Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan mengalami penurunan. Sebelumnya tren kasus memuncak pada 8 Maret 2024, mencapai 1.449 kasus. Angka ini tertinggi selama 5 tahun terakhir.
"Pasien terbanyak dari Palembang dan Musi Banyuasin (Muba). Kalau Palembang jadi lokasi rumah sakit rujukan tertinggi DBD dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Makanya kalau di data Palembang tertinggi. Untuk Muba meningkat usai banjir melanda beberapa waktu lalu," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (P2PM Dinkes) Sumsel, Muyono, Kamis (14/3/2024).
Berdasarkan data distribusi kasus DBD di Sumsel, penderita di Palembang sebanyak 219 pasien dengan kasus meninggal ada 5 orang. Kemudian tertinggi kedua dari Muba mencapai 193 kasus per 8 Maret 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari semua kasus DBD ini, 90 persen penderita dinyatakan tidak bergejala berdasarkan diagnosa klinis. Kondisi ini bisa terjadi karena imunitas tubuh dalam kondisi baik," tuturnya.
Menurutnya, kasus DBD yang asimtomatik atau kondisi penyakit tidak bergejala dapat diketahui lewat rapid test menggunakan antigen NS1. Yakni pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan protein non-struktural 1 (NS1), protein yang dimiliki virus Dengue.
"Dari 90 persen penderita asimtomatik, virus DBD baru diketahui dari pengecekan darah dan rapid tes NS1. Sebab apabila DBD ditangani terlambat, risikonya adalah kematian," ungkapnya.
Untuk kasus DBD tertinggi ada di Palembang, penularan DBD paling banyak tersebar di Kawasan Sabokingking dan Kecamatan Ilir Timur II. Kondisi penularan meluas dipengaruhi lingkungan kotor dan keberadaan jentik serta sarang nyamuk.
Langkah paling ampuh dalam menekan kasus DBD selain kesadaran diri masyarakat setempat menjaga kebersihan lingkungan adalah mengendalikan produksi jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan pemantauan berkala dan pemberantasan sarang nyamuk untuk mengendalikan penularan vektor.
Penyemprotan Fogging tidak mengurangi jentik nyamuk. Efektivitasnya kurang dari 70 persen. Fogging hanya membunuh nyamuk besar, bukan jentik.
"Pengendalian tepat dengan pemberian larvasidasi (pemberantasan) jentik dengan menaburkan bubuk larvasida. Fogging lebih efektif untuk membunuh nyamuk dewasa. Penyebaran (DBD) akan berhenti apabila tidak ada lagi jentik berkembang," tutur Muyono.
(des/des)