2 Petugas KPPS di Babel Meninggal Akibat Kelelahan Bertugas

Bangka Belitung

2 Petugas KPPS di Babel Meninggal Akibat Kelelahan Bertugas

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Rabu, 21 Feb 2024 09:30 WIB
Ucapan duka cita dari KPU Bangka Barat untuk anggota KPPS Suwandi yang meninggal dunia.
Foto: Ucapan duka cita dari KPU Bangka Barat untuk anggota KPPS Suwandi yang meninggal dunia. (Dok. KPU Bangka Barat)
Pangkalpinang -

Dua anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Provinsi Bangka Belitung (Babel), meninggal dunia karena kelelahan bertugas. Keduanya sempat dirawat di rumah sakit, namun akhirnya meninggal.

"Iya benar, dua anggota KPPS meninggal. Penyebab, keduanya ada penyakit bawaan, dikarenakan kelelahan bertugas sebagai KPPS menyebabkan jatuh sakit dan dirawat serta di operasi karena pembekuan darah di otak," kata Ketua KPU Babel, Husin kepada detikSumbagsel, Selasa (20/2/2024).

Dua anggota KPPS tersebut bernama Wahyudi (38), bertugas di TPS 003 Desa Air Pelempang Jaya, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung. Dia dilaporkan meninggal pukul 12.00 WIB, saat akan dilarikan ke rumah sakit, Selasa (20/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Kamis (15/2) subuh, pada saat bertugas Wahyudi sempat mengeluh sakit dan meminta beristirahat.

"Setelah selesai pungut hitung, (Wahyudi) sempat berobat jalan, terakhir dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia tadi sore," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Suwandi (54), anggota KPPS TPS 3 Air Belo, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Di saat hari pencoblosan, Rabu (14/2), pukul 17.00 WIB, Wandi mengeluh lelah.

Selanjutnya disarankan untuk beristirahat dan pulang ke rumah oleh anggota KPPS lain. Namun sesampainya di rumah, Suwandi jatuh pingsan hingga harus di larikan ke RSUD Muntok.

Karena mengalami pembekuan darah di otak, Suwandi kemudian di rujuk ke RS KIM Pangkalpinang untuk menjalani operasi. Operasi itu berjalan dengan lancar, namun di saat perawatan, dia meninggal.

"Yang bersangkutan ini dirawat di rumah sakit dan dioperasi karena pembekuan darah di otak. Setelah menjalani operasi dan perawatan medis, Beliau meninggal dunia sore tadi," timpalnya.

Ketua KPU, turut prihatin atas kejadian ini. Dia berharap kejadian ini tidak lagi terjadi di pemilu yang akan datang.

"Atas nama saya pribadi dan KPU Bangka Belitung mengucapkan belasungkawa sedalam dalamnya, saya sesalkan karena masih ada korban dari petugas pemilu kami, saya menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga," sebutnya.

"Harapan besar tentu tidak ada lagi korban karena pemilu digelar bukan untuk mengorbankan rakyat apalagi bagi penyelenggara pemilu. Maka pemilu ke depan harus tidak ada lagi korban. Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019 keadaan ini tidak jauh beda," tambahnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads