Madden Julian Oscillation (MJO) mulai aktif kembali di wilayah Indonesia bagian barat dan bergerak ke bagian ke timur. Akibatnya, sepekan ke depan akumulasi hujan yang tinggi akibat curah hujan di Sumatera Selatan (Sumsel) akan berdampak pada bencana hidrometeorologi.
Dari data yang disampaikan BMKG, intensitas curah hujan di Sumsel dalam beberapa hari ke depan kategori sedang hingga lebat. Curah hujan itu akan merata di seluruh wilayah Sumsel.
"Perlu kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor akibat dari curah hujan atau akumulasi hujan yang cukup tinggi," ujar Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stamet SMB II Palembang Veronica Sinta Selasa (9/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, dalam sepekan ini pasokan uap air di Sumsel cukup masif dengan aktifnya MJO serta adanya belokan angin dan konvergensi di sekitar wilayah Sumsel.
Diketahui, MJO merupakan suatu gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari Barat ke Timur dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari. Fenomena ini akan berdampak terhadap kondisi anomali curah hujan pada suatu wilayah yang dilaluinya.
"Hal ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan yang beberapa hari ke depan berpotensi cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas sedang-lebat. Diprakirakan akan terjadi antara hari ini (9/1) hingga 11 Januari kemudian pada 14-15 Januari," ungkapnya.
Tingginya curah hujan itu, katanya, akan membuat potensi bencana dalam sepekan ke depan semakin tinggi. Menurutnya, dibandingkan Desember, curah hujan pada Januari ini lebih tinggi.
"Secara akumulasi, sungai-sungai terutama di hulu telah meningkat debit airnya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah daerah di Sumsel telah alami bencana banjir karena debit air sungai yang naik. Diantaranya di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Rawas (Mura), Musi Banyuasin, Lahat, Empat Lawang dan lainnya.
(csb/csb)