Truk Batu Bara Menumpuk di Pelabuhan, Pemprov Jambi Belum Buka Jalur Darat

Jambi

Truk Batu Bara Menumpuk di Pelabuhan, Pemprov Jambi Belum Buka Jalur Darat

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Jumat, 22 Mar 2024 18:40 WIB
Operasional angkutan batu bara di Jambi dihentikan sementara.
Foto: Operasional angkutan batu bara lewat jalur darat di Jambi dihentikan sementara. (Istimewa)
Jambi -

Pemerintah Provinsi Jambi hingga kini masih menutup angkutan batu bara melalui jalur darat. Penutupan itu dilakukan sejak insiden kemacetan yang terjadi akibat tumpukan angkutan batu bara dalam proses bongkar muat di pelabuhan Batanghari beberapa waktu lalu.

"Kemaren kita sudah rapat evaluasi terkait macetnya truk batu bara di Kabupaten Batanghari pekan lalu. Hasilnya, pelabuhan PT Pelabuhan Universal Sumatera (PUS) di Jebak Jambi diminta memperbaiki dan menambah alat conveyor untuk mempercepat bongkar muat agar menghindari penumpukan kendaraan, biar jalur darat kembali dibuka," kata Karo Perekonomian Provinsi Jambi, Johansyah, Jumat (22/3/2024).

Diketahui jalur darat ditutup untuk angkutan batu bara dari mulut tambang Sarolangun maupun Merangin menuju pelabuhan di Batanghari. Sedangkan jalir dari mulut tambang Muaro Jambi masih dibuka dengan kuota kendaraan dibatasi agar tak menimbulkan macet di jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johansyah menerangkan, Pemprov Jambi juga membahas soal kesiapan di pelabuhan. Apalagi sampai saat ini pelabuhan di PT PUS dinilai belum siap lantaran alat bongkar muat masih rusak dan jumlahnya juga terbatas.

"Jadi tindaklanjutnya akan disesuaikan dengan amdal lalin yang dibuat oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Batanghari, yang mana ini belum bisa dibuka kalau PT PUS yang merupakan pelabuhan dari angkutan tambang belum dapat memenuhinya," ujar Johansyah.

ADVERTISEMENT

Pihaknya juga mengusulkan agar pintu masuk dan keluar pelabuhan harus dibuat berbeda di pelabuhan tersebut.

Johansyah juga mengatakan bahwa keputusan Pemprov Jambi untuk menutup jalur darat daerah itu harus diikuti. Hal itu agar tidak ada kemacetan di jalan umum, apalagi selama Ramadan dan mendekati Idul Fitri.

"Sebelum dibuka, kita minta jalan kendaraan di pelabuhan juga agar bisa dilebarkan. Selain itu, untuk alat yang terbatas dari 5 alat agar ditambah menjadi 10 alat. Lalu soal lampu penerangan jalan dibuat, dan kantong parkir diperlebar di kawasan pelabuhan," terang Johansyah.

Dia menjelaskan penggunaan jalur darat dan sungai yang diambil Pemprov Jambi untuk angkutan batu bara saat ini masih simulasi. Ini upaya Pemprov dalam menunggu jalan khusus yang dikerjakan berlangsung selesai.

Menurutnya, Pemprov Jambi juga tak mau ambil resiko jika menunggu jalur khusus selesai angkutan batu bara disetop selamanya, lantaran akan membuat dampak baru, apalagi batu bara menjadi salah satu pendapatan bagi daerah dan nasional, serta untuk pasokan listrik.

"Jadi kita minta segera poin evaluasi ini ditindaklanjuti, kita harap perusahaan tambang jangan beroperasi dulu menjelang PT PUS memperbaiki alatnya. Agar nantinya kita kembali evaluasi kembali ketentuan selanjutnya bisa menampung itu. Intinya kita dari Pemprov ingin lihat kesiapan pelabuhan dahulu baru dievaluasi langkah selanjutnya, sampai jalan khusus bisa selesai," jelas Johansyah.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads