12 Contoh Renungan Natal 2023 untuk Bacaan Bersama Keluarga

12 Contoh Renungan Natal 2023 untuk Bacaan Bersama Keluarga

Tim detikSumbagsel - detikSumbagsel
Jumat, 22 Des 2023 01:01 WIB
ilustrasi berdoa alkitab
Foto: Getty Images/rudi_suardi
Palembang -

Hari Natal biasanya diisi dengan beribadah dan membaca Alkitab bersama untuk direnungkan. Selain beribadah di gereja, keluarga-keluarga juga pada umumnya memiliki tradisi untuk membaca firman Tuhan bersama-sama di momen Natal.

Bacaan Alkitab yang direnungkan pada masa raya Natal umumnya tak jauh-jauh dari peristiwa kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Umat diajak untuk kembali mengingat kelahiran Sang Juruselamat sebagai anugerah keselamatan dari Allah bagi manusia.

Jika detikers ingin membaca renungan bersama di tengah keluarga, berikut 12 contoh renungan Natal 2023 lengkap dengan ayat yang dihimpun detikSumbagsel dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

12 Contoh Renungan Natal 2023 Singkat

1. Kado Natal

(Dikutip dari situs Bidang Teologi GKJW)

Bacaan: Yesaya 9:1-6

ADVERTISEMENT

Kado Natal apakah yang kita harapkan tahun ini? Baju baru, kendaraan baru, perhiasan baru atau kedamaian hati? Menjelang Natal, banyak umat Kristen akan mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pernak-pernik natal. Para orang tua juga memberikan kado natal kepada anak-anak.

Tidak salah menyiapkan dan memberikan kado natal kepada anak-anak atau saudara yang lain, tetapi kita tidak boleh melupakan makna Natal itu sendiri. Natal adalah kelahiran Yesus di tengah dunia, Allah yang menjelma menjadi manusia. Ia hadir di tengah kita membawa sukacita dan damai sejahtera. Itulah kado Natal yang sesungguhnya.

Bacaan kita di malam Natal ini berisikan nubuatan Yesaya akan datangnya Sang Terang pembawa keselamatan bagi Israel. Nubuat ini digenapi dalam tiga peristiwa penting. Pertama melalui Hizkia yang membawa perubahan baru dalam kehidupan bangsa Israel. Hizkia membangun kembali relasi hubungan bangsa Israel dan Allah yang selama ini rusak karena ketidaksetiaan Israel.

Kedua, nubuatan ini digenapi pada masa bangsa Yehuda kembali ke tanah Perjanjian. Mereka dipulihkan Allah setelah hidup sekian lama di tanah pembuangan Babel. Ketiga, nubuatan ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Dialah Allah yang menjadi manusia. Kedatangan-Nya di dunia adalah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Yesuslah yang disebutkan oleh Yesaya sebagai Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Ay. 5).

Di malam Natal ini, mari sejenak kita renungkan: Allah telah menganugerahkan keselamatan bagi kita melalui Yesus Kristus sebagai kado terindah bagi kita. Lantas kado apakah yang sudah kita berikan kepada Tuhan? Hati dan hidup kita yang sungguh mengasihi Tuhan dan sesama, itulah kado kita untuk Tuhan.

Kini mari kita sambut hari Natal dengan sukacita dan penuh syukur. Mari kita rayakan kelahiran Tuhan Yesus dengan komitmen iman bahwa kita senantiasa hidup kudus dan berkenan kepada Allah, sebab itulah kado terindah yang dapat kita berikan kepada Tuhan. Amin.

2. Allah Beserta

(Dikutip dari situs GBI Pasir Koja Bandung)

Bacaan: Yesaya 43:1-4

Bulan dan perayaan Natal tak hanya membawa sukacita. Terkadang momen Natal justru membuat kesedihan dan kesepian yang dirasakan seseorang menjadi dua kali lipat lebih terasa berat dan menyedihkan.

Ada yang sedih karena Natal mengingatkan akan pertengkaran kedua orang tua. Ada juga yang sedih karena Natal mengingatkan mereka akan sosok kekasih yang telah dipanggil Tuhan dan kehadirannya sangat terasa kosong di musim ini. Korban bencana alam yang merayakan Natal di tenda-tenda pengungsian pun dapat mungkin merasakan perasaan pedih, seolah Allah tidak beserta.

Emosi kita rentan terhadap segala bentuk pengaruh, sehingga tidak dapat dipercaya. Akan tetapi, kehadiran Allah di dalam hidup kita tidak ada hubungannya dengan perasaan kita. Allah datang ke dunia pada hari Natal untuk mengingatkan kita, bahwa Dia senantiasa menyertai Anda di mana pun dan di setiap musim hidup kita.

Apa pun kesulitan yang kita hadapi saat ini sehingga kita merasa sesak dalam tekanan, Allah mengetahuinya. Ia peduli dan menyertai kita melewatinya. Anda dan saya tidak sendiri!

Sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Natal menjadi momen yang membahagiakan. Mata saya lagi tidak tertuju pada trauma yang kami alami tetapi kepada Allah yang kini ada beserta saya. Tidak ada seorang pun menginginkan yang terbaik bagi Anda melebihi Allah. Berpalinglah kepada-Nya!

3. Penghiburan

(Dikutip dari situs GBI Pasir Koja Bandung)

Bacaan: Lukas 2:17-19

Bagi seorang ibu, melahirkan adalah sebuah kebahagiaan dan perjuangan hidup. Ketika Maria melahirkan, dia harus melahirkan di kandang domba, yang tidak pernah diharapkan oleh ibu mana pun. Namun, Maria harus rela melahirkan di kandang.

Apa yang berkecamuk dalam pikiran dan perasaan Maria saat itu? Mungkin bingung, sedih tetapi tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima kenyataan. Dalam kegundahan pikiran dan perasaannya, Tuhan memakai para gembala menguatkan Maria.

Ketika para gembala melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

Begitu juga dengan para Majus, mereka melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Di hari Natal ini, dengan kondisi dunia yang semakin membuat hidup susah, marilah kita memiliki sikap hidup seperti para gembala yang membawa kabar gembira bagi mereka yang hidup susah. Beritakanlah kabar sukacita tentang sang Juruselamat dunia. Marilah kita mempersembahkan yang terbaik.

Seperti para Majus memberi persembahan karena mengenal sang Juruselamat, berikanlah apa yang ada pada kita. Sehingga saudara-saudara kita yang kekurangan dan membutuhkan bisa menikmati berkat Tuhan Yesus. Berilah bukan karena kita kaya, melainkan karena kasih Kristus yang menggerakkan.

4. Mengubah Narasi

(Dikutip dari situs Renungan Harian)

Bacaan: Yohanes 5:19-47

Ketika peringkat menjadi patokan popularitas program acara yang ditayangkan lewat layar kaca, tidak sedikit penulis drama berseri yang mengubah alur cerita demi memuaskan keinginan penonton. Perubahan narasi pun pada gilirannya mampu mengubah ending, dari sedih menjadi bahagia. Perubahan kisah yang pada umumnya disukai oleh para penikmat drama.

Natal pada hakikatnya akan selalu mengingatkan kita kepada perubahan narasi yang dikerjakan oleh Sang Penulis Agung kehidupan (Kis. 3:15, NIV) atas hidup umat manusia. Kehadiran Tuhan Yesus ke dalam dunia sanggup mengubah kisah kehidupan orang-orang yang percaya kepada-Nya: dari dalam maut ke dalam hidup (ay. 24). Perubahan yang membawa kebahagiaan bagi kita yang hidup dalam anugerah-Nya.

Anugerah yang besar ini kelak menghadirkan kekekalan ketika hidup kita berakhir di dalam dunia. Keabadian yang menjamin kita bangkit dari kematian (ay. 21) untuk menyongsong hidup selama-lamanya (ay. 29) bersama dengan Kristus. Perubahan kisah kehidupan yang pastinya akan memuaskan jiwa kita sehingga terlalu sulit diungkapkan lewat kata-kata.

Akhir hidup orang percaya tak pernah dapat dipisahkan dari kelahiran bayi Yesus ke dalam dunia. Natal mengisyaratkan kehadiran Kristus yang terbukti mampu mengubah narasi kehidupan orang-orang yang hidup dalam kasih karunia Allah. Tonggak sejarah penting dalam hidup kita yang nantinya mengalami akhir yang berbahagia.

5. Intervensi Tuhan

(Dikutip dari situs Renungan Harian)

Bacaan: Lukas 1:26-38

Sepasang suami-istri hendak mendirikan panti asuhan. Misi mulia ini semula ingin mereka wujudkan ketika sang suami memasuki masa pensiun, sekitar delapan tahun berselang. Namun, tak disangka intervensi Tuhan membuat rencana itu harus dipercepat. Dibuat-Nyalah keadaan yang "memaksa" mereka untuk segera mendirikan panti asuhan. Delapan tahun berselang, sambil mengenang masa lalu sang istri berkata, "Untunglah ketika itu kita taat, karena kalau kita memulai sekarang, kondisinya tak memungkinkan."

Kita mungkin tak asing dengan ungkapan "manusia boleh berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan". Kita percaya ada faktor kehendak dan kedaulatan Allah, yang dapat membuat rencana kita berlangsung lebih cepat, lebih lambat, atau harus mengalami penyesuaian secara mendadak. Inilah yang juga terjadi dalam kehidupan Maria, yang sedang bertunangan dengan Yusuf.

Maria dan Yusuf mungkin sudah menyusun rencana untuk masa depan keluarga mereka, tetapi mendadak Tuhan mendatangi dan berfirman melalui malaikat-Nya. Secara manusia, rencana Maria bisa dibilang berantakan, tetapi Maria mengerti posisinya sebagai hamba Tuhan yang harus berserah diri pada kehendak dan rencana Allah.

Bagaimana dengan keadaan kita saat ini? Apakah kondisi kita seperti Maria yang harus beradaptasi dengan cepat, karena Tuhan mengintervensi hidup kita untuk melakukan sesuatu? Mari belajar merespons seperti Maria, karena kita ini adalah hamba-Nya. Biarlah lewat ketaatan dan kerelaan kita, Allah dapat menyatakan kemuliaan-Nya.

6. Operation Christmas Drop

(Dikutip dari situs Renungan Harian)

Bacaan: Yohanes 3:1-21

Operation Christmas Drop adalah sebutan misi kemanusiaan yang dilakukan oleh tentara Amerika Serikat setiap Natal tiba. Sasarannya adalah penduduk yang berada di kawasan pantai Mikronesia, khususnya di daerah Guam. Tradisi ini bermula dari lambaian tangan penduduk setempat ketika pesawat tentara AS lewat pada tahun 1951. Tentara AS pun menurunkan makanan melalui parasut, yang disambut dengan penuh sukacita oleh warga setempat. Kini, tradisi itu masih terjaga dengan melibatkan lebih banyak personel hingga lintas negara, dengan daya jangkau semakin luas.

Natal memang identik dengan berbagi kasih. Tindakan yang menjadi spirit dari Natal pertama, yang bermula dari kasih Allah kepada manusia, sehingga Yesus Kristus datang ke dunia melalui rahim Maria. Kasih yang terus terjaga hingga puncaknya, pengorbanan di kayu salib, supaya kelak setiap orang yang percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, akan mendapat jaminan kehidupan kekal bersama Dia di surga mulia. Allah pun menghendaki agar kasih yang telah kita terima dari Allah, kita bagikan kepada orang lain lewat kesaksian, perkataan maupun perbuatan yang memuliakan nama-Nya.

Bagaimana dengan kondisi kasih kita kepada sesama? Masihkah hal itu berkobar dari hati kita yang terdalam, karena rindu melihat orang lain mengalami jamahan kasih Tuhan, bertobat, bahkan mengalami kelahiran baru? Itulah panggilan "Operation Christmas Drop" yang sejati, di mana kita tak hanya berbagi kasih, tetapi membawa Kabar Baik kepada setiap orang yang membutuhkan Juruselamat!

7. Perjumpaan

(Dikutip dari situs Renungan Harian)

Bacaan: Lukas 2:8-20

Sudah menjadi kelaziman untuk menampilkan kisah kelahiran Yesus dalam setiap perayaan Natal. Kita diajak untuk kembali mengenang peristiwa besar yang menjadi tonggak sejarah keselamatan manusia yang sekaligus menandai eksistensi kekristenan. Namun, kenangan akan peristiwa tersebut kerap kali membuat kita tergelincir dalam pemikiran yang dangkal, bahwa kelahiran Yesus hanya merupakan satu momen yang pernah terjadi di masa lampau.

Yesus memang seorang tokoh sejarah. Kelahiran-Nya pun menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Akan tetapi, Dia bukan hanya menjadi sejarah dalam hidup orang yang mau membuka hati bagi-Nya. Kelahiran-Nya justru akan membentuk sejarah hidup seseorang, tepat setelah orang itu mengalami perjumpaan secara pribadi dengan diri-Nya .

Natal tidak seharusnya dipandang sebagai sekadar peristiwa sejarah masa lalu. Hari Natal merupakan dua kata yang berdimensi kekinian. Dimensi inilah yang membuka ruang perenungan bagi kita, bahwa Yesus harus menjadi bagian dalam keseharian hidup kita. Hidup dan karya-Nya akan selalu memberi warna dan membentuk sejarah hidup kita.

Tanpa kelahiran Yesus, kekristenan tidak memiliki dasar yang kuat untuk berbicara tentang keselamatan. Kelahiran Sang Juru Selamat harus dimaknai sebagai peristiwa perjumpaan yang berperan dalam pembentukan sejarah hidup seorang pengikut Kristus.

8. Kuncinya Penyertaan Allah

(Dikutip dari situs Renungan Harian)

Bacaan: Matius 1:18-25

Bagaimana reaksi Anda seandainya Allah hendak memberikan seorang bayi yang spesial dalam hidup Anda, dengan pesan bahwa kelak anak tersebut akan menjadi gubernur atau presiden di Indonesia? Tentu pesan tersebut sangat menggembirakan, meski sebenarnya juga dapat mendatangkan pertanyaan besar: Bagaimana dapat membesarkan anak ini dan memastikan dia agar kelak menjadi gubernur atau presiden? Bagaimana jika nanti yang terjadi tidak seperti itu?

Yusuf mungkin menghadapi dilema serupa saat mendengar bahwa anak yang sedang dikandung oleh Maria, yang harus diberinya nama "Yesus" kelak akan menjadi penyelamat umat Allah dari dosa mereka. Namun, syukurlah Allah tidak membiarkan Yusuf berada dalam kebingungan, dengan menyatakan bahwa kelak anak yang akan segera hadir itu akan disebut juga "Imanuel" yang berarti: Allah menyertai kita. Ya, faktor kunci inilah yang kelak akan menjadi penentu kehidupan Yesus di dunia ini, sampai Ia menggenapi rencana Bapa di surga dengan berkorban di kayu salib, untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

Bagi kita para orang tua, kita meyakini bahwa Allah punya rencana bagi anak yang Allah berikan kepada kita. Tentu kita harus melakukan bagian kita sebagai orang tua dengan sebaik mungkin. Namun, jangan pernah lupakan faktor kunci yang membuat rencana dan kehendak Allah digenapi dalam hidupnya: penyertaan Allah. Perkara yang sama dapat terjadi dalam bidang kehidupan lainnya, karena jika Allah menyertai, maka kehendak-Nya pasti digenapi atas kehidupan umat-Nya.

9. Peka Terhadap Kehendak Tuhan

(Dikutip dari Sabda Bina Umat GPIB)

Bacaan: Matius 1:18-25

Kerlap-kerlip lampu di malam Natal membawa suasana romantis bagi setiap orang yang menyambut sukacita Natal Kristus. Ada yang mempersiapkan malam Natal dengan berbagi hadiah di antar anggota keluarga, ada juga yang melakukan refleksi bersama keluarga dan berbagai aktifitas lainnya. Setiap orang, setiap keluarga punya budaya tersendiri untuk merayakan malam menjelang Natal Kristus. Lonceng Gereja bersahut-sahutan, iringan lagu-lagu Natal yang merdu semakin menambah sukacita malam Natal.

Situasi masa kini sungguh sangat kontras dengan situasi menjelang Natal perdana. Sepasang tunangan yang resah, gelisah, takut dan cemas menanti kelahiran sang Bayi Natal itu. Betapa tidak, mereka belum terikat dalam lembaga perkawinan. Mereka baru bertunangan. Tetapi kini Maria sang tunangan sedang mengandung, bagaimana ini bisa terjadi? Mereka belum pernah berhu- bungan badan. Yusuf dalam kecemasannya untuk menjaga nama baik dirinya serta tunangannya, ia berniat menceraikan Maria dengan diam-diam (ayat 19).

Yusuf belum memahami bahwa bayi dalam kandungan sang tunangan berasal dari Roh Kudus (ayat 20). Bersyukur bahwa Yusuf seorang yang tulus hati, yang memiliki kepekaan rohani, sehingga ia mau mendengar suara Tuhan. Yusuf tidak bertindak menurut pertimbangan dirinya sendiri. Yesus lahir bukan buah dosa Yusuf dan Maria tetapi kandungan Maria adalah dari Roh Kudus. Bayi itu merupakan penyataan kebenaran Allah yang sejati bagi dunia.

Di malam Natal ini, marilah kita belajar dari Yusuf dan Maria. Mereka mau mendengar suara Tuhan bukan mengandalkan keinginan dan pertimbangan diri mereka sendiri. Kita boleh belajar untuk tulus seperti Yusuf dan Maria yang mau dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan di tengah dunia. Datanglah pada Tuhan Yesus. Siapkanlah diri kita masing-masing dipakai oleh-Nya untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

10. Taat Walaupun Sulit

(Dikutip dari Sabda Bina Umat GPIB)

Bacaan: Matius 2:14-15

Yusuf pun bangun dan mengambil Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir (ay.14; TB2). Mungkin Mesir telah menjadi tempat pelarian bagi orang Yahudi bila menghadapi persoalan berat. Tetapi menyingkir ke Mesir dengan membawa istri dan anak yang masih kecil membutuhkan keberanian dan kekuatan ekstra. Yusuf melakukannya karena mau taat kepada Allah yang memerintahkannya. Walaupun sulit dan berat jalan yang ditempuh, tetapi Yusuf yakin bahwa Tuhan menyertainya.

Itulah keputusannya sejak Tuhan menemuinya dalam mimpi, dan anak yang dilahirkan Maria itu adalah Imanuel yang berarti Allah menyertai kita. Sejak itu Yusuf yakin Tuhan menyertai ke manapun ditugaskan. Tentu Yusuf selalu berkomunikasi, dan bertemu Tuhan dalam mimpi, sehingga mengetahui tindakan yang harus dilakukan.

Adakalanya Tuhan membiarkan kejahatan berlangsung dan kita alami tetapi sering juga Tuhan bertindak menghalangi kejahatan menimpa kita. Kita perlu menaati-Nya, sebab seringkali kita belum tahu apa yang harus kita lakukan dalam suatu peristiwa, tetapi bila kita yakin Dia menyertai langkah kita dalam ketaatan, Dia juga tetap mengatur sejarah hidup kita, bahkan sejarah dunia, membuat kita lega berjalan bersama-Nya.

Allah dapat memakai apa dan siapa saja untuk mewujudkan kehendak-Nya. Ia adalah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Tak ada yang dapat menghalangi rencana-Nya. Bila Herodes menduga bahwa Yesus telah terbunuh dengan membunuh anak-anak di Bethlehem tetapi ternyata Yesus telah dibawa Yusuf menyingkir ke Mesir. Allah melebihi rencana manusia. la tahu rencana manusia dan la bertindak tepat pada waktu-Nya.

Taat, setia, bertekad yang bulat untuk mengikut Tuhan dalam perjalanan hidup di dunia ini, itulah yang harus kita tunjukkan dalam kehidupan kita. Terpujilah Tuhan. Amin.

