Orang Kayo Hitam merupakan penguasa dan pendiri dari Kesultanan Jambi pada abad ke 14-15 Masehi. Orang Kayo Hitam merupakan putra dari Raja Jambi Datuk Paduka Berhalo dan permaisuri Putri Selaras Pinang Masak.
Orang Kayo Hitam memiliki sebuah keris pusaka yang diberi nama Keris Siginjai. Keris ini merupakan senjata sakti yang selalu dipakai oleh Orang Kaya Hitam. Selain itu menurut cerita, sebelum wafat Orang Kaya Hitam memerintahkan pasukan gaibnya untuk menjaga wilayah kerajaannya.
Konon katanya, pasukan gaib miliknya berada di gunung merapi tertinggi di Indonesia, yaitu Gunung Kerinci. Penasaran dengan Orang Kayo Hitam? berikut detikSumbagsel sajikan informasinya. Simak yuk!
Sejarah Orang Kayo Hitam
Dilansir jurnal berjudul Mengenal Sejarah Orang Kayo Hitam oleh Tiara Oktavia dkk. Rangkayo Hitam adalah putra Raja Jambi Datuk Paduko Berhalo dengan permaisuri Putri Selaras Pinang Masak.
Rangkayo Hitam adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Rangkayo Hitam merupakan seorang Raja Melayu Jambi yang sangat pemberani dan sakti. Ketika kepemimpinan kakaknya Rangkayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat upeti yang dikirimkan kepada kerajaan Mataram karena pada saat itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan jajahan kerajaan Mataram. Ia berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk pada kerajaan manapun.
Mendengar ada gejolak dalam Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirim upeti ke Kerajaan Mataram dan tentang seorang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggagalkannya, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke Kerajaan Melayu yang disebut serangan Pamalayu dan memerintahkan seorang empu membuat keris sakti yang dipakai untuk membunuh Rangkayo Hitam.
Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat menuju Kerajaan Mataram guna menggagalkan rencana itu. Saat di daerah Mataram, Rangkayo Hitam bertemu empu yang lagi membuat keris dan bertanya untuk siapa keris tersebut, lalu empu tersebut menjelaskan bahwa itu akan dipakai untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi bernama Rangkayo Hitam, disitu juga ia menjelaskan kalau keris itu dibuat dari tujuh macam besi yang diawali oleh huruf P, dan akan sempurna bila dimandikan di tujuh muara.
Lalu Rangkayo Hitam merebut keris itu dan sang empu tewas di tangannya. Setelah mendapatkan keris, Rangkayo Hitam kembali ke Kerajaan Melayu untuk menyiapkan segala sesuatu jika Kerajaan Mataram menyerang nanti, ia juga menyempurnakan keris tersebut di tujuh muara, Hingga keris itu menjadi senjata sakti bagi Rangkayo Hitam.
Keris tersebut sering diletakkan Rangkayo Hitam di sanggul rambutnya sehingga orang-orang menyebutnya dengan sebutan "Ginjai" yang dapat diartikan sebagai tusuk konde. Sampai akhirnya keris tersebut diberi nama Keris Siginjai.
Sebelum meninggal dunia, Orang Kayo Hitam memerintahkan pasukan gaibnya menjaga kesembilan kerajaan yang telah dibentuk dari segala macam serangan, bencana alam dan sebagainya.Kini pasukan gaib milik Orang Kayo Hitam dipercaya memiliki kerajaan di Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Indonesia. Salah satu lokasi yang kerap terjadi penampakan adalah danau Kerinci, di sana kerap ditemui prajurit setinggi pohon kelapa tengah berbaris.
Legenda Orang Kayo Hitam
Masih di sumber yang sama, Dikisahkan Orang Kayo Hitam mempunyai kekuatan yang tidak biasa, ia dianggap sebagai salah satu penguasa Jambi yang disegani kerajaan lain pada masa itu. Orang Kayo Hitam adalah anak dari Datuk Paduko Berhalo.
Dalam kisah raja-raja Jambi, Orang Kayo Hitamlah yang disebut sebagai pendiri kerajaan/kesultanan Jambi pada abad ke 14-15 Masehi. Kisah keberadaan Orang Kayo Hitam penuh mitos. Salah satunya soal kesaktiannya, serta kisah penaklukan Raja Jambi ke Tanah Jawa atau Mataram.
Makam Orang Kayo Hitam
Dilansir laman resmi Kemdikbud, makam Orang Kayo Hitam berada di Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada Situs Makam Orang Kayo Hitam ada beberapa peninggalan cagar budaya lain, yaitu: Struktur Bata Kuno/Candi 1 dan Struktur Bata Kuno/Candi 2.
Keunikan dari situs Orang Kayo Hitam ini adalah adanya beberapa tinggalan cagar budaya yang berasal dari dua masa yang berbeda (multi component sites). Pertama, adalah makam Orang Kayo Hitam dan makam Puteri Mayang Mangurai yang di mana merupakan tokoh penting di masa Kesultanan Jambi yang merepresentasikan masa Islam.
Kedua, masa Hindu Budha yang dibuktikan dengan adanya tinggalan struktur bata kuno yang diduga Candi Budha, dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya temuan pendukung yang antara lain berupa tangan arca dan arca kepala berwujud singa.
Di lokasi ini terdapat empat buah makam yang terdiri dari makam Orang Kayo Hitam, makam istrinya bernama Puteri Mayang Mangurai, makam kucing yang menjadi peliharaan Orang Kayo Hitam, dan sebuah makam baru. Makam baru ini merupakan makam orang yang dikuburkan pada saat terjadi banjir dan hanya lokasi itu yang tinggi sehingga tidak terkena banjir.
Makam-makam kuno ini mempunyai nisan dari batu andesit dan berukuran cukup besar. Berbentuk persegi dengan bagian atas berbentuk kurawal. Makam merupakan bangunan yang terdiri dari 2 bagian, depan dan belakang. Di bagian depan merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat segala keperluan peziarah yang berkaitan dengan ibadah, tempat pertemuan.
Denah bangunan belakang ini berbentuk empat persegi panjang dan berukuran 8, 20 m x 6,5 m. Bangunan belakang ini merupakan cungkup utama makam Orang Kayo Hitam berbentuk empat persegi panjang. Dan dalam bangunan cungkup beratap tersebut terdapat makam Orang Kayo Hitam, Puteri Mayang Mangurai, makam kucing peliharaan Datuk Orang Kayo HItam, dan makam masyarakat (umum).
Jirat makam Orang Kayo Hitam berbentuk persegi panjang berukuran 5,2 m x 1,5 m. Terdapat 2 buah nisan berbentuk kurawal di arah Utara - Selatan. Nisan terbuat dari batu andesit yang sudah aus permukaannya.
Itulah informasi tentang Orang Kayo Hitam, menarik bukan? semoga artikel ini bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Bagus Rahmat Nugroho, peserta Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video: Guru di Jambi Minta Maaf Seusai Viralkan Jembatan Rusak "
(mud/mud)