Sudah sebulan berlalu, tindak lanjut pemerintah terkait revitalisasi Pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) belum menemukan titik terang. Faktanya, para pedagang belum mengetahui kejelasan dari revitalisasi yang dilakukan hingga sekarang.
Koordinator Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun Pasar 16 Ilir Palembang (P3SRS Pasar 16 Ilir Palembang), Sudiro mengaku pada saat pertemuan dengan Pemerintah Kota Palembang beberapa waktu lalu belum ada kesepakatan yang pasti terkait perpanjangan Surat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) di Pasar 16 Ilir tersebut.
"Dari pertemuan yang dilaksanakan sebulan lalu, hasilnya hanya soal kesepakatan harga sewa dengan pedagang. Tapi untuk perpanjangan SHMSRS yang kita miliki ini masih belum jelas," ujarnya kepada detikSumbagsel, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut karena belum adanya kejelasan tersebut, para pedagang di Pasar 16 Ilir Palembang pun menilai pemerintah kurang memperhatikan bahkan terkesan cuek dengan masalah ini.
"Kalau seperti ini kami merasa pemerintah cuek dan tidak memperhatikan kesejahteraan para pedagang di Pasar 16 Ilir ini," tambahnya.
Sudiro mengatakan sejak awal pembangunan revitalisasi ini juga dinilai kurang koordinasi dengan berbagai pihak terkait nasib pedagang sehingga menimbulkan kebingungan dan keresahan seperti saat ini.
"Dari awal juga untuk sosialisasi dan musyawarah terkhusus perhimpunan kami itu belum ada sama sekali diadakan. Kita jadi bingung seperti sekarang bagaimana kejelasannya," tukasnya.
Selain itu, kata dia, banyak laporan dari pedagang-pedagang di pasar 16 mendapat intimidasi dari pihak PT. Bima Citra Realty (PT. BCR) terhadap pedagang yang tidak mau membayar biaya sewanya.
"Di antara masalah-masalah tersebut, ada juga intimidasi dari pihak PT. BCR terhadap pedagang, sebab kata mereka, kalau yang punya tempat tidak mau membayar maka akan digembok," ungkapnya.
Sudiro juga melanjutkan pihak PT. BCR juga sempat melakukan pemagaran di sekeliling gedung Pasar 16 Ilir sehingga menghambat jual beli di pasar tersebut.
"Sebelumnya juga kan itu PT. BCR tidak ada info atau imbauan tapi tiba-tiba memagari akses di Pasar 16 ini jadi para pedagang terhambat untuk berjualan sehingga akhirnya dirobohkan pedagang," sebutnya.
Di sisi lain, Sudiro menyebut para pedagang sangat setuju terhadap revitalisasi yang direncanakan asal jelas dan sesuai dengan yang diharapkan pedagang. Mereka menilai revitalisasi menjadi langkah bagus untuk pembangunan di Pasar 16 Ilir ini.
"Kami sangat setuju apabila ada revitalisasi di Pasar 16 Ilir ini, kami juga menginginkan untuk masalah ini secepatnya ada kejelasan dan koordinasi antara pihak terkait dengan pedagang sehingga tidak menimbulkan masalah-masalah seperti ini," tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh Achmad Rizqi Setiawan, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detik.com
(dai/dai)