11. Komitmen dan Tanggung Jawab Orang Tua

(Dikutip dari Sabda Bina Umat GPIB)

Bacaan: Matius 2:13

Yesus telah lahir, semua orang larut dalam sukacita menyambut dan merayakan kelahiran-Nya. Bahkan para Majusi dari Timur pun harus rela berjalan jauh datang untuk menyembah-Nya. Orang Kristen masa kini pun terus merayakan Natal kristus dalam kehidupannya. Di Gereja kita pun terpanggil untuk beribadah merayakan hari Natal II. Merayakan bukan sekadar sebuah kegiatan seremoni, pesta dan aktifitas lainnya. Akan tetapi, Natal merupakan sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri dan membangun komit men serta tanggung jawab yang baru dalam Tuhan Yesus. Oleh karena itu, wajiblah bila banyak orang tua yang membawa anak-anak mereka di hari Natal kedua untuk dibaptis.

Bacaan kita ini menyatakan sebuah komitmen dan tanggung jawab sepasang orang tua untuk menyelamatkan anak mereka dari ancaman pembunuhan yang keji. Yusuf dalam kepekaan imannya diperingatkan oleh malaikat Tuhan untuk segera bangun dan pergi membawa tunangan dan anaknya ke Mesir. Mesir, meskipun bukan sebuah tempat yang ideal namun ia berada jauh dari wilayah kekuasaan Herodes. Mesir mengingatkan kembali pada tindakan penyelamatan Tuhan Allah atas Israel, seperti kata nabi Hosea: "Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu."(Hos 11:1). Firman Tuhan ini hendak mengingatkan kita tentang kasih Allah yang menyelamatkan umat-Nya dari ancaman kebinasaan.

Pada hari Natal ini marilah kita belajar dari Yusuf dan Maria ketika menata komitmen dan tanggung jawab terhadap anak-anak serta terhadap keluarga kita. Tentu kita mempersiapkan kehidupan anak-anak kita dengan baik di dalam Tuhan Yesus. Apalagi di tengah berbagai korban kekerasan dan penelantaran terhadap anak yang marak terjadi hingga saat ini. Lindungilah anak-anak kita sebagaimana yang Tuhan Yesus kehendaki, "Biarkanlah anak-anak itu... datang kepada-Ku..." (Matius 19:14).

12. Mukjizat Natal

(Dikutip dari situs Renungan Harian)

Bacaan: Lukas 1:26-38

Di mata manusia, mukjizat ialah jika sesuatu terjadi melampaui hukum alam. Kita dibuat terheran-heran dan kagum serasa tak percaya hal itu bisa terjadi. Bagaimana mungkin? Serupa dengan respons Zakharia dan Maria (Luk. 1:18,34). Namun, sesekali ada baiknya kita memandang mukjizat mengandungnya perawan Maria dari sisi Allah. Bagi Allah itu tidak mustahil.

Allah itu Mahatinggi dan Mahakuasa. Tak terbatas. Hukum alam tak membatasi-Nya. Natal adalah saat ketika Allah yang Tak Terbatas itu menjadikan Diri-Nya terbatas. Masuk dalam rahim seorang anak dara. Dibatasi tubuh mungil seorang bayi. Dibalut lampin. Ditampung dalam palungan. Diancam bahaya kebengisan Herodes. Digendong, dijaga, dilarikan oleh Yusuf dan Maria. Pencipta menjadikan Diri-Nya terikat oleh hukum alam ciptaan-Nya. Yang mustahil itu sungguh terjadi. Itulah mukjizat Natal.

Natal menjadikan Yang Tak Terbatas mengunjungi dunia yang terbatas ini. Yang Ilahi tak berjarak lagi dengan yang insani. Mukjizat tak perlu dicari jauh-jauh. Kehidupan sehari-hari ini adalah mukjizat. Berfungsinya pancaindra, aroma harum bunga, manfaat nutrisi alami, senyum lucu sang bayi, berkat makanan, sentuhan persahabatan, semua itu adalah mukjizat kehidupan. Jangan dianggap sudah lumrah, itu anugerah! Kristus lahir. Imanuel, Tuhan beserta kita. Kini dan di sini.

Itulah 12 contoh renungan Natal 2023 yang singkat dan cocok dibaca dalam ibadah bersama keluarga. Selamat merayakan Natal, detikers!




(des/des)


Hide Ads