menunjukkan sikap senang memberi dan membantu kepentingan umat
Mereka juga menjadi ringan tangan dengan menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan. Banyak cara untuk memberi dan membantu kepentingan sesama salah satunya bersedekah dan infak.
4. Meninggalkan maksiat
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 197 yang berisi perintah meninggalkan maksiat setelah berhaji. Begini bunyinya:
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Artinya: (Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya.
Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (Al-Baqarah: 197)
Pahala untuk Haji Mabrur
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW menjelaskan seseorang yang meraih predikat haji mabrur mendapatkan balasan atau pahala berupa surga. Berikut ini bunyinya:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: "Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga," (HR Bukhari).
Selain itu, seorang yang mendapat predikat haji mabrur akan kembali suci ibarat dilahirkan oleh ibunya. Hal ini tertulis dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi. Ini bunyi hadisnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ رواه البخاري ومسلم والنسائي وابن ماجه والترمذي إلا أنه قال غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, 'Siapa saja yang berhaji dan tidak berbuat rafats dan tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali suci seperti hari dilahirkan oleh ibunya," (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, dan Ibnu Majah) dan At-Tirmidzi tetapi pada riwayatnya: "Rasulullah bersabda, maka dosanya yang terdahulu akan diampuni."
Itulah penjelasan mengenai ciri-ciri haji mabrur yang bisa diketahui dengan melihat tanda-tanda yang disebutkan Rasulullah SAW. Wallahu'alam.
Baca juga: Keutamaan dan Amalan Hari Tasyrik |
(dai/dai)