Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan menyebut sebagian besar wilayah Sumsel akan memasuki musim kemarau pada akhir Juni. Kepala Stasiun Klimatologi SMB II, Siswanto menyebut kemarau di Sumsel cukup unik.
"Secara umum pada akhir Juni baru masuk musim kemarau di Sumsel. Musim kemarau di Sumatera Selatan juga termasuk cukup unik," ucapnya, Selasa (4/6/2024).
Keunikan musim kemarau di Sumsel lantaran meski ada yang sudah masuk musim kemarau pada dasarian pertama dan kedua di bulan Juni 2024. Namun karakteristik kemarau di Sumsel tidak serentak memasuki awal musim kemarau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Musim kemarau terjadi di daerah Sumsel bagian pesisir timur seperti di wilayah OKI, sebagian Musi Banyuasin, Banyuasin dan Ogan Ilir," ungkapnya.
Selanjutnya, musim kemarau akan berlanjut ke Sumsel bagian tengah yakni wilayah sebagai Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara, sebagian Lahat, Muara Enim, Pali dan OKU.
"Musim kemarau juga akan bergeser lagi ke daerah dataran tinggi Sumsel atau bagian barat yakni Lubuk linggau, Empat Lawang, sebagian Lahat, Musi Rawas, OKU Selatan dan Pagaralam," tuturnya.
Baca juga: Cuaca di Sumsel Terasa Panas, Ini Kata BMKG |
Siswanto menjelaskan, meski Sumsel akan memasuki musim kemarau namun masyarakat akan menemukan kondisi cuaca di lapangan yang kontradiktif dimana wilayah Sumsel bagian pesisir timur sudah ditemukan hotspot dan mulai mengalami kekeringan namun di Sumsel bagian tengah dan barat masih ditemukan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan longsor.
"Kondisi ini mungkin akan membuat masyarakat bingung dan bertanya-tanya sebenarnya Sumsel masuk musim apa. Mengapa wilayah Sumsel sudah ada yang memasuki musim kemarau tapi masih ada yang banjir dan turun hujan," imbuhnya.
Memasuki musim kemarau masyarakat diminta untuk terus waspada terhadap potensi kekeringan dan kebakaran hutan lahan sehingga harus menyiapkan diri mengantisipasi dampak kemarau tersebut.
(dai/dai)