Sudah masuk tiga pekan atau selama 21 hari warga Kota Sungai Penuh harus berkutat dengan kegelapan selain Sungai Penuh warga di Kabupaten Kerinci juga sama. Sebab dari beberapa daerah yang terendam banjir di sana harus beraktivitas tanpa aliran listrik sejak banjir terjadi.
"Listrik padam yang sudah 3 minggu itu ada Kecamatan Hamparan Rawang dan Kecamatan Tanah Kampung, di dua kecamatan ini kan masih terendam banjir sampai sekarang, lalu ada juga di sekitar Danau Kerinci juga sama banjir masih melanda," kata Mahasiswa Jambi, asal Kerinci-Sungai Penuh, Habib Hidayat Putra kepada detikSumbagsel, Sabtu (20/1/2024).
Habib yang juga Presiden Himpunan Mahasiswa Sakti Alam Kerinci (HIMSAK) di dua daerah Ujung Paling Barat di Provinsi Jambi itu juga menyebutkan, jika bencana banjir di Kota Sungai Penuh dan Kerinci ini tentunya sudah banyak merugikan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contoh merugi itu pertama, banyak bangunan warga yang rusak ringan atau berat, lalu perekonomian warga terganggu karena lahan persawahan sudah terendam dan gagal panen, kemudian lagi aktivitas terhambat karena digenangi banjir, ditambah aliran listrik padam yang dirasakan warga pastinya," ujar dia.
Habib berharap Pemerintah cepat tanggap dan jadi pelajaran dalam kejadian banjir besar di dua daerah itu.
"Kita minta, pemerintah perbaiki aliran sungai, segera jalankan normalisasi sungai Batang Merao, lalu jadikan ini pelajaran besar agar banjir besar di Kerinci Sungai Penuh tidak terjadi lagi separah ini," ujar Habib.
Selain banjir, longsor juga jadi permasalahan. Selama ini, kata Habib, sudah tak terhitung lagi bencana longsor di dua daerah itu. Apalagi kini banyak hutan di daerah itu sudah banyak gundul beralih fungsi.
Hal itu berdasarkan data Tim Geographic Information System Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi. Selama 50 tahun tutupan hutan Kerinci hilang seluas 67.611 hektare.
"Jadi, tolong warga sudah merasakan dampak parah dari banjir ini, ekonomi susah, kehidupan makin susah, sawah gagal panen, aktivitas juga terganggu, banyak yang dirasakan dampak buruk dari banjir ini. Soal sampah, soal hutan tolong jadi perhatian dari pemerintah agar bergerak cepat dan bila perlu ketegasan, ini demi menjaga alam," sebut Habib.
Sementara, PLN ikut menanggapi soal pemadaman listrik itu. Menurut Manager Bagian Jaringan Kontruksi PT PLN UP3 Muaro Bungo, Rizal mengatakan langkah pemadaman listrik ini sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) keselamatan pelanggan.
"Ya memang di dua Kecamatan di Kota Sungai Penuh itu masih kita padamkan aliran listriknya ini masalah keamanan dan keselamatan ya karena tidak memungkinkan dengan kondisi air yang masih menggenangi daerah itu kita nyalakan takutnya sangat berisiko tinggi karena apa? Karena kandungan air juga penghantar aliran listrik yang sangat besar dampaknya berbahaya bagi warga tentunya," kata Rizal.
Sejauh ini, PLN UP3 Muaro Bungo yang membawahi 5 kabupaten dan 1 kota baik Kerinci dan Kota Sungai Penuh Jambi sudah mengambil langkah-langkah penanganan dalam kondisi banjir. Bahkan petugas PLN juga selalu kerap standby berada di lokasi bagian daerah terendam banjir.
"Nah untuk pemadaman jadi tidak semuanya padam, ada yang dinyalakan sekiranya daerah itu banjirnya sudah surut, itu kita nyalakan, namun kalau masih tinggi tentu kita padamkan. Kalau untuk Kecamatan tadi itu pasti sudah kita beritahukan pelanggan atau warga soal pemadaman ini dan warga pastinya menerima karena masalah keselamatan kan," ujar Rizal.
Namun sejauh ini, PLN memastikan jika aliran listrik di daerah Kerinci Sungai Penuh masih terjamin walau dihantam banjir besar.
"Seperti tempat-tempat yang sekiranya urgent itu pasti kita hidupkan atau nyalakan yang berjauhan dengan banjir, karena tempat-tempat pengungsian ataupun posko dan dapur umum itu tentu harus kita bantu pasokan listriknya, dan tentu harus jauh dari genangan banjir," sebut Rizal.
Sementara, berdasarkan data BPBD Jambi bahwa selama 3 pekan banjir yang melanda Kota Sungai Penuh-Kerinci sudah ada yang surut.
Meski begitu, BPBD mengimbau agar warga terus waspada karena bisa saja banjir besar akan kembali melanda mengingat kondisi intensitas hujan yang masih tinggi.
"Jadi kami hanya mengimbau agar warga bisa terus waspada, selain dari peringatan dini BMKG Jambi intensitas hujan baik sedang maupun lebat masih terjadi di Jambi terutama daerah Kerinci-Sungai Penuh sampai bulan Februari mendatang," kata Kasi Kedaruratan BPBD Jambi, Lailatul Qadar.
Pihak BPBD Jambi juga menyebut, bahwa saat ini untuk bantuan sembako juga sudah disalurkan ke warga yang terdampak. Bantuan berupa bahan pangan dan obat-obatan sudah disalurkan terutama dari BNPB juga Pemerintah setempat.
"Yang jelas sampai saat ini untuk Kabupaten Kerinci masih tetapkan status Tanggap Darurat banjir ya hingga tanggal 28 Januari 2024, dan Kota Sungai Penuh beralih jadi status transis pemulihan dari Tanggap Darurat banjir," sebut Lailatul.
Saat ini, berdasarkan dari data Pusdalops BNPB per tanggal 10 Januari 2024 ada sebanyak 10 kecamatan di daerah itu yang terendam. Sebanyak 6.611 Kepala Keluarga atau 19.415 jiwa ikut terdampak sedangkan 2 orang dilaporkan meninggal dunia dan 2 orang lagi Luka-luka.
Selain itu, untuk Kota Sungai Penuh tercatat ada 6 kecamatan di sana yang masih terendam dengan sebanyak 6.848 kepala keluarga atau 21.365 jiwa terdampak, kemudian 2 orang meninggal dunia dan 2 orang lagi luka ringan.
Dari data itu, jika ditotalkan keseluruhan jumlah jiwa yang terdampak dalam bencana banjir di Kerinci dan Sungai Penuh Jambi tersebut semuanya tercatat mencapai 40.780 jiwa. Total jiwa ini tentunya bertambah sangat tinggi.
(dai/dai)