Edi Suparman (35), penambang emas liar yang dilaporkan hanyut di Sungai Penetai, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci, Jambi, akhirnya ditemukan meninggal dunia. Operasi SAR kali ini masih dilanjutkan karena anggota Basarnas yang hanyut saat insiden perahu terbalik masih belum ditemukan.
Kapolsek Batang Merangin Iptu Julisman mengatakan korban Edi Suparman ditemukan tim SAR sekitar pukul 17.15 WIB, Kamis (18/1/2024).
"Sekitar pukul 17.15 WIB, korban ditemukan oleh masyarakat Desa Muara Hemat dan keluarga korban di hutan dalam Sungai Penetai dalam keadaan meninggal dunia," kata Julisman, Kamis (18/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku, korban sudah dievakuasi dan menunggu dijemput keluarganya untuk menuju rumah duka. Proses evakuasi ditaksir akan berlangsung selama kurang lebih 10 jam, untuk keluar dari lokasi karena melewati hutan dan medan terjal.
"Perjalanan saat membawa mayat keluar melewati jalan di hutan membutuhkan perjalanan diperkirakan 10-12 jam perjalanan mengingat saat ini musim penghujan sehingga jalan licin. Perjalanan dengan medan jalan yang terjal, mendaki dan menurun," ujarnya.
Sementara itu, Operasi SAR ini belum ditutup. Hal ini lantaran, tim SAR masih akan melakukan pencarian Agus anggota Basarnas yang hanyut saat misi pencarian ini.
Diketahui, saat insiden pada Minggu (14/1/2024), perahu karet yang digunakan tim SAR terbalik. Nahasnya, Agus terseret arus sungai yang sangat deras.
"Untuk korban yang hanyut dari Basarnas masih tetap dicari oleh Tim Basarnas, TNI/ Polri, masyarakat setempat," kata Julisman.
Misi pencarian terhadap Edi Suparman sendiri, dilakukan oleh tim SAR sejak Sabtu (13/1). Edi dilaporkan hanyut saat mendulang emas di Sungai Penetai, pada Jumat (12/1) malam.
Lokasi Sungai Penetai itu sendiri cukup jauh dari pemukiman warga. Wilayahnya sudah masuk Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Adapun perjalanan dari pemukiman Desa Muara Hemat ke lokasi melewati hutan dengan perjalanan memakan waktu 8 jam.
(dai/dai)