DKPP Jamin Hewan Kurban di Peternak Sumsel Bebas Penyakit

Sumatera Selatan

DKPP Jamin Hewan Kurban di Peternak Sumsel Bebas Penyakit

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Rabu, 05 Jun 2024 18:20 WIB
DKPP Sumsel cek kesehatan dan kelayakan sapi untuk kurban.
DKPP Sumsel cek kesehatan dan kelayakan sapi untuk kurban. Foto: A Reiza Pahlevi)
Palembang -

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan (Sumsel) menjamin hewan kurban sapi, kambing dan domba untuk Idul Fitri terbebas dari penyakit dan virus.

Saat ini pihaknya bersama instansi terkait di kabupaten/kota melakukan monitoring dan pemantauan untuk memastikan kembali hewan-hewan kurban yang ada di Sumsel sehat dan sesuai syariat untuk dikurbankan.

"Ada 12 kandang yang kita monitoring secara random, untuk mengecek dan menjamin kesehatan hewan kurban di Sumsel. 12 itu sekitar 10% dari jumlah kandang resmi, saya rasa sudah mewakili. Nanti instansi di daerah juga mengecek," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel Ruzuan Effendi, Rabu (5/6/2024).

Menurutnya, pengecekan kesehatan rutin dilakukan tak hanya jelang Idul Adha saja. Sehingga, hingga saat ini diketahui tak ada hewan yang alami sakit atau terserang penyakit serius seperti kejadian PMK (penyakit mulut dan kaki), ngorok dan sebagainya.

"Kita belum mendapat laporan dari peternak adanya penyakit. Tak ada juga laporan hewan yang mati mendadak dan sebagainya," ujarnya.

Dia mengimbau, masyarakat yang ingin berkurban untuk membeli hewan dari pedagang resmi. Bukan dari pedagang pinggir jalan yang menurutnya belum tentu memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

"Kita juga mengimbau pedagang untuk menjual hewan kurban yang sesuai kriteria, sehat, tidak kurus dan sesuai umur. Itu harus disampaikan pedagang ke masyarakat," ungkapnya.

Dalam tinjauan di lokasi pertama, pihaknya mendatangi Lembu Sako Farm. Di lokasi itu, hewan ternak sebanyak 280 sudah memenuhi syarat untuk kurban, termasuk dari segi kesehatannya.

"Dari informasi yang disampaikan, usia sapi yang ada di kandang sudah 2 tahun kemudian giginya sudah patah dan tumbuh baru. Sebab, sapi yang sudah 2 tahun tapi gigi belum patah masih belum layak atau belum memenuhi syarat," jelasnya.

Menurutnya, eartag yang terpasang pada sapi menandakan kondisi terkini hewan kurban. Termasuk asal hewan kurban dan lalu lintasnya serta vaksin dan pengobatan yang diberikan.

"Makanya kita imbau masyarakat beli di pedagang resmi atau mereka yang terdaftar di asosiasi," katanya

Ia menyebut, hewan kambing/domba yang tersedia di Sumsel mencapai kisaran 43 ribu-45 ribu. Sedangkan sapi kisaran 30 ribu ekor. Tahun ini diprediksi ada kenaikan permintaan sapi mencapai 13 ribu ekor dan kambing/domba 15 ribu ekor.

"Setiap tahun kita tak kekurangan sapi dan kambing/domba untuk kurban. Tapi angka-angka itu di luar pedagang pinggir jalan ya, kita hanya mendata yang ada di pedagang resmi," ungkapnya.




(csb/csb)


Hide Ads