BPBD Sebut Ada 71 Desa di Muba Rawan Karhutla

Sumatera Selatan

BPBD Sebut Ada 71 Desa di Muba Rawan Karhutla

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Minggu, 16 Jun 2024 12:00 WIB
Ilustrasi Kebakaran hutan di Riau (Chaidir-detikcom)
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan. (Chaidir-detikcom)
Musi Banyuasin -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan mencatat ada 71 desa/kelurahan rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Untuk mengantisipasi itu, BPBD sudah menetapkan status siaga darurat karhutla.

Kepala Pelaksana BPBD Muba Pathi Riduan mengatakan, berkaca pada tahun lalu, ada 30 desa/kelurahan yang berstatus sangat rawan karhutla di 9 kecamatan. Kemudian 41 desa/kelurahan rawan di 11 kecamatan. Total wilayah yang diwaspadai sebanyak 71 desa/kelurahan.

Terbanyak daerah sangat rawan di Kecamatan Bayung Lencir dengan 9 desa. Bahkan 3 desa di antaranya terjadi di lahan gambut dan mineral, yakni Kali Berau, Senawar Jaya dan Wonorejo.

"Selain di 3 desa itu, lahan gambut dan mineral yang rawan dan sangat rawan karhutla ada di 9 desa lain, tersebar di Kecamatan Lais (Danau Cala, Telu Kijing I dan Tanjung Agung Timur), Lalan (Gali Sari, Karya Mukti dan Karang Rejo) dan Sanga Desa (Jud I, Jud II dan Ngunang)," katanya, saat dikonfirmasi, Minggu (16/6/2024).

Bahkan, kata dia, pada tahun 2023 lalu karhuta di Muba selama 4 tahun terkahir menjadi yang terbesar di Muba dengan luas kebaran mencapi 2.856 hektare.

"Dalam 4 tahun terakhir, karhutla 2023 menjadi yang terbesar di Muba. Ada 2.856,55 hektare lahan yang terbakar di Muba, paling luas terjadi di lahan gambut," ujarnya.

Ia merincikan, luas lahan gambut yang terbakar mencapai 2.192,8 hektare sedangkan lahan mineral 663,75 hektare. Luas lahan itu lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya 30,5 hektare, 2021 seluas 82,75 hektare dan 2020 93,53 hektare.

"Angka karhutla 2019 menjadi yang tertinggi, mencapai 32.824 hektare. Tapi, lahan gambut yang terbakar tidak besar hanya 1.062 hektare, sedangkan lahan mineral 31.762 hektare," ungkapnya.

Pada 2023 lalu, hotspot di Muba mencapai 1.238 titik. Terbanyak di Kecamatan Lais dan Batanghari Leko. Dari jumlah itu, 170 di antaranya berasal dari pembuangan gas atau cerobong asap dan sumur minyak masyarakat.

Sebelumnya diberitakan, antisipasi Karhutla di Muba sudah dilakukan dengan penetapan status siaga darurat. Penetapan itu sebagai antisipasi kesiapan penanganan karhutla sejak dini karena prediksi puncak kemarau akan terjadi pada Juli-Agustus nanti.

"Pemkab Muba sudah menyiapkan status siaga darurat Karhutla sejak Mei lalu,. SK siaga Karhutla sudah ditandatangani, kita tinggal menunggu pelaksanaan apel siaga saja. Muba menjadi salah satu daerah yang rawan Karhutla selain beberapa kabupaten/kota di Sumsel lainnya," ujar Kepala BPBD Muba, Pathi Riduan saat dikonfirmasi, Senin (10/6/2024).




(csb/csb)


Hide Ads