Usia pernikahan yang relatif muda menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya stunting. Kota Palembang menjadi salah satu daerah yang terbukti mampu menekan angka stunting dengan berbagai inovasi, salah satunya melibatkan duta Generasi Berencana (GenRe).
Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengatakan, dirinya memberikan apresiasi kepada kinerja Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang Ratu Dewa karena lebih cepat dan tanggap mengatasi dan menekan angka stunting di Palembang.
"Palembang ini terbukti sebagai kota yang menyiapkan duta GenRe terbanyak untuk melakukan kampanye kesiapan wanita dalam pernikahan sampai menjalani kehidupan berumah tangga. Kegiatan pembinaan duta GenRe mulai dari tingkat kelurahan sampai kecamatan," katanya, Selasa (21/5/2024).
Tidak hanya itu, Pemkot Palembang pun menurunkan tim pendamping keluarga (TPK) dengan jumlah terbanyak. Mereka ini juga yang membantu mempersiapkan calon istri yang siap berumah tangga dan calon ibu yang siap melahirkan agar jauh dari potensi stunting.
"Inilah bukti jika Pj Walikota sangat fokus dalam menindaklanjuti masalah stunting di Palembang," kata dia.
Dijelaskan Hasto, masalah usia pernikahan dan pernikahan dini yang sering menimbulkan perpisahan juga harus diperhatikan karena ini juga menjadi salah satu faktor anak stunting akibat perceraian dan gizi buruk. Menurutnya, peranan dari pemimpin daerah sangat berpengaruh besar dalam mengentaskan masalah itu.
Sementara itu, Ratu Dewa mengatakan percepatan penurunan angka stunting merupakan salah satu program prioritas nasional yang dilakukan Pemkot Palembang.
"Program ini harus kita dukung bersama-sama. Pemerintah Kota Palembang memiliki cukup banyak inovasi dalam rangka pencegahan stunting di Kota Palembang. Berupa memberikan bantuan berupa telur untuk anak-anak yang berisiko terkena stunting sesuai dengan wilayah binaannya," kata dia.
Selain itu, dengan mengoptimalkan pelayanan KB di fasilitas kesehatan di Palembang, begitupun di rumah sakit dan lainnya. Pemberian informasi stunting melalui video edukasi juga digalakkan setiap instansi di Pemkot Palembang.
"Bagi kami stunting ini termasuk urusan yang esensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan negara dan daerah kita ini, maka untuk penanganannya juga perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan, seperti aspek kesehatan, aspek keluarga, maupun aspek perilaku, artinya intervensi terhadap percepatan penurunan stunting perlu dilakukan dengan intervensi spesifik dan terpadu dari semua stakeholder yang ada," ujarnya.
Meski sudah berupaya maksimal, namun Ratu Dewa berharap BKKBN RI dapat membantu pembangunan Balai Penyuluhan KB di Kota Palembang.
"Saya harapkan pembangunan Balai Penyuluhan KB di Kota Palembang semakin digalakkan, karena dari 18 kecamatan baru ada 8 balai penyuluhan, kekurangan mohon dapat direalisasikan sesuai dengan usulan," katanya.
Kebutuhan lainnya juga berupa pengadaan mobil pelayanan KB dan mobil penerangan KB. Hal ini mengingat di Dinas KB Kota Palembang hanya ada 2 unit mobil pelayanan dalam kondisi yang tidak optimal untuk melakukan operasional di lapangan.
"Dengan 2 kendaraan tersebut tidak tercover dengan jumlah penduduk serta luas wilayah garapan," ucapnya.
(dai/dai)