Melakukan donor darah termasuk perbuatan baik yang menyelamatkan nyawa seseorang. Lantas, apakah hukum donor darah saat puasa?
Pertanyaan sederhana yang kerap muncul di bulan Ramadhan terkadang menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan boleh dan juga tidak. Perihal donor darah saat puasa sudah dibahas tuntas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama.
Penasaran seperti apa jawaban atas pertanyaan boleh tidaknya donor darah saat puasa. Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut Ini.
Bolehkah Donor Darah Saat Puasa?
MUI DKI Jakarta mengeluarkan fatwah bahwa donor darah saat puasa tidak membatalkan atau mengurangi pahala ibadah yang dilakukan. Bahkan berdasarkan sudut pandang fadilah atau keutamaan, menyumbangkan darah ketika sedang berpuasa termasuk amal saleh.
Umat Islam yang melakukan hal tersebut mendapat pahala dibandingkan amal saleh yang dilakukan di luar bulan puasa. Karena itu, puasa bukanlah halangan bagi muslim untuk mendonorkan darahnya.
Hukum Mendonorkan Darah
Dikutip Kemenag Gorontalo, hukum mendonorkan darah adalah makruh yang berarti dilakukan ataupun ditinggal tidak apa-apa. Hukum tersebut disamakan dengan berbekam atau mengeluarkan darah kotor dari kepala dan anggota tubuh lainnya.
Alasannya karena berbekam ataupun donor darah dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas dan berakhir membatalkan puasa. Dalam sebuah hadis menceritakan tentang orang yang berbekam dan membekam yang berbuka puasa.
"Telah berbuka orang yang berbekam dan orang yang membekamnya," dari Ibnu Abbas RA (HR. Bukhari).
Adapun riwayat lain mengatakan bahwa "Rasulullah SAW berbekam dan beliau dalam keadaan berpuasa,"
Kedua hadis di atas dijadikan sebagai landasan hukum makruh ketika donor darah saat berpuasa. Karena khawatir kondisi tubuh menjadi lemas hingga berujung pingsan.
Tips Donor Darah Saat Puasa
Karena khawatir kondisi tubuh menjadi lemas ketika donor darah, maka ada beberapa tips yang dapat dilakukan. Berikut ini daftarnya:
1. Cukup Makan Sahur dan Berbuka
Asupan makanan yang cukup menjadi poin penting. Makanan memberikan pengaruh pada energi pendonor sehingga tidak mudah lemas dan pusing setelah mendonorkan darah. Setidaknya, pendonor mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral saat sahur dan berbuka.
2. Cukup Tidur
Selain makan, intensitas tidur harus cukup. Pada kenyataannya kondisi tidur berubah ketika berpuasa. Hal itu harus disesuaikan sehingga tetap terasa cukup. Pasalnya, tidur berguna untuk pembentukan sel-sel darah. Paling tidak, pendonor harus tidur minimal tiga jam di malam sebelumnya.
3. Cukup Minum
Tips terakhir adalah minum yang cukup. Kondisi tubuh membutuhkan cairan. Supaya tidak dehidrasi saat mendonor, wajib untuk cukup minum. Namun ketika berpuasa, minum terbatas. Jadi untuk memenuhi kebutuhan cairan harus dilakukan saat sahur dan berbuka.
Waktu Ideal Donor Darah
Adapun waktu yang ideal untuk mendonorkan darah adalah setelah berbuka atau salat Tarawih. Hal itu diungkap Kepala UDD PMI Pekalongan, Jawa Tengah. Sehingga bisa dijadikan solusi untuk muslim yang ingin mendonorkan darah namun khawatir puasanya batal.
Apabila yakin dengan kondisi tubuh dan mental, maka tidak masalah melakukan donor darah ketika berpuasa. Namun apabila tidak yakin, lebih baik memilih waktu donor setelah berbuka puasa.
Nah, itulah penjelasan mengenai donor darah saat puasa boleh atau tidak. Semoga membantu ya detikers.
Simak Video "Video: Warga Kamboja Ramai-ramai Donor Darah, Dukung Militer Lawan Thailand"
(csb/csb)