Demam Berdarah Dengue (DBD) di Palembang saat ini mencapai 490 kasus dengan 5 orang di antaranya meninggal dunia. Dinas Kesehatan Kota Palembang pun terus melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus DBD tersebut, salah satunya menggencarkan fogging gratis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan mengatakan kasus DBD di Palembang pada pekan ketiga bulan Maret ini mulai mengalami penurunan dibanding pekan sebelumnya.
"Dari data yang kami lihat, masuk pekan ketiga bulan Maret ini, DBD di Palembang hanya ada 8 kasus dibandingkan Minggu sebelumnya yang mencapai 46 kasus," katanya kepada detikSumbagsel, Selasa (19/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudhi menjelaskan penurunan ini terjadi karena kerja sama antar masyarakat dan Pemerintah Kota Palembang yang menyiapkan fogging gratis di seluruh warga Palembang.
"Peran aktif Pemerintah Kota Palembang dan tingginya angka kewaspadaan masyarakat terhadap DBD membuat kasusnya jauh menurun," ungkapnya.
Yudhi menjelaskan dari kasus DBD di Palembang ini rinciannya yakni 242 laki-laki dan 248 wanita. Kasus DBD tertinggi di Palembang berada di Kecamatan Sukarami dan terendah ada di Kecamatan Bukit Kecil Palembang.
Sementara untuk kasus kematian sepanjang 2024 ada 5 korban jiwa terdiri dari 4 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.
"Kasus DBD tahun 2024 ini juga sudah menimbulkan korban jiwa, jadi walaupun kasus ini menurun warga harus waspada dan tidak boleh menganggap enteng," tegasnya.
Dia juga menambahkan masyarakat harus bisa mewaspadai penularan kasus DBD. Adapun ciri-ciri seseorang terkena DBD yakni demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, nyeri seluruh badan dan sakit kepala atau pusing, kemudian muncul bintik-bintik merah di badan.
"Jika sudah terkena gejala seperti itu, segera pergi ke Puskesmas atau rumah sakit agar mendapatkan pertolongan pertama," ungkapnya.
Untuk mencegah terjadinya DBD, pihaknya pun sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Palembang. Di antaranya menganjurkan untuk menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti.
"Kita imbau masyarakat untuk mencegah DBD dengan cara-cara itu," tutupnya.
(dai/dai)