Banjir OKU Kali Ini yang Terparah Sejak 2016

Sumatera Selatan

Banjir OKU Kali Ini yang Terparah Sejak 2016

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Rabu, 08 Mei 2024 21:20 WIB
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, Rabu (8/5/2024).
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana/Foto: Istimewa
Palembang -

Banjir di Ogan Komering Ulu (OKU) disebut sebagai yang terparah dalam 8 tahun terakhir. Banjir parah di OKU sebelumnya terjadi pada 2016, saat debit Sungai Ogan juga naik setelah hujan deras.

"Banjir tahun ini sebagai yang terparah sejak 2016. Debit Sungai Ogan naik tinggi imbas hujan deras di OKU," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, Rabu (8/5/2024).

Nilai kerugian akibat banjir masih dihitung tim yang turun ke lapangan. Banjir menyebabkan satu jembatan gantung putus, beberapa fasilitas umum juga rusak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim BPBD, PU dan pihak terkait lain masih menghitung soal kerugian akibat banjir ini," katanya.

Ia menyebut sejumlah jalan yang sempat ditutup sudah dibuka kembali. Tim BPBD Sumsel juga sudah diturunkan untuk membantu penanganan banjir.

ADVERTISEMENT

"Penutupan akses jalan yang sempat dilakukan kemarin sudah bertahap dibuka. Tadi siang saya sudah hubungi tim yang turun ke OKU, akses jalan sudah dibuka," ungkapnya.

Iqbal menyebut akses internet di wilayah yang kebanjiran terganggu. Beberapa titik juga mengalami pemadaman listrik.

"Sampai saat ini jaringan listrik dan internet di OKU masih mengalami kendala. Pemadaman itu untuk antisipasi korsleting listrik," katanya.

Menurut Iqbal, tim di lapangan yang melihat kondisi banjir menyebut air sudah mulai surut. Hanya beberapa titik yang lokasinya rendah masih banjir. Pihaknya juga gerak cepat dengan memberikan bantuan obat-obatan, makanan, selimut dan sebagainya untuk warga terdampak.

"Kita juga sudah kirim perahu ke OKU untuk membantu evakuasi warga," katanya.

Ia menyampaikan BPBD OKU diminta membuat pemetaan wilayah banjir. Pemetaan itu untuk meminimalisir potensi banjir agar tak berulang.

"Perlu juga dilakukan pengerukan karena sungai mengalami pendangkalan.Kemudian pembersihan aliran drainase dan sebagainya agar air bisa mengalir," tutupnya.




(sun/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads